Pengarang: Jane Austen
Penerbit: Noura Books
Halaman: 372
Harga: Rp. 59.000 (saya dapet gratis, dikasih Melisa Mariani dalam event #BatchofKindness. Thank you!)
Review filmnya bisa dibaca di sini
Sir Walter Elliot adalah pemilik Kellynch Hall yang tinggal bersama dua puterinya: Elizabeth dan Anne, sementara putri bungsunya, Mary, sudah menikah dengan Charles Musgrove dan tinggal di Uppercross, tak jauh dari Kellynch. Sir Walter memiliki watak narsisis dan sangat mementingkan gengsi; sifat yang sama juga dimiliki oleh anak tertuanya, Elizabeth. Akibatnya, pengeluaran Kellynch Hall lebih besar pasak daripada tiang. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, Sir Walter pun memutuskan untuk menyewakan Kellynch Hall kepada orang lain, sementara dirinya, Elizabeth, dan Anne, akan tinggal di Bath yang lebih hemat uang. Namun, karena harus membantu adiknya yang pengeluh, Mary, dan juga sahabatnya, Lady Russell, Anne akan menyusul pergi kemudian.
Betapa kaget Anne kala mengetahui kalau penyewa Kellynch Hall adalah suami-istri Croft. Mrs. Croft adalah kakak dari Kapten Wentworth, pria yang delapan tahun sebelumnya pernah bertunangan dengan Anne, namun kemudian pertunangan mereka harus putus karena status Kapten Wentworth dianggap di bawah Anne.
Pertemuan dengan Kapten Wentworth tidak terelakkan, karena ternyata Kapten Wentworth memiliki hubungan dengan keluarga Musgrove, keluarga dari suami Mary. Anne, yang pada saat itu tinggal di tempat Mary, pun akhirnya harus berhadapan kembali dengan pria yang pernah dan masih dicintainya. Anne harus menekan perasaannya kuat-kuat karena tidak ada satu pun keluarganya yang mengetahui sejarahnya dengan Kapten Wentworth. Terlebih, Kapten Wentworth pun sepertinya kini membenci Anne.
Situasi semakin rumit ketika sepupu Anne, Mr. Elliot, hadir dan menyatakan ketertarikannya terhadap Anne. Mr. Elliot adalah ahli waris Kellynch karena ayah Anne tidak memiliki putera. Jika Anne menikah dengan Mr. Elliot, tentu Anne dan saudari-saudarinya tidak akan kehilangan Kellynch. Namun, bagaimana dengan cintanya terhadap Kapten Wentworth?
Apakah Anne sekali lagi harus mengutamakan keluarganya di atas cintanya?
Tapi saya merasa, pasti ada sesuatu yang lebih dalam dari ceritanya yang tidak tersampaikan dalam film. Maka, saya bertekad: Suatu hari saya akan membaca bukunya. Untung saja, akhirnya edisi terjemahannya keluar dan saya mendapat hadiah dari Melissa buku ini. Uhuy!!! Terima kasih, Mel!
Ya udah dong ya, saya segera baca bukunya.
Dan memang sih, bukunya jauuuh lebih menarik ketimbang filmnya. Memang, ada hal-hal dalam buku yang sulit diterjemahkan ke film, dan dalam kasus Persuasion ini, berupa pemikiran Anne yang dituangkan dengan cukup banyak di bukunya.
Anne ini tipikal orang pendiam, namun sebenarnya dia mengamati dan berpikir kritis. Tindakan yang dia ambil selalu berdasarkan pemikiran mendalam. Itulah yang menjadi dasar dirinya memutus pertunangan dengan Frederick Wentworth delapan tahun sebelumnya. Selain itu, banyak juga pemikirannya yang tertuang dalam buku, misalnya penilaiannya akan sosok Kapten Benwick dan Mr. Elliot, yang luput dari pemikiran orang lain di sekitarnya
Anne sebenarnya berada dalam posisi serba salah. Di satu sisi, dia adalah satu-satunya manusia berakal sehat di keluarganya yang terlalu mementingkan gengsi dan kurang memakai otak mereka dengan baik. Jika dia egois, tentu dia akan memilih menikah dengan Frederick Wentworth dan meninggalkan keluarganya saat itu juga. Sayangnya, Anne begitu mengasihi dan mengabdi pada ayahnya. Dia berpikir jauh dan menerima nasehat sahabatnya, Lady Russell, yang mengatakan kalau posisi Frederick Wentworth saat itu tidaklah cukup membanggakan untuk keluarga Anne. Akhirnya, Anne mengorbankan kebahagiaannya, walau kemudian ia tetap tidak bisa melupakan Frederick. Pengorbanan yang sepertinya sia-sia, karena ayahnya yang terlalu egois dan narsistik tidak pernah mengetahui pengorbanan Anne itu. Bagaimana bisa tahu, lha memperhatikan Anne saja dia malas!
Kondisi keluarga Elliot ini berbanding terbalik dengan keluarga Musgrove, yang menjadi tempat tinggal sementara Anne dan tempat Anne akhirnya bertemu dengan Kapten Wentworth lagi. Keluarga Musgrove begitu hangat dan terbuka. Anak-anaknya memiliki sifat ceria dan aktif. Dan terutama, mereka mengerti dan menghargai kelebihan sifat Anne. Satu-satunya yang jadi duri dalam daging di keluarga itu justru adik Anne, Mary, yang selalu mengeluh. Terlihat sekali kalau Anne sangat menikmati berada di tengah keluarga ini.
Persuasion, secara garis besar, menceritakan kisah Anne menemukan cintanya melalui kisah kehidupan sehari-hari yang cukup menarik. Karakter setiap tokohnya dikupas habis oleh Jane Austen, sehingga pembaca bisa mengetahui karakter berbagai jenis manusia. Ada yang tulus dan baik hati, ada yang terlihat muram tapi sebenarnya memiliki semangat belajar yang tinggi, ada yang dari luar terlihat baik tapi di dalamnya busuk, dan ada juga yang memang nyebelin luar-dalam *uhuk*ayah Anne*uhuk* hehe. Hal ini yang kurang terlihat di film, tapi begitu saya nikmati ketika membaca bukunya. Memang plot utamanya sederhana, tapi bumbu-bumbu yang menyertainya yang membuat buku ini menjadi karya yang berharga.
Sebagai karya sastra yang ditulis pada abad ke-19, cerita Persuasion cukup mudah diikuti dan tidak terlalu berbelit-belit. Penerjemahan untuk versi bahasa Indonesianya pun cukup baik, walau saya masih bingung dengan penggunaan istilah "pewaris" untuk "ahli waris" alias orang yang akan menerima gelar setelah pemegang gelar saat ini meninggal dunia. Mumpung Noura Books sedang mengeluarkan terjemahan buku-buku klasik dunia, tidak ada salahnya kalau kamu juga membeli dan membacanya.
knpa ya buku klasik yg diterjemahin? susah membayangkan settingnya. makanya sy lebig senang terjemahan buky buky baru
BalasHapusKarena buku klasik udah public domain, jadi murah ongkos nerbitinnya. Tapi baca buku klasik penting juga lho, supaya tahu sejarah. Dan kalo terjemahannya enak, bisa dinikmati juga. Ketimbang baca historical romance yang settingnya doang masa lalu tapi kelakuan tokohnya jaman sekarang banget. hehehe.
HapusYay, seneng deh klo kamu suka :) aku telat baca review ini hihihi
BalasHapusAku sendiri suka nonton adaptasi Jane Austen tapi gak begitu suka buku2nya, tapi memang kayaknya Persuasion ini menarik dan gak se-flat buku2 yang lain. Maybe someday I'll read it ;)
Suka mbak Mel! Dibanding Emma, aku lebih menikmati baca Persuasion. Kalo yang lain sih aku belum baca. Aku penasaran juga sama Mansfield Park nih. Dulu pernah nonton filmnya sedikit doang. Trims ya mbak Mel!
Hapus