Pengarang: Dita Safitri
Penerbit: Grasindo
Tahun terbit: 2014
Halaman: 208
Harga: Rp. 48.000 (Rp. 38.400 di bukabuku)
Sejak kecil, Serunai telah menjalani hidup yang berat. Yatim piatu, ia harus mengalami kecelakaan parah ketika kecil yang mengakibatkan tubuhnya menjadi lemah. Selain itu, sahabatnya, Kak Tara, juga menghilang secara mendadak sejak kecelakaan itu. Kini, setelah dewasa, nasib buruk belum berniat meninggalkan Serunai. Serunai baru saja dipecat karena menolak ajakan mesum bosnya. Beruntung ada Dera, sahabat Serunai, yang menawarkan pekerjaan sebagai guru privat kepada Serunai.
Albian Renggana atau Albi, adalah murid SMA bereputasi buruk. Ia kasar, gemar berkelahi, kebut-kebutan, dan bolos sekolah. Ia juga membenci ibu tiri dan saudara tirinya, Thalita, yang ia anggap ingin merebut kekayaan ayahnya. Adam Dirgantara, tunangan Thalita, bahkan sudah menjadi orang kepercayaan ayahnya, Fajar Renggana.
Pada mulanya, Serunai mengalami kesulitan mengajar Albi karena Albi sama sekali tidak berniat belajar. Albi malah cenderung kasar. Namun, beberapa pertemuan tak sengaja mereka akhirnya membuat Albi menurut. Albi bahkan menyukai Serunai, yang tadinya ia anggap lemah, namun selalu hadir menolongnya.
Albi kemudian tertimpa satu masalah di sekolah yang ternyata berhubungan dengan Serunai. Serunai kini dipaksa untuk menghadapi kembali masa lalu yang ingin ia lupakan. Selain itu, sahabat masa lalu Serunai, Kak Tara, juga muncul kembali.
Rahasia masa lalu apa yang dimiliki Serunai? Bagaimana kisah Serunai selanjutnya?
Yang terasa kurang, mungkin karena halamannya begitu sedikit, penulis sepertinya kurang mengeksplor emosi para tokohnya. Jadi, kalau untuk ukuran novel romance, novel ini kurang menggigit. Saya sebenarnya berharap interaksi antara Albi dengan Serunai bisa lebih "ramai". Selain itu, informasi mengenai penyakit Serunai juga kurang porsinya. Dan di bagian akhir cerita, sepertinya ada bagian yang dipotong dan dilompat begitu saja. Endingnya terasa hadir terlalu cepat.
Mengenai kemasannya, saya menyukai cover-nya yang cantik dan terkesan sendu. Namun, saya tidak menyukai font calibri yang digunakan untuk halaman isi. Saya rasa, Grasindo memang selalu memakai font ini ya? Di buku yang saya baca sebelumnya, Remedy, juga font-nya sama. Kurang nilai estetikanya kalau menurut saya pribadi.
Namun demikian, secara umum, saya cukup menyukai novel Perempuan Langit ini. Novel ini bisa kamu baca kalau kamu menyukai kisah yang tidak tertebak.
Buku ini saya dapat dari goodie bag Talkshow From Bloggers to Writers BBI, buntelan dari penerbit Grasindo. Terima kasih atas kesempatan bisa mengenal karya Dita Safitri
Buku ini saya dapat dari goodie bag Talkshow From Bloggers to Writers BBI, buntelan dari penerbit Grasindo. Terima kasih atas kesempatan bisa mengenal karya Dita Safitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini