Pengarang: Chitra Banerjee Divakaruni
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2008/2009 (Indonesia)
Halaman: 493
Dropadi adalah seorang putri yang spesial sejak lahir. Ia lahir dari dalam api bersama kembarannya, Drestadyumna. Ia berkulit gelap, tidak seperti perempuan bangsawan pada umumnya. Selain itu, ia memiliki rasa ingin tahu dan keras kepala, sifat yang tidak sepantasnya dimiliki oleh seorang putri raja. Ia kerap merasa kecewa karena diperlakukan berbeda dari kembarannya, Dre, yang dipersiapkan ayahnya, Raja Drupada, sedemikian rupa untuk memenuhi takdir untuk membalas dendam ayahnya kepada guru pangeran Hastinapura, Drona. Namun demikian, Dropadi menghabiskan masa kecilnya dengan bahagia bersama Dhai Ma, pengasuhnya yang setia dan menggantikan sosok ibu baginya. Sampai suatu hari, Dropadi mengunjungi seorang peramal di hutan.
Kau akan mengawini lima pahlawan terbesar pada masamu. Kau akan menjadi ratu segala ratu, dicemburui semua dewi. Kau akan menjadi pelayan. Kau akan menjadi penguasa istana paling hebat, lalu kehilangan itu. Kau akan diingat karena menyebabkan perang terbesar pada masamu.
Dropadi akhirnya mengetahui suratan takdirnya, walau pada awalnya ia setengah tak percaya. Bagaimana mungkin seorang wanita memiliki lima orang suami? Namun, tidak butuh waktu lama baginya untuk mengetahui bahwa satu per satu, ramalan itu menjadi kenyataan.
Semua dimulai ketika Raja Drupada mengadakan sayembara untuk mencari calon suami bagi Dropadi. Arjuna, yang saat itu sedang menyamar sebagai brahmana, berhasil memenangkan sayembara dan membawa Dropadi kepada ibu dan saudara-saudaranya yang tinggal di pondok reyot. Kunti, sang ibu, kemudian menyuruh kelima anaknya menikahi Dropadi. Setelah itu, perjalanan Dropadi bersama keluarga Pandawa yang sebenarnya merupakan ahli waris sah dari kerajaan Hastinapura pun berlanjut. Ada saat-saat sulit di mana Dropadi harus merebut hati ibu mertuanya, ada saat-saat senang ketika akhirnya Pandawa berhasil membangun Istana Khayalan yang merupakan istana terindah di dunia, ada saat-saat di mana harga dirinya harus terluka dan ia harus hidup dalam persembunyian, dan ada pula saat-saat di mana hatinya terasa mengkhianatinya, karena walaupun telah memiliki lima orang suami, sebenarnya hati Dropadi telah tertambat pada lelaki lain. Dan pada akhirnya, sampailah Dropadi pada takdirnya yang paling utama: menjadi penyulut perang besar antara dua kubu saudara di padang Kurukshetra.
Mahabharata merupakan epos asal India yang sudah sangat mendunia, bahkan di Indonesia pun ada versinya sendiri, yang sering kita lihat dalam bentuk karakter wayang dan kerap dipentaskan. Dulu om saya mengoleksi wayang golek Pandawa, dan setiap saya main ke rumahnya, saya selalu bermain-main dengan wayang-wayang ini. Kisah Mahabharata unik, karena konon kabarnya kisah ini benar-benar terjadi. Bahkan kejadian-kejadian penting dalam Mahabharata bisa diberi tanggal secara pasti (baca di sini). Selain itu, ada juga yang mengatakan kalau kelahiran 100 saudara Kurawa sebenarnya merupakan bukti kalau manusia sejak dulu telah mengenal teknologi kloning dan bahwa dalam perang di Kurukshetra, senjata-senjata nuklir sudah digunakan. Entah benar atau tidak, tentu hal ini semakin menambah daya tarik kisah Mahabharata, selain tentu ceritanya sendiri yang memang sudah penuh lika-liku dan intrik.
Mengesampingkan semua itu, karena kali ini saya menulis review dalam rangka posting bareng BBI April tema Perempuan, maka saya akan memfokuskan review saya kepada peran wanita, yaitu Dropadi, dalam Mahabharata. Untuk teman-teman yang belum tahu dan penasaran kisah Mahabharata selengkapnya, teman-teman bisa baca buku ini atau tonton saja serial Mahabharata yang sedang diputar ANTEVE setiap hari.
Dropadi dituliskan Chitra Banerjee Divakaruni sebagai wanita yang memang ditakdirkan menjalani hidup yang berat, walau akhirnya namanya akan diagung-agungkan sampai berabad-abad setelah kematiannya. Sifatnya tidaklah sempurna. Sebaliknya, ia adalah perempuan yang agak berbeda dari tipikal perempuan bangsawan pada masanya. Ia berkulit hitam. Ia menginginkan persamaan derajat dengan saudara kembarnya. Ia pintar dan cekatan. Dan yang terutama, ia berharga diri tinggi.
Kebersamaannya bersama para Pandawa membuatnya mampu menjadi bagian dalam peristiwa-peristiwa bersejarah. Namun demikian, sebenarnya ia bukan semata pemain, ia adalah penentu dari sejarah. Sikapnya yang keras kepala dan mudah tersulut emosi beberapa kali terbukti menimbulkan akibat besar, sampai akhirnya pecah perang Bharatayudha yang legendaris di padang Kurukshetra. Namun demikian, ia bukanlah orang yang menyebalkan. Membaca penuturan Dropadi a la Chitra Banerjee Divakaruni, kita akan melihat apa alasan Dropadi berlaku demikian dan bagaimana reaksinya setelah mengetahui akibat tindakannya pada seseorang. Seiring berlalunya waktu, kita akan melihat perubahan dalam diri Dropadi, bagaimana ia tumbuh menjadi wanita yang bijak dan menerima takdirnya dengan baik, walau takdir sepertinya tidak berlaku baik padanya. Dan pada akhirnya, ketika maut akhirnya menjemput, ia mampu menerimanya dengan tenang dan penuh kepasrahan.
Chitra Banerjee Divakaruni menurut saya berhasil menghidupkan sosok Dropadi dengan sangat baik. Caranya menjalin tiap adegan dalam Mahabharata dengan emosi dan cara berpikir Dropadi menurut saya sangat pintar dan menyatu dengan baik. Membaca Mahabharata dari sudut pandang Dropadi mengajarkan banyak kebijaksanaan.Dan terutama, betapa istilah "Di balik pria yang sukses terdapat wanita yang luar biasa" terasa sangat benar. Dropadi adalah sosok wanita yang berhasil mendapatkan tempatnya di tengah dunia yang didominasi kaum pria.
Untuk Baca Bareng BBI April tema Perempuan
menarik ya.. aku malah belum pernah baca/nonton kisah Mahabharata, jadi bener2 nggak familiar dengan ceritanya... jadi penasaran dengan sosok dropadi yang digambarkan di buku ini...
BalasHapusbanyak banget orang yang bilang buku ini tuh bagus...tapi belum pernah sempat baca ditambah gak pernah baca kisah mahabhrata juga
BalasHapusBuku ini sedikitnya 'mengobrak-abrik' bayangan manis seorang Drupadi. Duluuu, aku suka baca versi bergambarnya edisi khusus dari majalah anak-anak. Suka banget versi Dropadi milik Divakaruni ini... :D
BalasHapusAku malah dulu pas nonton di TPI ga suka Dropadi. Galak banget soalnya! Tapi lewat buku ini jadi ngerti sih jalan pikirannya. Make sense dia hobi ngomel2. Hehe..
Hapusaku udah baca buku ini tahun kemaren, kerennn emang. Tema feminis banget, antara menuruti tradisi atau kebebasan pribadi.
BalasHapusini belinya dimana ya? susah banget nyari buku satu ini:'(
BalasHapusHarus rajin-rajin ke sale Gramedia karena memang sudah nggak dicetak. Coba sering2 main ke Gramedia Food Court Plasa Semanggi atau Gramedia Matraman, kalau kamu posisinya di Jakarta. Kalau di luar kota, mungkin bisa pantau di twitter Gramedia. Aku beli ini di sale Gramedia cuma Rp. 10.000.
HapusMasih ada g yah kalo beli di anda mungkin gak??
HapusKalau saya beli bukunya boleh g?
BalasHapusUdh lama nyari buku ini g ketemu juga