Pengarang : Mia Arsjad
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Dira
dan Jun, bersama-sama Mayang dan Irwan, adalah kutu buku yang
bersahabat di SMP di Jakarta. Menjelang perpisahan, Mayang dan Irwan
harus pindah ke SMA di luar Jakarta. Hanya Dira dan Jun yang tinggal.
Namun, tiba-tiba Jun pun menghilang tanpa kabar, meninggalkan Dira
sendirian.
Satu tahun berlalu. Dira harus pindah
sekolah ke SMA di Bandung karena Mama mendapatkan pekerjaan di Bandung.
Masuk sekolah di tengah semester sungguh menyulitkan. Untung ada Tasha,
sesama kutu buku yang dengan segera menjadi teman Dira. Tapi, tiba-tiba
Dira melihat sosok cowok yang sangat ia kenal: Arjuna alias Jun!
Ia
memang Jun yang sama dengan Jun sahabat Dira dulu. Tapi, Jun yang ini
sungguh berbeda. Ia dingin, kasar, dan gemar tawuran. Jun yang ini bukan
Jun kutu buku yang suka jail. Dira takut pada Jun yang ini. Tapi Dira
merasa ada sesuatu yang Jun tutupi, yang membuat sifat Jun berubah 180
derajat. Apakah itu?
Mungkinkah Dira dapat membuat Jun berubah kembali
menjadi Jun yang menyenangkan yang dikenal Dira dulu?
Jun!!! mengingatkan saya kepada Runaway Ran, di mana kedua tokoh utama pria sama-sama berubah karena suatu kejadian di masa lalu. Namun, jika saya cukup menikmati cerita Runaway Ran, ketika membaca Jun!!! saya malah cenderung bosan. Padahal halaman buku ini jauuuuh lebih tipis dibanding Runaway Ran. Saya tidak bisa simpati pada Dira yang rasanya terlalu suka ikut campur dan cerobohnya kebangetan. Sementara itu, Juna malah tampil sebagai preman yang berprestasi secara akademik namun konyol. Terutama lagi, sekolah mereka tampil luar biasa konyol.
Kok sekolahnya konyol? Karena kok bisa-bisanya sekolah mendiamkan aksi tawuran siswa-siswanya? Ini sebenarnya sekolah apa sih, sekolah preman macam di film Crows Zero? Kalau iya, kenapa Dira bisa sampai nyasar ke sekolah seperti itu? Setiap sekolah, saya percaya, pasti tidak menghendaki tawuran dan tidak menghendaki sekolah tersebut terkenal karena reputasi buruk sebagai sekolah anak-anak geng. Bisa menurunkan pasaran doong.. Lalu.. di adegan ketika gengnya Juna disambangi geng sekolah lawan di depan sekolah, kok nggak ada usaha untuk membubarkan? Dari satpam kek, panggil polisi kek. Malah Dira yang harus usaha mengalihkan perhatian Jun supaya tawurannya tidak terjadi.
Saya juga kurang mengerti logika berpikir Jun dalam mencari solusi masalah yang dihadapinya. Kenapa harus lewat menjadi ketua geng dan menjadi yang terkuat? Bukankah ketika seseorang jadi yang terkuat maka semua orang akan mengincar dan mencoba mengalahkannya supaya bisa menggantikan posisi itu? Saya belajar dari komik Kung Fu Boy niiih..
Yah.. sebenarnya saya kecewa sih dengan novel ini. Mungkin novel ini memang dimaksudkan sebagai bacaan ringan yang bisa menghibur pembacanya. Tapi, kalau saya pribadi sih mengharapkan cerita yang menghibur dengan tetap masuk di akal. Dan itu kurang saya dapat dari novel ini. Mungkin di novel-novel Mia Arsjad berikutnya yaa..
saya juga kecewa sih pas baca buku ini :))
BalasHapuskapan hari nulis reviewnya di http://kireinasekai.blogspot.com/2013/02/review-novel-jun-mia-arsjad.html
Iya. Sayang yaa
Hapus