Pengarang: Jhumpa Lahiri
Penerbit: Bukukatta
Tahun terbit: 2014 (cerita terbit di The New Yorker 10 Juni 2013 dengan judul Brotherly Love
Halaman: 68
Harga: Rp. 15.000
Subhash dan Udayan adalah dua bersaudara yang sangat menyayangi satu sama lain. Walau memiliki sifat bertolak belakang, mereka saling menyayangi dan melindungi. Subhash, sang kakak, memiliki karakter kalem, penurut, dan tidak pernah membuat susah. Ia sangat pintar dan gemar belajar. Udayan selalu penasaran akan segala sesuatu. Buatnya, pelajaran yang ia terima di sekolah tak pernah cukup. Ia gemar bertualang dan selalu haus berita keadaan di luar lingkungannya. Jika Subhash meminta papan catur sebagai hadiah masuk universitas, Udayan meminta radio. Lewat radio itu, ia mendengar berita-berita mengenai perkembangan komunis.
Di tahun 1964, terjadi kerusuhan di India. Terjadi perang antara India dan Pakistan. Pemberontakan petani karena gerakan komunis juga terjadi. Situasi keamanan di India tidak menentu. Subhash yang melamar program Ph.D. di Amerika Serikat mengajak Udayan ikut pindah ke Amerika, namun Udayan menolak. Udayan percaya dirinya akan lebih berguna di India, mendukung revolusi yang sedang terjadi.
Di Amerika Serikat, Subhash hanya mengetahui kabar Udayan dan keluarganya berdasarkan surat Udayan. Terakhir, adiknya mengabarkan akan menikah dengan gadis yang dicintainya. Subhash merindukan Udayan dan India walau hidupnya di Amerika Serikat tentu lebih nyaman.
Akankah Subhash berhasil kembali ke India dan bertemu adik kesayangannya?
Novel Lowland ini adalah novel yang sudah berkali-kali saya lihat di Books & Beyond tapi nggak pernah saya beli walau sejujurnya covernya cukup menggiurkan. Saya kan pecinta cover novel minimalis dengan permainan tipografi gitu. Nah, Lowland ini ternyata berisi kisah Dua Saudara secara lebih lengkap!! Haiyah jadi makin pengen beli kan Na???
Oke, setop soal Lowland-nya, biarkan itu jadi kode saja buat yang mau menghadiahi saya buku *emang ada gitu??* Sengaja juga saya nggak memberikan link ke review Lowland di Goodreads supaya teman-teman nggak buka dan dapat bocoran cerita Dua Saudara ini. hehe. Kita balik ke review Dua Saudara saja yaa...
Dua Saudara ini mengingatkan saya akan novel Pulang-nya Leila S. Chudori. Sama-sama soal revolusi, sama-sama soal perbedaan cara pandang politik yang kemudian berakibat fatal. Hanya saja, di Dua Saudara ini, tokoh utamanya adalah kakak beradik. Memiliki adik seperti Udayan pastilah sangat sulit untuk Subhash. Subhash begitu menyayangi adik yang tumbuh bersama dengannya, berbagi cerita bersamanya. Namun, Subhash tidak bisa melawan ketika adiknya ternyata lebih memilih untuk "berjuang" demi rakyat India dan justru menilai Subhash pengecut karena lari ke Amerika. Udayan sendiri tidak bisa dibilang jahat atau bodoh karena memilih jalan hidup yang penuh bahaya. Pikirannya memang selalu resah dan penuh ide-ide revolusioner. Tidak ada orang yang dapat memilih otak macam apa yang ia dapatkan.
Hubungan dua saudara ini, walau singkat, diceritakan dengan cukup baik oleh Jhumpa Lahiri. Ada rasa cemas, sayang, namun juga menentang dalam diri Subhash terhadap adiknya. Saya rasa, Jhumpa Lahiri sangat piawai membangun emosi pembaca hanya dari tulisan yang singkat. Penggambaran setting India pada periode 1960-1970an pun cukup hidup. Kurangnya yaaa cuma itu... Singkat. Ngambang.
Untuk terjemahannya, ada bagian yang kurang mulus dan penggunaan kata yang janggal, namun secara keseluruhan cukup baik. Terima kasih kepada Bukukatta atas jerih payahnya menerjemahkan cerita pendek ini.
Buku ini dibaca dan diresensi dalam rangka Posting Bareng BBI Desember 2014 dengan tema Buku-buku Bukukatta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini