Pengarang: Dahlia Adler
Penerbit: Spencer Hill Contemporary
Tahun Terbit: 319
Harga: Rp. 184.000 (Opentrolley)
Buku berbahasa Inggris. Review dalam bahasa Indonesia karena diikutsertakan dalam Baca Bareng BBI Januari 2016.
Alexandra Duncan alias Ally adalah seorang cewek 18 tahun yang biasa-biasa aja. Dia siswa berotak encer yang punya impian masuk Columbia University--dan dia sudah diterima duluan, dan punya ayah yang menderita kanker kulit melanoma stadium 4. Yang membuatnya berbeda dari cewek biasa adalah sahabatnya sejak kecil, Vanessa Park, yang kebetulan seorang idola remaja yang sedang naik daun.
Walau bersahabat dengan artis terkenal, Ally tidak iri dan sama sekali tidak tertarik dengan dunia Van. Melihat Van harus berulang kali jatuh bangun demi lolos audisi--yang mana sering gagal cuma karena kenyataan kalau Van punya darah Asia, bukan karena kemampuannya--membuat Ally memandang semua orang di dunia gemerlap Hollywood berpikiran dangkal dan palsu. Sampai tiba saatnya Ally harus terjun ke dunia itu juga.
Pengobatan ayah Ally memakan banyak biaya, termasuk tabungan kuliah Ally. Ally harus mencari uang untuk membayar kuliah dan asrama di New York nanti. Van lalu mengusulkan agar Ally menjadi tutor SAT sekaligus asisten pribadinya. Bayaran yang diterima Ally akan cukup besar. Hanya saja, Ally harus siap berada di tempat syuting serial Daylight Falls, serial remaja yang dibintangi Van bersama aktor yang juga sedang naik daun, Liam Holloway. Walau tadinya Ally tidak ingin memedulikan Liam, kenyataan kalau Liam sangat tampan dan juga bersedia membayar dia mahal untuk jadi tutor bahasa Prancis Ally membuat Ally tak bisa mengalihkan perhatiannya dari Liam. Apalagi setelah mengetahui kalau Liam sama kutu bukunya dengannya dan memiliki masa lalu yang suram yang membuatnya mau tak mau harus menjalani dunia keartisan.
Tanpa bisa ditolak, Liam dan Ally menjadi dekat dan mereka memutuskan untuk mencoba berpacaran. Sayang, kemesraan mereka tidak berlangsung lama karena tak lama setelahnya, demi strategi mendongkrak popularitas Daylight Falls, Liam harus pura-pura pacaran dengan Van. Hubungan Ally dan Liam harus dirahasiakan dan Ally harus kuat melihat pacarnya bermesraan dengan sahabatnya sendiri.
Apakah berpacaran dengan artis Hollywood merupakan keputusan yang pintar? Bagaimana dengan masa depan Ally selanjutnya?
Nama Dahlia Adler sudah sering seliweran di laman update Goodreads saya. Banyak pembaca luar negeri memuja penulis yang juga blogger untuk Barnes & Noble ini. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk mencoba membaca karyanya. Saya cari-cari, harga bukunya kok mahal ya? Sampai suatu hari saya membuka Opentrolley dan menemukan harga yang masih masuk akal (baca: masih seratus ribuan, belum sampai dua ratus ribuan). Saya beli deh sekalian dengan spin-off-nya, Under the Lights.
Setelah buku tiba, barulah saya tahu kenapa harganya mahal. Ternyata buku ini diterbitkan oleh penerbit indie! Buku-buku indie memang lebih mahal harganya karena sepertinya tidak dicetak banyak. Yang membuat saya ngeh ini buku indie adalah kertas yang digunakan adalah kertas HVS, yang menyebabkan buku jadi beraaaaat.... banget. Beda sama buku-buku import lain yang biasanya enteng. Selain itu, cetakannya kurang bagus dan, untuk buku Behind the Scenes ini, tintanya luntur ketika kena air. Iya. EMOSI SAYA JADINYA!!! Sampai hari ini, urusan tinta luntur ini masih saya proses dengan Opentrolley, jadi doakan aja semoga saya bisa dapat ganti buku baru dengan cetakan yang lebih baru dan nggak luntur, karena pas saya coba ngebasahin buku Under the Lights, yang terbit setahun setelah Behind the Scenes, tintanya nggak luntur.
Cukup curhat tentang bukunya, kembali ke ceritanya. Behind the Scenes ini bisa dibilang ceritanya cukup dreamy: Cewek biasa aja bisa pacaran dengan artis terkenal yang gantengnya minta maap plus punya kelakuan serbasempurna. Ennngggg.... Nggak sempurna juga sih sebenarnya, tapi bisa dibilang dia sempurna untuk Ally karena Liam ini punya sifat yang berkebalikan dengan apa yang ada di pikiran Ally tentang artis-artis Hollywood muda dan terkenal. Namun demikian, buku ini asyik banget dibaca. Tulisan Dahlia terbukti disukai karena kemampuannya merangkai kata dan menciptakan karakter. Saya menikmati banget jalan pikiran Ally sebagai pencerita: kesehariannya, ketakutan-ketakutannya, rasa sayangnya pada Vanessa, dan juga perasaan terancamnya sebagai pacar rahasia Liam. Walau saya merasa Ally ini kadang berpikir terlalu jauh dan egois, saya merasa kalau dia masih bisa laaah jadi teman saya.
Karakter tokoh-tokoh pendukung novel ini juga macam-macam dan terasa hidup. Favorit saya adalah Vanessa, si artis yang ceria, nggak mudah putus asa, tapi sangat perhatian pada orang-orang yang dia sayang--di mana Ally ada di urutan pertama. Vanessa adalah tipe orang yang bakal langsung nyerocos kalau dia nggak suka dengan perbuatan kamu. Dia nggak bakal nggak enakan dan langsung blak-blakan, tapi itu karena dia sayang. Dan enaknya, teman kayak Van ini nggak betah lama-lama musuhan. Selain itu, ada juga Josh, sahabat Liam yang playboy dan tukang pesta banget. Mulutnya nggak sopan dan dia ngebikin Ally kebakaran jenggot (emangnya punya jenggot gitu?) tapi dia sebenarnya baiiiik.... Sweet bangeett... Dan asyiknya, di buku kedua, Under the Lights, Van dan Josh bakal jadi tokoh utama. Duh, udah nggak sabar deh buat lanjut baca. Untung udah sekalian beli. Hehehehe.
Selain Van dan Josh, para sahabat si dua tokoh utama, ada juga keluarga Ally yang selalu saling menguatkan satu sama lain. Saya suka ayah Ally yang bijaksana dan selalu ceria walau sedang immunotherapy untuk mengenyahkan sel kankernya. Interaksi mereka sangat hangat dan bikin terharu.
Intinya, nggak heran kenapa Dahlia Adler jadi favorit para pembaca luar negeri. Memang tulisannya asyik diikuti. Yang agak mengherankan, kenapa dia memilih menerbitkan secara indie, ya? Saya rasa dengan kualitas tulisannya, dia bisa masuk major dengan mudahnya. Kalau masuk major kan harga bukunya jadi lebih murah dan kualitasnya akan jauh lebih baik... Ya, kita tunggu aja ya.
Untuk Baca Bareng BBI Januari: Buku Pertama yang Dibeli di 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini