Kamis, 22 Januari 2015

Opini Bareng: Ekspektasi

Haloo!!!

Setelah lama nggak update blog ini, kali ini saya datang dengan posting dalam rangka acara baru Blogger Buku Indonesia (BBI) di tahun 2015. Namanya OPINI BARENG.

Jadi ceritanya, setiap bulannya, para anggota BBI akan diberi tema untuk dikembangkan jadi sebuah/beberapa tulisan dalam bentuk bebas. Bisa berupa daftar, bisa berupa curhat, bisa berupa resensi juga. Nah, di bulan Januari ini, temanya adalah EKSPEKTASI.

Berhubung masih suasana awal tahun (dan saya belum pos apapun di tahun 2015 ini--MAAFKAN!!!), saya mau membuat daftar buku-buku berdasarkan yang sudah saya baca dan saya ingin baca di tahun 2015 beserta komentar sayaberkaitan dengan EKSPEKTASI.

Sebelumnya, daftar buku yang saya baca di 2014 kemarin bisa dilihat DI SINI. Dan buku yang saya baca di 2015 DI SINI.




1.  Buku yang saya baca karena banyak orang yang bilang bagus:
Pulang - Leila S. Chudori. Ini adalah hadiah Secret Santa BBI tahun lalu dari si Lulu. Thanks ya Luuu!!!
Ternyata.... memang bagus, tapi saya nggak suka-suka amat. Agak meleset dari ekspektasi saya bahwa ceritanya bakal lebih kental nuansa politiknya. Ternyata, banyakan romance-nya. Mana adegan di lemari arsip itu buat saya "nggak banget" dan mendadak saya malah teringat adegan Primus-Desy Ratnasari di sinetron Cinta (abaikan!) hihihi. Aaanywaaay... Saya suka gaya tulisan Leila S. Chudori. Masih berharap bisa baca karyanya yang lain. 

2. Buku baru karya pengarang favorit:
Sabtu Bersama Bapak - Adhitya Mulya. Saya suka banget Jomblo dan Gege Mengejar Cinta. Juga Travelers' Tale yang salah satu tokohnya ditulis oleh Adhitya Mulya. Buat saya, candaan seorang Adhitya Mulya itu fresh, kocak. Pas salah satu layouter Gagasmedia ngasih bocoran kalau Adhitya Mulya bakal keluarin buku baru dengan tema hubungan anak-ayah yang sangat bagus, saya langsung nungguin deh.. Pas terbit langsung saya beli. Dan saya emang suka. Saya suka banget pandangan si Ayah akan tanggung jawab terhadap keluarga, baik secara materi maupun juga mental spiritual. Yang kurang, buat saya, candaan Adhitya Mulya kok malah jadi garing ya di buku ini?

3. Buku karya pengarang yang belum pernah saya baca karyanya sebelumnya:
Kei - Erni Aladjai. Kocak nih cerita di balik perkenalan saya dengan Erni Aladjai dan karyanya. Jadi, sejak novel Kei keluar, saya memang sudah tertarik beli bukunya, tapi tema politik dan kemanusiaan dengan penerbit Gagasmedia (penerbit buku Kei) kok kayak kurang nyambung ya? Gagasmedia kan terkenal dengan novel cinta-cintaan dan pokoknya yang penulisannya puitis mendayu-dayu gituu... Jadi saya masih menahan diri buat beli novel Kei.
Lalu, saya ikutan satu acara Gagasmedia dan saya bertemu seorang perempuan yang gaya bicaranya ada logat Indonesia timur-nya. Namanya Erni. Saya jadi peserta, dia jadi notulis. Kami ngobrol makin akrab, dia cerita soal kegemarannya nonton film Jepang dan sebagainya... Selanjutnya saya tahu kalau dia adalah pengarang buku Kei. Wah! Buru-buru saya beli bukunya. Mumpung saya masih akan beberapa kali ketemu pengarangnya, saya harus dapet tanda tangannya nih! (oke saya memang pemburu tanda tangan pengarang--tapi harus yang personalized yaa, yang ada tulisan "To Nana"-nya, bukan yang preorder ke penerbit)
Saya baca dong bukunya. Eeeh saya suka! Lalu Erni kasih saya buku lamanya, Ning di Bawah Gerhana, kumpulan cerpen, dan saya suka juga. Saya emang suka cerita-cerita berbalut nuansa lokal yang kental sih. Maklum, saya nggak suka jalan-jalan (karena takut naik pesawat, trauma beberapa kali terakhir naik pesawat nggak pernah terbang mulus), jadi kalau baca buku yang deskripsi tempat dan kebudayaannya kental, saya suka. Selanjutnya, di tahun 2014 juga, saya beli dan baca Dari Kirara untuk Seekor Gagak, buku Erni yang terbit di bawah Gramedia Pustaka Utama. Walau agak beda dari dua karyanya sebelumnya, saya tetap suka.

4. Buku yang dibaca karena sinopsisnya menarik:
Heart Attack - Clara Canceriana. Novel tentang kehidupan anggota boyband? Wuiiih pasti seru. Saya berharap bisa mendapatkan cerita soal perjuangan mereka meraih popularitas yang pasti nggak mudah, apalagi di Indonesia yang kebanyakan masih memandang boyband sebagai "maho". Saya juga berharap bisa mendapatkan cerita tentang seluk-beluk industri musik. Oiya, lagu Heartbreakers yang dikeluarkan penerbit juga ear-catching banget lhoo.. Etapi Ternyata... yang saya dapat malah cerita soal remaja cengeng yang kebetulan bisa jadi anggota pengganti sebuah boyband a la Korea dan permasalahan cintanya. Uuumm... bukan selera saya. Batal deh beli 2 novel lanjutannya..

5. Buku di luar genre favorit saya yang saya baca:
De Winst, De Liefde, Da Conspiracao - Afifah Afra. Sebenarnya bukan karena di luar genre favorit.. Saya suka kok baca Historical Fiction... tapi lebih karena nilai-nilai Islam di buku ini cukup kental. Banyak teman heran ketika saya memilih membaca buku ini, karena saya kan beragama Kristen. Tapi buat saya, buku bersifat menambah pengetahuan. Dengan membaca, saya bisa mengenal apa yang sebelumnya tidak saya kenal atau belum saya kenal dengan baik. Dan setelah baca buku ini, bukan berarti iman saya berubah kan?
Dan saya suka banget dengan buku ini, walau banyak kekurangan terutama di buku De Liefde. Buat saya, konfliknya yang njelimet cukup membuat saya penasaran untuk membalik tiap halaman dan langsung membaca buku lanjutannya setelah buku yang satu habis. Sayang, buku keempatnya belum terbit. Kapan niiiih??

6. Buku "kesempatan kedua":
Fly to the Sky - Nina Ardianti dan Moemoe Rizal. Ini adalah karya kedua Moemoe Rizal yang saya baca setelah Jump!
Saya nggak suka Jump! yang kasar bahasanya dan terlalu maksa buat menggambarkan kehidupan siswa-siswa kaya. Buat saya, Glam Girls series-nya Nina Ardianti-Tessa Intanya-Winna Efendi masih jadi juara laah..
Fly to the Sky adalah buku yang saya ingin baca karena banyak yang bilang bagus. Murni karena ceritanya, bukan pengarangnya. Ketika ada diskon Gagasmedia, saya pun beli. Dan baca. Daaaan... Ternyata ketimbang bagian Edyta yang ditulis Nina Ardianti, saya lebih suka bagian Ardian yang ditulis Moemoe Rizal. Mungkin karena Moemoe Rizal sendiri penggila dunia penerbangan dan Ardian adalah pilot kali yaa, jadi klop banget. Hehe. Two thumbs up lah! Sayang abis itu penilaiannya turun di Bangkok. Hihihi.. Ditunggu karya selanjutnya yaa... 

7. Buku yang "seandainya gue baca buku ini lebih cepat...":
Wonder - R.J. Palacio. Buku ini udah bertengger cukup lama di rak buku dan halamannya mulai berbintik-bintik kuning ketika akhirnya saya baca buat Baca Bareng BBI tema sicklit. Hahahaha. Saya males baca karena tema sicklit-nya kali yaa... Saya soalnya males baca buku di mana tokoh utamanya selalu menderita dan orang-orang di sekelilingnya selalu berusaha keras membuat dia sembuh atau menyenangkan hatinya. Tapi ternyata si Auggie, tokoh utama cerita ini, menyenangkan banget... Dan kisah kesehariannya juga asyik diikuti walau tentu banyak momen menyentuh hati. Sukaaaa!!!

8. Buku terbitan lama yang saya ingin baca di tahun 2015:
The DUFF - Kody Keplinger.
Udah lama banget pengen baca buku ini. Dua karya Kody Keplinger yang lain, Shut Out! dan A Midsummer's Nightmare sudah saya baca dan saya suka. Tapi The DUFF ini belum saya dapat karena nggak pernah dijual di Indonesia dan harga buku import di toko buku luar sedang naik karena USD sedang naik. Dan sekarang, filmnya sudah hampir keluar. Huhu.. Saya berharap bisa baca bukunya sebelum nonton filmnya.

9. Buku akan terbit yang saya ingin baca di tahun 2015:
Saint Anything - Sarah Dessen. Setelah melewatkan The Moon and More karena sinopsisnya kurang mengena di saya, saya nggak akan melewatkan Saint Anything. Karena apa? Sinopsisnya lebih menarik, tentang keluarga yang rusak karena kelakuan si anak emas yang mendadak berubah. Ada apa? Bagaimana kelanjutannya? Nah, ini yang saya penasaran buat baca.
Saya suka banget cerita keluarga yang ditulis Sarah Dessen. Along for the Ride dan Lock & Key adalah dua contoh buku yang mengangkat kisah seorang anak menghadapi keluarga yang berantakan. Menyentuh, tapi tetap natural. Tokoh-tokohnya nggak luput dari kekurangan, tapi entah bagaimana, akhirnya semua bekerja dengan baik. Sangat memotivasi pembacanya. Jadi wajar ya saya berharap cukup tinggi dengan buku Saint Anything?

10. Buku yang saya harap bisa saya tonton filmnya:
Good Omens - Neil Gaiman dan Terry Prachett. Kenapa? Karena saya nggak ngerti baca bukunya. Hihihi... Saya berharap kalau saya nonton filmnya saya akan lebih mengerti dan bisa menikmati humor sarkastis yang ditulis kedua pengarang. Dan tentu, melihat visualisasi akhir jaman yang ancur-ancuran itu tentu lebih seru ketimbang baca dan mencoba membayangkan sendiri.

Sekian opini saya tentang ekspektasi bacaan saya.
Buat teman-teman yang mau mengikuti daftar ini, silakan lho.. Bisa share pos kalian di komentar pos ini.



6 komentar:

  1. Sabtu Bersama Bapak jadi buku favorit aku tahun lalu, De Winst juga sudah masuk wishlist, tapi sayang belum kesampaian baca buku ini ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. De Winst enakan langsung baca sekali tembak.. makanya nungguin buku ke-4nya nih, buku terakhir. hehe

      Hapus
  2. poin 4 sama, diluar ekspektasi, harapannya sama kayak kamu na tapi aku punya seri lengkapnya XD
    poin 8 sama banget! pengen baca The Duff tapi..... semoga ada yg nerjemahin deh
    poin 9 semoga buku-bukunya sar4ah Dessen diterjemahin semua, gara2 kamu aku jadi suka baca tulisannya sarah Dessen :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tau niiih The DUFF mana nih The DUFF??? Siapa yang mau ambil terjemahannya? hehehehe...

      Hapus
  3. Good Omens kabarnya sih dulu mau dibikin TV seriesnya Na..cuma ga tahu deh kabarnya ilang gitu aja. Terus sekarang ada kabar mau dibuat drama radio. Eh, tapi bukunya ga susah2 amat sebenarnya dimengerti :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buatku, gaya ceritanya terlalu muter-muter. Nggak cocok sama selera. Trus endingnya kayak gitu gak ngerti intinya apaan. hahaha.

      Hapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...