Pengarang: Carolyn MacCullough
Tahun terbit: 2009 (Indonesia 2011)
Jumlah halaman: 420 halaman
Penerbit: Ufuk PressHarga: Rp. 59.900 diskon jadi Rp. 23.960 di bookoopedia
Tamsin Greene lahir dengan ramalan bahwa dia akan jadi Penyihir terkuat di keluarganya. Sayang, pada saat berumur 8 tahun, umur ketika seharusnya Talenta seorang Penyihir muncul, Tamsin tidak mengeluarkan Talenta apa-apa. Sejak saat itu, Tamsin selalu hidup dengan pikiran bahwa ia mengecewakan keluarganya. Tamsin ingin selalu berada jauh dari keluarganya dan menjalani hidup sebagai manusia biasa karena toh, ia memang hanya seorang manusia biasa.
Suatu hari, ketika bekerja di toko buku milik neneknya, Tamsin bertemu Alistair Callum, seorang profesor di NYU. Ia meminta tolong Tamsin, yang dikiranya sebagai Rowena (kakak Tamsin yang memiliki Talenta membuat orang menuruti kemauannya), untuk menemukan jam pusaka keluarganya. Didorong oleh keinginan untuk mengalahkan Rowena yang serba sempurna, Tamsin meminta bantuan Gabriel, teman masa kecilnya yang memiliki Talenta menemukan barang hilang dan melintasi waktu, untuk pergi ke tempat jam tersebut berada. Jam tersebut ternyata berada di masa lalu di rumah keluarga Tamsin dan dilindungi seorang Penjaga yang segera menyerang Tamsin. Namun anehnya, serangan tersebut tidak berhasil kepada Tamsin. Akhirnya Tamsin dan Gabriel berhasil membawa jam itu dan menyerahkannya kepada Alistair.
Disaat Tamsin mengira pekerjaannya telah berakhir dengan baik, ia malah menemui sejumlah keanehan. Penyerahan jam tersebut kepada Alistair ternyata adalah suatu kesalahan fatal, yang membuat orang tua Tamsin terpaksa menjelaskan kepada Tamsin kalau ia bukanlah penyihir gagal di keluarganya melainkan benar-benar memiliki Talenta yang spesial dan bahwa kini, keselamatan keluarga Greene dan keluarga penyihir lainnya berada dalam bahaya.
Siapa sebenarnya Alistair? Talenta apa yang sebenarnya dimiliki Tamsin? Berhasilkah Tamsin menyelamatkan keluarganya? Silahkan baca sendiri lanjutan ceritanya ya..
Pertama-tama, saya mau bilang dulu kalau sebenarnya cerita-cerita fantasi yang berkaitan dengan paranormal, sihir, makhluk-makhluk gaib itu sama sekali bukan favorit saya. Bukannya anti sih, hanya saja saya lebih menyukai cerita-cerita tentang kehidupan sehari-hari. Namun, tanpa disangka-sangka saya sangat menikmati buku ini. Alurnya yang cepat dan seru membuat saya tidak sadar terus membolak-balik halaman dan tahu-tahu saya sudah hampir menuntaskan buku ini. Sayang, buku ini adalah buku pertama dari sebuah serial (untungnya serial yang ini cuma terdiri dari 2 buku) dan buku lanjutannya belum terbit di Indonesia. Jadi agak-agak musti gigit jari deh menahan rasa penasaran. Semoga buku keduanya, Always a Witch, cepat terbit ya disini.
Yang menjadi karakter favorit saya dari novel ini adalah karakter Tamsin, yang digambarkan keras kepala dan pembangkang. Wajar saja mengingat dia adalah kambing hitam di keluarganya, apalagi dengan keberadaan kakak yang sempurna seperti Rowena. Dan karena ia baru menyadari kalau ternyata ia memiliki Talenta, maka seringkali ia kebingungan dalam menggunakan Talentanya dan tidak responsif. Maklum, selama ini keluarganya selain menutupi Talenta Tamsin, juga tidak membekalinya dengan cukup pengetahuan seputar aturan-aturan di dunia sihir. Tamsin seperti berada di dunia yang lain dari keluarganya.
Saya juga sangat menyukai tokoh-tokoh yang lain karena sifat-sifat mereka dan Talenta-talenta yang mereka miliki. Semua mencerminkan kepribadian yang tidak sempurna dan cenderung janggal namun tetap menyenangkan. Bibi Beatrice adalah yang paling kocak, terutama ketika di bagian masa lalu ketika ia berulang kali mencoba membekukan Tamsin.
Tidak banyak yang bisa saya review dari buku ini karena banyak rahasia-rahasia yang saya susah untuk menceritakannya tanpa membuka rahasia-rahasia yang lainnya dan akhirnya jadi spoiler banget. Yang pasti buku ini seru banget untuk dibaca. Namun, sebaiknya langsung beli dua buku sekaligus dengan lanjutannya (kalau sudah terbit) supaya tidak penasaran. Hehe..
Recommended untuk pecinta kisah paranormal dengan bumbu action yang tidak keberatan dengan akhir cerita yang mengambang (hehe).
sudah punya belum baca. dudidudidu. --"
BalasHapustapi menilik akhir cerita yg ngambang.. ntar dulu aja deh bacanya *ketiban timbunan
Hehe iya mending ditimbun dulu, kecuali kalo tahan nungguin lanjutannya. Baca serial emang deritanya disitu ya, nunggu lanjutannya keluar lama...
Hapusini lanjutannya udah keluar belum sih? sering denger klau buku ini bagus, juga termasuk buku yg harga-nya udah turun :D
BalasHapusgenre bacaan kak nana sama aku agak beda. udah bongkar review dari a sampai z (anggap aja z nya ada :P) belum ada satupun yang pernah aku baca. Ah, akunya aja kali ya yang jarang baca buku :P
BalasHapustapi buku-buku yang di review pada bagus. Jadi kepengen, kepengen punya semua.........
favorit si Li, nih. Nanti aku share ke dia ah, biar dia beli --dan aku pinjam-- :P
BalasHapuskalau saya, suka banget sama cerita fantasy :)
BalasHapusBakal masukin buku ini ke wishlist ketika buku keduanya udah keluar :))