Pengarang : Orizuka
Penerbit : Authorized Books
Tahun terbit : 2012
Genre : family, romance
Jumlah halaman : 296 halaman
ISBN : 978-602-96894-2-6
Harga: Rp. 44.000
----- Untuk Kontes Review Novel FATE -----
Saat nasib mempertemukan kita
Cerita bermula persis setelah kematian Jang Daegwan, seorang pengusaha asal Korea Selatan yang tinggal di Indonesia. Sebelum meninggal, ternyata Jang Daegwan, atau biasa dipanggil Jang Sajangnim (Direktur Jang), meninggalkan surat wasiat. Isinya adalah bahwa kedua anaknya, Jang Minho dan Jang Minhwan harus berkumpul lagi di Indonesia untuk kemudian berlomba menjadi ahli waris tunggal keluarga Jang. Masalahnya, anak sah Jang Daegwan sebenarnya hanya Jang Minho sedangkan Jang Minhwan adalah anak hasil hubungan gelap sang Sajangnim dengan pelacur asal Korea, Kim Yeon Hee. Beberapa tahun sebelumnya, ketika usia Minhwan masih 8 tahun, ia pernah dibawa ke Indonesia dan tinggal bersama keluarga sah ayahnya namun berakhir dengan pengusiran Minhwan kembali ke Korea karena istri sah Jang Daegwan, ibu kandung Minho yang kini sudah meninggal, membenci Minhwan. Sejak itu, Minhwan tumbuh menjadi pemuda yang pahit hatinya dan membenci keluarga ayahnya.
Walau membenci sang ayah, Minhwan tetap datang ke Indonesia karena ibunya menyuruhnya mendapatkan harta kekayaan keluarga Jang agar mereka tidak hidup melarat lagi di Korea. Awalnya Minhwan sangat kasar dan dingin karena ia tidak ingin dekat dengan keluarga yang telah mengusirnya. Namun, perlakuan Minho yang menyayanginya seperti adik kandungnya sendiri serta kehadiran Adena, si anak perempuan kepala pelayan keluarga Jang yang polos dan selalu menjadi objek penderita keisengan Minhwan, perlahan-lahan menghapuskan dendam Minhwan dan justru menimbulkan rasa sayang di hati Minhwan pada keluarga ayahnya ini. Sayang, ternyata Jang Daegwan masih menyimpan rahasia lagi yang selama ini ditutup rapat-rapat mengenai latar belakang Minhwan sebenarnya yang berpotensi menghancurkan kembali hubungan kedua kakak-adik yang sudah hampir rekat itu. Apakah rahasia itu? Baca sendiri novelnya ya!
Saat Indonesia bertemu Korea
Ini adalah novel kedua Orizuka yang saya baca setelah Oppa & I (dimana Orizuka berkolaborasi dengan Lia Indra Andriana) yang menggunakan tokoh dan setting Korea Selatan. Saya sangat menyukai novel Oppa & I sehingga ketika melihat novel lain karangan Orizuka ini dicetak ulang dengan cover baru, saya pun segera membelinya. Dan benar, saya pun sangat menyukai novel yang satu ini. Walau terasa ada kemiripan dengan jalan cerita Oppa & I yang juga bercerita tentang dua saudara dimana salah satunya membenci yang lainnya sedangkan yang lainnya justru sangat menyayangi saudaranya itu, saya merasa jalan cerita dalam novel Fate lebih kompleks dan dewasa. Maklum, tokoh-tokoh utama ceritanya memang sudah berusia 20-an.
Yang saya suka dari novel ini:
- Saya suka cara Orizuka bercerita yang menggunakan kosa kata baku namun tidak membuat ceritanya menjadi "mengganjal". Banyak novel Indonesia dimana penulisnya juga menggunakan kosa kata baku namun jatuhnya malah maksa dan menghilangkan kesan real cerita novel itu. Namun hal ini tidak terjadi pada novel Fate. Mungkin karena tokoh-tokohnya sebenarnya banyak bicara dalam bahasa Korea kali ya, jadi sudah seperti membaca chicklit terjemahan aja.
- Saya suka dengan kosa kata Korea yang bertebaran di sepanjang novel berikut terjemahannya yang ada di footnote sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti arti kosa kata tersebut (sekalian bisa belajar bahasa Korea dikit-dikit laah, lumayan buat bekal ngegaet Super Junior. Hehe). Penggunaan kosa kata Korea benar-benar membuat pembaca bisa merasakan nuansa Korea dalam cerita, termasuk informasi kalo ternyata orang Korea itu suka nyumpahin orang supaya mati ("neo jugeosseo!!").
- Saya menyukai kejutan-kejutan yang diberikan Orizuka sepanjang novel, yang perlahan-lahan muncul satu demi satu sehingga membuat cerita menjadi semakin seru saja. Awalnya saya sempat bingung dan bertanya-tanya karena belum sampai pertengahan kok sepertinya permasalahan antara Minho dengan Minhwan sudah selesai namun kemudian makin saya membaca ternyata konflik yang timbul menjadi semakin serius dan membaca novel ini pun menjadi semakin seru. Dari yang tadinya sekali baca cuma satu bab jadi bisa lima bab lebih. Hihihi.
- Saya juga suka dengan perkembangan karakter para tokohnya, terutama perkembangan karakter Minhwan. Minhwan mungkin bisa dibilang karakter favorit saya di novel ini. Habis dia lucu banget sih sifatnya, tapi juga nasibnya kasihan banget.. Jadi pengen narik Minhwan kesini buat dipeluk dan ditepok-tepok kepalanya deh.
- Terakhir, saya suka karena ada nilai moral yang bisa diambil dari cerita ini. Walau yang selalu diusung-usung dalam promosi novel ini adalah nilai kekeluargaan, namun di novel ini saya justru lebih menangkap pesan kalau kebaikan hati itu akan selalu menang melawan apapun dan mengajarkan pembacanya untuk bisa terus konsisten untuk berbuat kebaikan karena suatu hari nanti, baik ketika kita masih hidup atau sudah meninggal, semua itu pasti akan ada buahnya (salut sama Jang Sajangnim!!).
Namun, selain yang saya suka, ada juga beberapa hal yang membuat saya kurang sreg ketika membaca novel, yaitu *saya jangan dijitak ya.. mianhae..* :
- Typo error. Masih banyak nih, misalnya salah ketik huruf, yang nggak saya list juga kesalahannya dimana aja. Nggak nikmat dong bacanya ntar kalau setiap ketemu salah ketik malah dicatetin. Namun yang paling jelas sih di halaman 215, dimana di kalimat "ada ap" tiba-tiba dikasih footnote yang isinya "hwaiting = Semangat! (informal)". Lalu ada juga kesalahan penggunaan istilah "pewaris" dengan "ahli waris". Minho dan Minhwan adalah ahli waris Jang Daegwan, tapi di beberapa bab ditulis kalau mereka berlomba untuk menjadi pewaris. Pewaris adalah orang yang meninggal dan meninggalkan harta warisan kepada ahli waris, yang biasanya adalah anak dan pasangannya. Namun, di beberapa bab akhir, kesalahan ini sudah hilang karena kata yang digunakan adalah ahli waris, bukan pewaris lagi. Kesalahan ini banyak ditemui dalam novel-novel Indonesia karena memang sepertinya orang awam tidak terlalu mengerti perbedaan kedua istilah ini. Cuma aja saya dulu kebetulan kuliah hukum dan pernah ambil mata kuliah hukum waris, jadi mengerti.
- Orizuka memang rinci menceritakan mengenai tempat-tempat di Korea yang dikunjungi oleh Minho, Minhwan, dan Dena. Misalnya mengenai Cheonggyecheon dan Great East Gate. Namun ketika menceritakan mengenai tempat-tempat yang dikunjungi Minhwan dan Dena di Indonesia, Orizuka kurang menjelaskannya secara rinci. Misalnya saja mengenai kampus Dena, yang tidak disebut namanya dan tidak dijelaskan letaknya di daerah mana, hanya dikatakan jauh dari rumah keluarga Jang dan ada stasiun dan bis kuningnya. Daerah tempat tinggal keluarga Jang sendiri juga kurang dideskripsikan dalam novel, hanya disebut di Menteng. Memang mungkin Orizuka lebih rinci menceritakan Korea karena pembacanya adalah orang Indonesia yang mungkin sebagian besar belum pernah ke Korea, namun bisa saja pembaca novel ini juga belum pernah ke Jakarta sehingga gambaran rinci mengenai daerah-daerah di Jakarta juga diperlukan. Toh biar bagaimanapun, novel ini mengambil setting di Jakarta juga.
- Kurangnya ketertarikan Dena akan budaya bangsanya sendiri, sebagaimana digambarkan kalau Dena lebih mengikuti berita artis Korea ketimbang artis Indonesia, lalu bahwa Dena tidak terlalu mengerti pewayangan. Memang sih, pada kenyataannya banyak orang Indonesia yang juga tidak lagi mengenal budaya bangsa sendiri, namun saya berpikir sebaiknya novel, terutama yang dibaca oleh anak muda seperti novel Fate, memberikan teladan juga mengenai mencintai bangsa sendiri.
Final verdict-nya:
RECOMMENDED!!! Terutama buat pecinta K-drama dan yang pengen belajar bahasa Korea kilat (seperti saya).
Abis ini Infinitely Yours nih kayaknya.
halo nana, salam kenal :)
BalasHapussepertinya banyak yang rekomen Orizuka ini ya. walaupun jarang baca novel indonesia (ummm.. orizuka pengarang Indonesia kan ya??), tapi saya paling hobi nonton drama korea. sinetron mah lewat! hehehehe...
sepertinya buku ini bisa masuk daftar bacaan nih.
btw, silakan mampir di blog saya ya :D
emang bagus kok cerita2nya Orizuka. So far sih aku baru baca Fate sama Oppa&I, dan menurutku bagusan Oppa&I (padahal Fate menurutku juga udah bagus). Coba deh beli satu novelnya. Hehe. SAlam kenal juga!!!
BalasHapusNice ^ ^
BalasHapusthank you..
Hapusudah baca bukunya? bagus lho
covernya cantik :)
BalasHapusSimpel ya, dibanding cover lamanya.
Hapusiyah, covernya cantik banget..'n saya juga suka poin 1, penggunaan kosa kata baku tapi tetap luwes... nice review..:)
BalasHapusSaya kecewa dengan novelnya Ori yang ini, nggak jauh beda sama Oppa & I, kayak beda nama tokohnya aja, selebihnya hampir mirip
BalasHapusSebenernya bukunya yang ini udah lebih dulu terbit lho ketimbang Oppa & I, cuma baru cetak ulang aja. Emang menurutku ceritanya mirip, tapi Oppa & I lebih simpel.
Hapusnovel ini udah cetak ulang ya?
BalasHapusOMG!! aku bnr2 pengen baca buku ini, apalagi setelah bc review kk :3 tp di kotaku udh gk ada lg novel ini T.T
BalasHapusMinta sama Orizukanya aja.. twitternya @authorizuka soalnya ini dia terbitin sendiri. Jadi kalo beli sama dia langsung mungkin masih ada stoknya.
HapusWah, kalo aku justru baca fate dulu baru Oppa&I :D Yup emang hampir mirip, tapi lebih kompleks&dewasa novel Fate :)
BalasHapusTwo thumbs up pokoknya buat karya2 kak Orizuka... ^^
BalasHapus