Sabtu, 27 Juli 2013

Andai Kau Tahu

Judul: Andai Kau Tahu
Pengarang: Dahlian
Penerbit: Gagasmedia
Tahun Terbit: 2013
Halaman: 365
Harga: Rp. 50.000 (Rp. 40.000 di Bukabuku)


Tania sedang sial. Sudah mobilnya ringsek ditabrak seorang pria, sesampainya ia di rumah, ayahnya mengutarakan maksudnya untuk menjodohkan Tania dengan anak dokter Mahendra, kenalan ayah Tania. Ayah Tania, dokter Erlangga adalah seorang dokter sekaligus pemilik rumah sakit yang sukses. Sejak dulu, dokter Erlangga memang mengharapkan agar Tania mendapat jodoh yang pas yang sekaligus bisa mengurus rumah sakit ayah Tania. Namun sebaliknya, Tania benci dokter. Ia benci ayahnya yang selalu sibuk dan tidak peduli pada keluarga sehingga ia tidak mau dijodohkan dengan seorang dokter juga. Kesal, Tania memutuskan untuk minggat ke rumah kekasihnya, Hendrik, yang penyanyi band kafe. Sayang, Hendrik malah berlaku dingin. Tak butuh waktu lama bagi Tania untuk mengetahui kalau Hendrik sudah selingkuh darinya.

Sakit hati, Tania minggat lagi dari rumah Hendrik, namun kali ini ia tidak punya tujuan. Sampai akhirnya ia bertemu Reza, lelaki yang mobilnya bertabrakan dengan mobil Tania. Tak disangka, Reza berbaik hati memberi Tania tumpangan di apartemennya. Bukan hanya itu, bahkan Tania yang sudah tidak punya uang sejak kartu kredit dan debitnya dinonaktifkan sang ayah malah diberikan kartu debit yang bebas digunakan sepuasnya oleh Reza.

Reza, yang ternyata juga berprofesi sebagai dokter, adalah pribadi yang kaku dan sangat memperhatikan kesehatan. Berkebalikan dengan Tania yang liar dan berantakan. Kehidupan mereka dalam satu apartemen selalu diwarnai pertengkaran. Namun lama kelamaan Tania dapat melihat sisi baik dari Reza, demikian pula Reza.

Apakah akhirnya Tania malah jatuh cinta dengan Reza, seorang pria dengan profesi yang sejak dulu selalu dibenci Tania? Bagaimana dengan rencana perjodohan Tania?

Ini adalah salah satu contoh novel yang, menurut saya, sebenarnya tidak menawarkan suatu cerita yang baru, pasaran, membosankan, tapi masih berpeluang digemari pembacanya. Ya, inilah contoh nyata novel bergenre mainstream romance, genre yang diakui sendiri diusung oleh si pengarang di sampul belakang novel ini. Dalam hal kesesuaian isi cerita dengan genre yang diusung, saya akui penulis mencapai kesuksesannya dengan menulis novel ini. Namun dalam hal apakah novel ini akan meninggalkan kesan yang mendalam dan bertahan lama di hati saya? Sepertinya tidak.

Masalahnya, baik tema cerita maupun bumbu-bumbunya terasa pasaran sekali. Membaca buku ini terasa seperti pengulangan dari novel-novel atau film-film yang pernah saya baca atau tonton sebelumnya. Misalnya, nih saya kasih contoh (tanpa berusaha untuk membocorkan alur cerita secara lebih jauh): adegan membawa cowok lain di hadapan mantan pacar hanya untuk memancing kecemburuan si mantan pacar (plus adegan pura-pura mesra whatsoever), karena mabuk lalu mencium cowok yang salah tapi tanpa disadari ternyata ciuman itu sangat berkesan, memberikan surprise kepada pacar berupa makan malam di tengah taman dengan dihiasi cahaya berpuluh-puluh lilin. Siapa penggemar romance yang belum pernah baca atau nonton adegan-adegan ini hayo tunjuk tangan!
Saya pernah membaca sih seorang penulis di akun twitternya menulis bahwa "there's nothing new under the sun" atau apalah yang kurang lebih berarti tidak ada hal yang original lagi di dunia ini (kecuali ayam KFC *plak!*) dan saya setuju dengan kalimat itu. Tapiii... Bukan  berarti nggak bisa dibumbui secara berbeda kan? Kalau mau contoh ayam, lihat aja, selain KFC masih ada A&W, McD, Popeye, sampai ayam goreng Rocky yang dijual di depan kantor saya yang rasanya kayak surga tapi pas udah makan langsung keleyengan. Sama-sama ayam broiler ditepungin lalu dimasak di kolam minyak sampai garing. Tapi apa rasanya sama? Nggak. Atau kalau menyangkut sesama karya seni, coba deh bandingkan lagu JLo yang ini dengan lagu yang ngetop di akhir 80-awal 90 ini. Ketemu kemiripannya? Namun ada yang bilang kedua lagu ini sama? Nggak kan? Nah ini yang saya bilang boleh ada kemiripan tapi tetap harus ada keunikannya. Buku Andai Kau Tahu ini saya rasa sangat kurang keunikannya sehingga kurang membekas di hati.

Lalu mengenai karakter. Sebenarnya, urusan karakter ini juga berperan penting untuk membumbui cerita supaya bisa dinikmati walau tema dan alurnya pasaran. Karakter yang sarkastik dengan ocehan-ocehannya yang ngasal tapi smart, misalnya, bisa membuat pembaca mengabaikan alur yang oh-so-pasaran itu karena sudah terlanjur asyik menikmati percakapan para tokohnya. Tokoh utama cerita ini, Tania, sebenarnya punya potensi untuk jadi karakter yang seperti itu, karena toh dia berasal dari dunia yang menurutnya kaku dan dia berusaha keras untuk keluar dari dunia tersebut dengan melakukan hal-hal yang dilarang ayahnya. Tapi oh tapi, ternyata penulis memutuskan kalau karakter Tania ini cukup dimentokkan sebagai anak manja yang tak berotak dan temperamental (dan kebetulan cantik). Dia protes dengan keputusan ayahnya namun tidak dengan cara yang smart. Tidak ada strategi yang diterapkan. Selain itu, logika dan nalurinya sepertinya benar-benar tidak jalan. Bayangkan saja, Tania, sudah numpang di rumah orang, eeeh malah diberikan kartu debit yang unlimited, yang bisa dia pakai uangnya seenak jidat, untuk shopping, ke salon, dan sebagainya. Wah, apa tidak ada sedikit pun terlintas di benak Tania ya apakah Reza memiliki maksud tersembunyi atau niat jahat? Selain itu, kalau memang punya kartu debit unlimited seperti itu, kenapa juga Tania, yang membenci Reza yang kaku, masih mau tinggal di rumah Reza? Kalau saya sih langsung saja saya kuras seluruh isi tabungan Reza lalu saya pergi deh ke manaa gitu. Oke, oke, taruhlah Tania ini ternyata anak yang baik hati dan masih punya rasa terima kasih sehingga tidak mau membobol tabungan Reza. Mbok ya cari kerja gitu lho supaya dapat penghasilan buat menunjukkan rasa terima kasihnya ke Reza, bukan cuma ngabisin waktu dengan shopping, ke salon, atau ngendon di rumah seharian nunggu Reza pulang dari rumah sakit. Karakter Tania ini buat saya menyebalkan dan membuat saya susah bersimpati padanya. Karakter Reza pun tidak lebih baik. Bukannya dia temperamental seperti Tania, saya justru susah menyukainya karena sosoknya yang terlampau sempurna. Sudah digambarkan tampan, perhatian, sopan, udah gitu setianya ampun-ampunan. Doh tepok jidat deh! Saya masih mencoba mengerti maksud penulis membuat karakter tokoh utama pria yang demikian, mungkin maksudnya untuk mencoba memuaskan dahaga kaum hawa yang haus dengan kehadiran cowok sempurna macam ini di dunia nyata. Oke. Namun, ketika sosok mahasempurna seperti Reza ini digabungkan dengan sosok mahagengges seperti Tania, kok jadinya Reza terkesan bodoh banget ya?

Lalu lalu.. satu hal lagi yang saya kurang suka. Itu kenapa nggak ada label novel dewasa di bukunya? Di back cover cuma tertulis "novel". Padahal, novel ini mengandung beberapa adegan dewasa seperti mabuk, adegan ranjang, dan emm.. nyaris perkosaan. Nah spoiler deh! Padahal Gagasmedia punya label "novel dewasa" kan ya? *tunjuk-tunjuk novel All You Can Eat-nya Christian Simamora*  Dengan cover yang manis dan sinopsis yang tidak menggambarkan isi cerita secara jelas, novel ini sangat berpotensi jatuh ke tangan pembaca yang salah.

Duh kok saya jadi emosional? Hehe.

Eh tapi bukan berarti novel ini tidak ada positifnya lho. Sebenarnya, Dahlian, sebagai penulis novel ini, punya kemampuan menulis yang baik. Gaya berceritanya sangat mengalir dan enak untuk diikuti. Risetnya dalam bidang ilmu medis pun menurut saya dilakukan dengan cukup mendalam. Untuk hal ini tentu saya tidak bisa berkomentar mengenai benar-salahnya karena saya bukan dokter, namun untuk memperkuat gambaran akan profesi Reza, hal itu sudah cukup. Sayang sekali, sepertinya dalam menyusun ceritanya kali ini Dahlian memilih untuk mencari aman saja ketimbang bereksplorasi sebebas-bebasnya. Walau novel ini kurang memuaskan saya, namun saya tidak menutup kemungkinan untuk membaca karya-karyanya yang lain di masa depan. Semoga saya bisa menemukan karyanya yang lebih "ngena" di hati saya.

Buat kamu-kamu penggemar novel-novel romantis yang tidak keberatan dengan tema dan alur yang sudah pasaran, buku ini bisa kamu coba. Mungkin kamu akan lebih menikmatinya daripada saya.

Review ini dibuat sebagai bagian dari event UnforgotTEN yang diadakan oleh Gagasmedia. Terima kasih Gagasmedia untuk kesempatan berkenalan dengan karya Dahlian.

8 komentar:

  1. wah, reviewnya menggebu-gebu Nana. hehehehe..

    ini unforgotten pertama yang aku baca. malah aku udah hampir lupa kesan-kesan soal buku ini..
    #tengokreviewdiblog

    BalasHapus
    Balasan
    1. mwahaha. Abiis.. Kayak ngerasa sayang aja gitu. Padahal gaya menulisnya udah bagus, tapi kenapa jalan ceritanya cheesy banget terus nggak ada kejutannya sama sekali. Dan tokoh utamanya itu minta dicakar mukanya bangett.. *emosilagi*

      Hapus
  2. Jadi kepengen burgernya KFC........... *plak*
    Btw setuju banget Kak, kemiripan boleh, tapi keunikan harus beda.

    BalasHapus
  3. Sabar Mbak, jangan emosional. Hahaha, iya juga sih, kadang novel romance yang mengusung tema pasaran dan tidak ada keunikan, terus diceritakan dengan canggung, kadang membuat kecewa. Tapi kalau sekedar selingan, bolehlah, hee

    BalasHapus
  4. Kayaknya, dari reviewnya aja bakal setuju kalau novelnya udah pasaran. Formula dari ceritanya udah banyak yang kayak gini, istilahnya, "It's too... mainstream. Rasanya baru kali ini baca review Kak Nana yang aku pikir, " Ini jujur, sensi, atau apa sih?" Mwehehe... nggak heran sih banyak reviewer yang juga ngomen kayak gini. Tapi, bagus aja, seharusnya reviewer memang gitu, suka nggaknya objektif sih

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Hmmm... ada ya cowok (yang baru kenal sama seorang cewek) yang baik hati memberi tumpangan di apartemennya dan memberikan kartu debit yang bebas digunakan sepuasnya :) mantap... cowok mana tuch? hehehehe...
    setuju untuk hal ini boleh ada kemiripan tapi tetap harus ada keunikannya :)

    BalasHapus
  7. ada yg mau jual buku ini ?
    jika ada pls info ke fio.sehunnie@gmail.com yaa
    thanks

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...