Sabtu, 13 Juli 2013

All You Can Eat

Judul: All You Can Eat
Pengarang: Christian Simamora
Penerbit: Gagasmedia
Tahun terbit: 2013
Halaman: 459
Harga: Rp. 60.000



Sarah baru saja putus dari pacarnya, Rifat, setelah mengetahui kalau cowok itu selingkuh dengan instruktur yoga mereka. Atas saran Anye, sahabat Sarah, maka Sarah memutuskan untuk menyepi di villa keluarga Anye di Ubud, sekalian menyelesaikan pekerjaan naskah filmnya.

Tak disangka, adik laki-laki Anye yang berusia 7 tahun lebih muda dari Sarah dan Anye, Jandro, juga berada di villa yang sama. Jandro juga datang dalam keadaan patah hati setelah putus dari pacarnya yang sebenarnya sudah punya tunangan, Nuna. Pertemuan Sarah dan Jandro kembali setelah sekian tahun, terjadi dalam momen yang sangat mengejutkan dan juga membuka kenangan lama di antara mereka.

Sarah adalah cinta pertama Jandro. Ketika kelas 3 SMP, Jadro pernah menyatakan perasaannya pada cewek itu, namun ditolak oleh Sarah. Bagaimana tidak? Selain perbedaan usia yang cukup jauh, pergaulan mereka pun sangat berbeda. Sarah gaul dan dikelilingi banyak cowok menarik. Mana mungkin ia mau dengan Jandro yang culun dan kutu buku? Selain itu, Jandro kan sudah dianggap Sarah seperti adik sendiri! Namun kini, Jandro berubah. Ia sudah tumbuh menjadi laki-laki yang tampan dan kekar, juga sukses dengan bisnis hotelnya.

Kebersamaan Jandro dan Sarah di Ubud diwarnai dengan banyak cekcok, namun tidak dapat dimungkiri kalau keduanya saling tertarik. Sarah pikir, perasaan itu hanya sekedar lust. Sementara itu, Jandro.. Siapa sih yang bisa melupakan cinta pertamanya?

Ketika mantan tunangan Jandro, Nuna, tiba-tiba menyusul ke Ubud, tak disangka Sarah dibakar api cemburu. Namun ia tetap jaim dan malah memilih untuk jalan dengan cowok yang baru dia kenal, Irvan. Jandro, di lain pihak, justru ingin melihat Sarah cemburu, namun malah ia yang jadi cemburu setelah melihat Sarah bersama Irvan. Begitu banyak pertengkaran, begitu banyak adu gengsi.

"Lo itu cinta pertama gue," aku Jandro. "Bagian paling spesial dalam hidup gue. Bahkan ketika jelas-jelas lo menutup semua pintu kesempatan untuk memiliki lo pun, gue mendapati diri masih menginginkan lo-"

Bagaimana akhir kisah tarik-ulur ini? Apakah akhirnya Jandro berhasil mendapatkan Sarah, cinta pertamanya?

All You Can Eat memiliki tema yang menarik, yaitu tentang kisah cinta yang sebenarnya simpel namun dibuat rumit oleh para pelakunya hanya karena masalah gengsi dan parno. Oke, sebenarnya yang membuat rumit hanya si Sarah sih. Jadi si Sarah ini terlalu banyak mikir. Ketika dia mendapati kalau dia tertarik pada adik sahabatnya, dia ketakutan: apa nanti kata Anye kalau tahu gue pacaran sama adiknya? Apa nanti kata orang-orang kalau tahu gue pacaran sama cowok yang tujuh tahun lebih muda? Dan agak nyindir pembaca juga sebenarnya. Abiiis... Hayo deh ngaku, siapa sih yang nggak pernah ngerasa gengsi kayak Sarah? Pengen sesuatu tapi takutnya banyaaaak banget, akhirnya batal deh. Setelah itu menyesal.. Pernah kan ngerasain hal seperti itu?

Tokoh-tokoh di buku ini digambarkan Christian Simamora dengan sangat hidup, berkat cara bertuturnya yang asyik banget diikuti. Sepanjang membaca, saya serasa sedang mendengarkan teman yang asyik menggosipkan temannya yang lain di depan saya langsung. Mereka tidak diceritakan secara hitam putih, dimana yang baik sepertinya hanya punya sisi baik sementara yang jahat yaa... memang jahaat terus. Manusiawi. Tokoh favorit saya, tanpa disangka, adalah Nuna, pacar Jandro yang sudah punya tunangan. Walau sebenarnya dimaksudkan untuk tampil sebagai tokoh antagonis, entah kenapa saya malah bisa mengerti pikiran dan perasaan Nuna, dan ejekan-ejekan Nuna untuk Sarah menurut saya kocak banget. Sayang di buku ini Nuna sudah mendapat ending-nya. Kalau belum, saya sungguh berharap Christian Simamora mau menulis novel spin-off mengenai cewek ini. 

Kekurangan buku ini, sayangnya, ada pada ucapan-ucapan kasar yang seringkali terlontar dari mulut tokoh-tokohnya. Percakapan-percakapan yang ada di buku ini seringkali dihiasi makian kasar yang tidak akan saya tulis di sini contohnya apa. Kalau mengenai adegan-adegan "hot" saya sih nggak akan protes karena di bagian belakang buku juga sudah tercantum kalau All You Can Eat ini adalah novel dewasa. Jadi sudah bisa menerka lah ya isi bukunya seperti apa. Namun mengenai parade caci maki ini, menurut saya sih tidak ada kaitannya dengan novel dewasa atau tidak. Dewasa atau belum, mengucapkan kata-kata kasar seperti itu tetap saja tidak sesuai dengan norma yang kita anut dan kesannya nggak berkelas. Sayang banget. 

Overall, buku ini tetap menarik untuk dibaca. Seandainya dibuat jadi film layar lebar mungkin seru juga, walau pastinya banyak adegan yang harus dipotong. Namun, kalau kamu belum punya KTP, sebaiknya... Ah sudahlah! Kalau mau baca ya baca saja, toh di toko buku juga tidak pernah ada pemeriksaan KTP. Baca, tapi jangan dipraktekkan dan jangan sampe dibaca sama mama kamu! *otak mulai ngaco* *abaikan*

Review ini ditulis dalam rangka event UnforgotTen Gagasmedia. Terima kasih untuk Gagasmedia atas kiriman buku All You Can Eat ini. Sekarang, saya benar-benar ketagihan mainin paper doll-nya.

4 komentar:

  1. oh oh oh. kayaknya bagus iniii~ awww, *nyasar k gramedia*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bagus. Ringan dan seru. Agak berani untuk ukuran novel Indonesia tapi ya.. jaman berubah *halah!*

      Hapus
  2. Hehe, justru buat saya, cara berceritanya kelewat liar. Sy belum melanjutkan membacanya karena terselang bacaan lain. Tapi sosok Jandro cukup memberi saya gambaran sebagai pria baik, gentlemen dan penyayang...Yup, berharap segera bisa menyelesaikannya lagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih cara ceritanya liar dan nggak ikut aturan penulisan biasanya, tapi cukup lincah. Semoga besok2 bisa mood baca lagi ya

      Hapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini