Rabu, 06 Januari 2016

Rindu yang Membawamu Pulang - Interview + Giveaway

Selamat pagi!!!

Seperti yang saya bilang kemarin di sini, saya kali ini datang lagi untuk ngomongin buku Rindu yang Membawamu Pulang. Saya juga menyeret *kesannya jadi horor* pengarangnya ke sini nih untuk diwawancarai.

PLEASE WELCOME: ARIO SASONGKO!!!!!


Ario sudah siap membagikan cerita seputar penulisan buku Rindu yang Membawa Pulang ke teman-teman nih. Nah, ini dia hasil wawancara saya dengan Ario:

Halo, Ario, terima kasih atas waktunya dan selamat ya untuk terbitnya buku Rindu yang Membawamu Pulang! Pertama, ceritain dong sedikit tentang kamu. Sejak kapan kamu suka menulis? Apakah ada yang memengaruhi kamu untuk jadi penulis?

Sebenarnya aku tidak berasal dari keluarga yang dekat dengan seni. Satu-satunya orang yang punya minat seni adalah kakek dari ibuku. Saat remaja (1940an) ia bekerja di pelabuhan dan pernah membuat kelompok teater yang tiap sore pentas di geladak kapal. Kegiatan itu pula yang mempertemukan beliau dengan nenekku. (Nana: Wah! Romantis banget nih kakeknya Ario!)

Kupikir minat seni itu hanya menurun padaku. Sejak SD aku sudah punya ketertarikan pada cerita. Namun, saat itu aku menuangkannya dalam bentuk komik dengan gambar yang sangat jelek. Hobi itu berhenti saat aku kelas 1 SMP. Aku baru "belajar menulis" ketika semester awal kuliah. Saat itu seorang sahabat memperkenalkanku pada dunia sastra, dan mengajak membentuk kelompok cerpen kecil-kecilan. Anggotanya hanya sekitar 5 orang. Sejak itu aku tak pernah berhenti menulis, Pernah sih berhenti menulis, waktu kerja kantoran. Tapi akhirnya menulis lagi (rasanya bagian ini akan kujelaskan di bagian lain).


Ide novel Rindu yang Membawamu Pulang ini dari mana sih? Kok bisa kepikiran menulis tentang masyarakat keturunan Tionghoa di tahun 1920-an? Risetnya nggak susah tuh? 

Ide ini datang ketika aku melihat masalah perbedaan di sekitarku. Aku pernah sedikit banyak mengalaminya juga. Dari situ, aku jadi bertanya-tanya, sebenarnya kenapa sih di Indonesia ini perbedaan antara "keturunan Tionghoa dan "Pribumi" bisa demikian tajam? Dari sana aku mulai banyak baca, riset tentang sejarah identitas di Indonesia. Kedengaran berat ya? Tapi seru loh risetnya. Sampai akhirnya tiba-tiba saja aku punya ide tentang kisah cinta antara Ling dan Gun itu. Kupikir dengan cerita romance berlatar Batavia 1920an, novel itu bisa jadi kisah romantis yang indah sekaligus bermanfaat.

Proses risetnya sendiri perlu waktu sekitar 1.5 tahun, dan penulisannya sekitar 2-3 bulan. Aku perlu riset selama itu karena ingin membuat kisah yang kuat. Aku ingin saat membacanya, pembaca bisa merasa kembali ke masa itu dan menikmati keindahan Batavia. Semoga niat itu berhasil. (Nana: Berhasil, kok. Serius!)

Lalu gimana ceritanya sampai akhirnya buku ini bisa diterbitkan?

Novel ini pernah ditolak beberapa penerbit. Sempat bingung juga mau dikirim ke mana lagi, sampai akhirnya temanku menyarankan untuk mencoba kirim ke GagasMedia. Senang sekali waktu setelah hampir sebulan, akhirnya dapat kabar bahwa GagasMedia berminat menerbitkan. Proses penerbitannya juga tidak sebentar, ada proses revisi yang sampai dua kali, dan bahkan melibatkan dua editor. Juga proses pembuatan desain sampul yang sampai berkali-kali revisi karena kami ingin hasil yang maksimal. Aku salut sekali dengan teman-teman di GagasMedia yang sangat mengapresisasi novel ini dan mau bekerja keras agar hasilnya maksimal. Proses penerbitannya sampai menghabiskan waktu sekitar 2 tahun loh.

Iya benar, kisah Gun dan Ling ini sudah menempuh perjalanan yang sangat panjang untuk akhirnya bisa diterbitkan dan dibaca oleh teman-teman sekalian.

Di ucapan Terima Kasih buku Rindu yang Membawamu Pulang, kamu cerita kalau kamu sampai berhenti kerja demi menekuni dunia menulis. Sekarang, apa aja kegiatan kamu dan di mana pembaca bisa menikmati karyamu yang lain? Apakah ada buku selanjutnya yang sudah dalam proses penerbitan?

Sejak berhenti kerja, aku sempat ingin membuka kafe di Jogja. Niatan itu kubatalkan karena aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dulu di Depok. Sampai sekarang aku sibuk dengan pekerjaan freelance dan menulis.

Aku sering membuat tulisan-tulisan kecil di www.ariosasongko.weebly.com. Biasanya dari tulisan kecil itu aku bisa mendapat ide untuk novel-novelku selanjutnya. Nah, berhubungan dengan itu. Aku baru saja memasukkan naskah baru. Kali ini bercerita tentang kenangan. Semoga bisa segera terbit di pertengahan tahun. :)
(Nana: wah, semoga lancar ya, proses penerbitan novel barunya.)

Pertanyaan terakhir: Ada pesan untuk pembaca blog ini yang sekarang udah berkenalan dengan kamu?

Ketika menulis novel ini, aku sebenarnya ingin menunjukkan bahwa yang dibutuhkan untuk menjadi penulis adalah keberanian. Aku percaya bahwa semua orang bisa menulis. Hanya saja tak banyak yang benar-benar berani melakukannya.

Itu alasan mengapa aku sampai berani berhenti kerja kantoran demi menjadi penulis.

Dengan terbitnya novelku ini, aku ingin memberikan contoh untuk teman-teman yang lain, bahwa keberanian sudah lebih dari cukup untuk mencapai apapun yang kita inginkan. Gagal adalah hal yang biasa dalam hidup. Kita hanya perlu berani mencoba dan menghadapi kemungkinan gagal lainnya. Kita hanya butuh satu keberhasilan dari sekian banyak kegagalan yang kita alami, aku yakin itu.

Selamat membaca, selamat menulis!


Nah, itu tadi hasil ngobrol-ngobrol saya dengan Ario. Proses penulisan dan penerbitannya cukup lama, ya, tapi akhirnya novel Rindu yang Membawamu Pulang bisa sampai juga ke tangan pembaca dan cerita Gun dan Ling akan bisa dinikmati oleh kita semua. Mau tahu lebih banyak tentang Ario? Kamu bisa follow twitter-nya di @thesasongkoo atau Goodreads-nya, Ario Sasongko. Kamu juga bisa menambahkan buku Rindu yang Membawamu Pulang ke daftar buku yang kamu ingin baca di Goodreads di sini.

Sekarang, saya dan Ario punya 2 buku Rindu yang Membawamu Pulang untuk dibagikan secara gratis kepada 2 orang yang beruntung. Setiap pemenang nanti akan dapat 1 buku yang bertanda tangan Ario.
Syaratnya:

  1. Berdomisili di Indonesia
  2. Share tweet "Pengin buku #RinduyangMembawamuPulang dari @thesasongkoo @gagasmedia? Ikutan #giveaway @_marsh113_ di sini: http://goo.gl/8YVdZF"
  3. Baca review Rindu yang Membawamu Pulang di sini dan jawab pertanyaan ini di komentar pos ini: "Apa yang paling membuatmu ingin baca buku ini?"
  4. Tulis komentar di pos ini dengan nama, akun twitter kamu, link share tweet, dan jawaban pertanyaan nomor 3.
Dua jawaban yang paling oke akan mendapatkan buku ini. Giveaway dibuka sampai hari Minggu, 10 Januari 2016 ya. Semoga berhasil!


29 komentar:

  1. Sulis
    @peri_hutan
    Link share: https://twitter.com/peri_hutan/status/684580460949708801
    Jawaban:
    Aku pingin baca buku ini karena aku lagi ngumpulin buku tentang 'cinta terlarang', bisa dari perbedaan agama, etnis, status sosial, dsb, soalnya belum banyak buku yang mengangkat tema seperti itu. Baca review kamu aku tertarik sekali dan berharap bisa dapetin buku ini, obsesiku adalah mengumpulkan berbagai macam kisah cinta :)

    BalasHapus
  2. Nama: Eris Andriani
    Twitter: @RizAnNie88
    Link share: https://twitter.com/RizAnNie88/status/684663348881825792
    Jawaban:

    Yang paling membuat ku ingin membaca buku ini adalah aku ingin menyelami cerita klasik yang romantis dari mas Ario tentang perbedaan etnis masyarakat pribumi dan Tionghoa ditahun 1920 an. Dimana taat pada peraturan antar ras adalah hal yang masih sangat dijunjung tinggi pada masa itu.

    Pemikiran-pemikiran dari Gun dan Ling yang positif, kritis dan keberanian mereka dalam berpendapat dimasa itu, sangat menarik dan patut dicontoh oleh anak muda pada generasi saat ini. Selain itu sebagai anak ips yang selalu bergelut dengan sejarah, buku ini bisa sangat bermanfaat sebagai bacaan asik dan bisa menambah pengetahuan tentang sejarah dimasa silam selain dari buku pelajaran.

    Reviewnya juga detail banget, benar.benar membuat pembaca mempunyai gambaran yg jelas tentang novel ini.

    Semoga saya bisa mendapat kesempatan untuk membaca buku ini.
    Sekian terima kasih...

    BalasHapus
  3. Rido Arbain
    @ridoarbain
    https://twitter.com/ridoarbain/status/684685496438493184

    Aku dulu pernah nonton film Cin(t)a dan baru-baru ini nonton film Ngenest, yang kedua ide ceritanya tentang hubungan percintaan antara pasangan dari etnis Tionghoa dan pribumi. Premis yang selalu menarik. Walau di kehidupan nyata sebenarnya lebih banyak hubungan murni yang sesama etnis (di daerah tempat tinggalku), alih-alih beda etnis apalagi beda agama.

    Nah, kebetulan baru baca review novel ini, aku langsung klik want-to-read di Goodreads. Salah satu premis cerita yang dari dulu pengin dibaca. Ide memasukkan unsur sejarah juga menarik sekali, jarang dilakukan oleh penulis muda lain. Dan... Niatnya juga, target bacaku tahun ini mau mulai baca buku-buku yang temanya agak berat. Jrang baca sastra, euy. My bad.

    Belakangan ini juga sering diam-diam baca tulisan Ario di blognya. I adore him. Semoga berjodoh dengan bukunya!

    BalasHapus
  4. Hotmian Simalango
    Twitter : @hotmian20
    Link share : https://mobile.twitter.com/Hotmian20/status/684732214890790912

    Baru2 ini aku nonton film yang becerita tentang kisah cinta antara Zainudin dan Hayati "Tenggelamnya kapal Van Der wjick" (Saya ketinggalan banget ya). Dari situ mulai tertarik untuk baca novel yang bercerita tentang perbedaan cinta yang memang ada kaitanya dengan budaya dan tradisi yang ada di Indonesia.
    Sumpah, yang pertama buat aku rindu untuk baca novel ini adalah "Judulnya" Judul Novel ini menarik perhatian aku, Bahasanya sederhana dan mudah dicerna namun penuh makna. Ngak ngejelimet atau berlebihan, simple but l don't even know why it catches my attention.
    Nah, buku dengan judul seindah ini sayang banget kalau gak dibaca selain memang buat aku tertarik untuk membacanya. Selain itu, setelah baca reviewnya banyak hal2 yang baru aku tau terutama masalah sejarah sumpah pemuda yang sempat dikait-kaitkan dan ingin tau lebih dalam. Cerita cinta antara Gun dan Ling yang berbackground era 1920 buat aku Pengen juga merasakan sensasi berada di era 1920.hehe :)

    Well, buku ini benar2 buat aku merindu sama seperti judul sederhana itu. Hehehe :)

    BalasHapus
  5. Fatrisya Desi Ariani
    @FatrisyAriani
    link : https://twitter.com/FatrisyAriani/status/684748215602642944

    Pingin baca buku ini karena gak nyangka aja kalo judul semanis itu, ternyata menceritakan kisah cinta dengan setting tahun 1920-an. Karena dari jaman sekolah selalu bosan dengan pelajaran sejarah. Berharap kalo bisa menang giveaway ini,bisa mengenal sebuah sejarah lewat novel. karena padadasarnya lebih suka baca novel daripada buku pelajaran hehehe.
    Oke semoga Kak Ario dan Kak Nana mau untuk membantu saya mencintai sejarah lewat novel ini :)

    BalasHapus
  6. Eni Lestari
    @dust_pain
    https://twitter.com/dust_pain/status/684908460308168704

    aku pengin baca buku ini karena pengambilan setingnya di tahun 1920-an. aku pernah baca cerbung pemenang di lomba cerber femina yang ngambil seting indonesia zaman dulu. karena baca cerbung itu, aku jadi suka novel dengan latar sejarah indonesia, soalnya aku jadi belajar sejarah juga. menurutku novel dengan sisipan sejarah dapat nilai plus karena berasa belajar sejarah lewat fiksi. aku yakin penulisnya pasti melakukan riset demi memasukkan unsur2 yg ada pada zaman itu ke novel ini. makanya aku pengin tau seakurat apa sih kilasan sejarah yang dimasukin. gak lupa tentunya menikmati fiksi yang dituliskan Kak Ario :)

    BalasHapus
  7. Ashan He
    @Ashannography
    Tautan: https://twitter.com/Ashannography/status/685217816241242112

    Sepagi ini saya blogwalking cuma karena penasaran sama novel Rindu yang Membawamu Pulang. Mungkin karena berjodoh, saya masuk ke blog bukunya Nana dan melihat ada giveaway novel ini.

    Saya ingin membaca novel ini karena alasan yang klasik, saya suka novel berlatar masa lalu, berbau sejarah dan bertema pergesekan antara pribumi dan tionghoa. Kebetulan buku pertama yang saya baca tahun ini juga merupakan novel jadul, yang terbit sekitar tahun 1980an, yaitu Tesa karangan Marga T. Bedanya, Rindu yang Membawamu Pulang adalah novel yang terbit tahun 2015 dan mengambil latar 1920an, tentu riset tentang segala hal mengenai tahun tsb tidak mudah. Dan sampai saat ini, pergesekan antara pribumi dan tionghoa masih terjadi di kampung kelahiran saya, meski bentuknya dalam buah-buah pemikiran yang diturunkan oleh para orang tua. Tapi jelas sekali bahwa di masa lalu, hal yang digambarkan dalam novel ini benar-benar terjadi, meski tingkat keparahannya tidak sama. Hal-hal terasa familiran tsb membuat saya ingin membaca novel ini.

    Semoga rasa penasaran saya terobati, dan selamat pagi! :)

    BalasHapus
  8. Rizky Mirgawati
    @RizkyMirgawati

    Jujur awalnya melihat cover novel ini aku kurang tertarik, tetapi membaca review Nana tentang novel ini, aku malah penasaran banget. Premis yang diangkat begitu menggoda, tentang cinta "terlarang" antar beda etnis, Bumi Putera dan Tionghoa. Isu perbedaan ini juga memang sampai saat ini pun masih sering menjadi konflik dan membaca novel ini aku salut sekali dengan pemikiran tokoh-tokohnya.

    Setting waktu yang diambil juga menjadi nilai tambah, bayangkan tahun 1920an, ah berasa seperti kembali ke sejarah ya. Semoga aku bisa berjodoh dengan Gun dan Ling :)

    Thanks buat GAnya, Nana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Link Sharenya ketinggalan : https://twitter.com/RizkyMirgawati/status/685322088232562688

      Hapus
  9. nama : Mukhammad Maimun Ridlo
    akun twitter : @MukhammadMaimun
    link share tweet : https://twitter.com/MukhammadMaimun/status/685325924842127361

    Apa yang paling membuatmu ingin baca buku ini?"

    1) Judulnya puitis banget dan mengingatkanku untuk pulang ke kampung halaman karena rindu (secara perantauan)
    2) Covernya sederhana namun mengena dan menggambarkan keseluruhan judul dan cerita
    3) Pengen dibawa mesin waktu via buku ini ke jaman dulu (Batavia men..)
    4) Ah, cinta terlarang. So romantic ....
    5) ingin melihat hubungan tionghoa dan pribumi dari sudut pandang berbeda
    6) Historical fiction nan romantis. Baper tapi sambil bisa belajar sejarah
    7) Pengen menjiwai semangat mas Ario Sasongko. Aku juga pernah nulis dan ngirim ke penerbit, ditolak. Dan aku langsung berhenti ga pernah mau nyoba lagi. Siapa tahu dengan membaca buku ini, jadi terinspirasi kembali

    BalasHapus
  10. nama: Aulia
    twitter: @nunaalia
    link share: https://twitter.com/nunaalia/status/685333508860940288

    "Apa yang paling membuatmu ingin baca buku ini?"

    1. Tema cinta terlarang, karena setiap kisah cinta punya ceritanya sendiri, aku ingin mengikuti gimana kisah Gun dan Ling ini, dan mengutip kata-kata penulisnya dalam interview "...cerita romance berlatar Batavia 1920an, novel itu bisa jadi kisah romantis yang indah sekaligus bermanfaat."
    2. Setting yang tahun 1920-an, karena bisa belajar lagi dan tahu lebih banyak lagi tentang sejarah masa itu.

    BalasHapus
  11. Nama : Siti Nuryanti
    Twitter : @NelyRyanti
    Linkshare :https://twitter.com/NelyRyanti/status/685352792848908288

    Saya ingin membaca novel ini karena ini merupakan genre kesukaanku Historical Fiction..apalagi berlatar belakang etnis dengan setting tahun 1920an. Ini akan membuatku makin menambah wawasanku tentang etnis tionghoa dari jaman dulu hingga sekarang. Dimana etnis ini menjadi etnis yang ekslusif di Indonesia. Meskipun kisah cinta antara golongan pribumi dan etnis tionghoa sudah sering di angkat ke permukaan. saya yakin ini berbeda dengan yang lainnya, karena ada unsur sejarahnya juga

    BalasHapus
  12. Cahya Widyastutik
    @cahyawid
    https://twitter.com/cahyawid/status/685345969215385600

    1. Aku suka banget sama judul buku ini "Rindu yang membawamu pulang", entah kenapa kata Rindu dan Pulang selalu mampu membuat lemah diri ini. *halah
    2. Tema yang diusung adalah cinta yang terlarang karna beda etnis, bersebrangan. Yang mana isu perbedaan etnis masih jdi keresahan di masyarakat sampai sekarang. Sangat menarik.
    3. Aku ingin merasakan atmosfer Indonesia pada zaman Hindia-Belanda. Bisa menambah wawasan kita tentang sejarah juga dari novel ini.
    4. Aku ingin merasakan kecanggungan seorang Gun saat pertama kali berkenalan dengan Ling, pasti bikin greget deh.
    Pedekate sama pasangan pas zaman dulu tentunya beda dengan zaman sekarang. Lebih manis dan tentunya bikin makin penasaran.

    BalasHapus
  13. Awalnya, tertarik sama buku ini karena diterbitkan GagasMedia dan karena ini roman yang ditulis seorang penulis laki-laki. Jarang jarang kan, ada buku roman yang ditulis penulis laki-laki :') Apalagi yang namanya baru saya sedang sekali ini. Penasaran dong, pastinya. Tapi sejujurnya, saya tidak yakin akan membaca buku ini kalau tiba-tiba suatu saat dikasih gratisan. Bahkan setelah tahu bahwa ini romansa beda etnis yang biasanya mengharu-biru itu. Tapi artikel interview ini provoking banget, nih. Jadi pengin tahu banget, gimana hasilnya cerita yang ditulis dari riset yang nggak main-main dan proses pra-terbit yang tidak mudah. Ah, semoga bisa kesampean punya buku ini deh ^_^

    NM Rayanti Sari Dewi
    @biblionervosa
    https://twitter.com/biblionervosa/status/685386026068516864

    BalasHapus
  14. Nama: Evita
    Twitter: @evitta_mf
    link share: https://twitter.com/evitta_mf/status/685131763731968000

    Pengen baca novel ini karena:
    Jujur, baru baca judulnya aja udah bikin penasaran 'rindu yang membawamu pulang' rindu yang kaya apa.. duh duh..
    Baca di goodreads responnya bagus, temen-temen yang udah baca juga bilang novel ini bagus. Tentang percintaan orang pribumi dan tionghoa. Perbedaan etnis ini loh permasalahan yang jarang banget diangkat.
    Beda suku kaya di novelnya HAMKA 'Tenggelamnya kapal van der wijck' aja udah rumit banget apalagi ini beda etnis. Apa jangan-jangan novel ini juga sesedih novel HAMKA itu..
    Satu lagi yang buat aku tertarik, perjuangan kak Ario dalam menulis novel ini hingga akhirnya diterbitkan. Ah pengen sekali baca...

    BalasHapus
  15. Ten | @ten_alten
    https://twitter.com/ten_alten/status/685510251722887169

    jujur, awalna aku ngeliat novel ini dari cover, dan cover Rindu yang Membawamu Pulang ini ngingetin aku pada novel-novel lawas seperti harimau-harimau, jalan tak ada ujung, dsb, dan itu bikin aku nggak tertarik karena rada bosan, biasa liat cover model lawas gitu (maaf mas, anak bahasa&sastra, jadi rada solmet sama karya lama, hehe)..

    tapi pas aku baca review buku ini, ngingetin aku pada kerusuhan 1998 antara pribumi dan tionghoa. aku pernah baca sekali novel berjudul Namaku May Sarah karya Pipiet Senja, dan diskriminasi etnis terlihat sekali di sana.

    aku pun baru tahu kalau ternyata sebelum 1998 pun ada diskriminasi tionghoa-pribumi di tahun 1920an itu dari review ini. cerita cinta terlarang antara beda etnis tionghoa-pribumi itu romantis kalau menurutku, apalagi berlatar batavia, di mana pada masa itu perjodohan sesama etnik masih kental.

    ini yang yang membuat novel ini menarik buatku. karena novel ini 'berbeda'. :D

    BalasHapus
  16. nama : Putri
    akun twitter : @putrireview
    domisili : jakarta
    link RT : https://twitter.com/putrireview/status/685591768914477057

    Yang bikin pengin baca novel ini :
    1. ratingnya di goodreads. Terakhir saya cek di GR, ratingnya masih 4,6 padahal udah ada 10 orang yang kasih rating. Jadi penasaran :D
    2. latar belakang ceritanya tentang batavia tahun 1920. Saya udah lama pengen baca contemporer romance yang bagus, jadi nemu novel ini semacam pucuk dicinta ulam tiba.
    3. Setelah membaca beberapa kutipan dari review blog ini, diksi yang digunakan Ario Sasongko sepertinya bagus dan pas dengan latar belakang tahun dan tempat cerita.
    4. Belum pernah membaca karya Ario Sasongko sebelumnya :D

    BalasHapus
  17. Nama : Aditya Septiawan
    Twitter : @aditseptiawan_
    link share : https://twitter.com/aditseptiawan_/status/685621198286274561

    Buku ini bercerita tentang pandangan dari perbedaan etnis pribumi dan Tionghoa. Selama ini saya merasa biasa dengan beberapa teman saya yang merupakan keturunan Tionghoa, bahkan beberapa ada yang akrab. Dengan membaca buku ini, mungkin saya bisa melihat dari sudut pandang lain tentang kedua etnis ini. Sepertinya menarik untuk dibaca karena latarbelakangnya sejarah. Dan saya belum pernah membaca karya Ario Sasongko sebelumnya.

    BalasHapus
  18. Nama : Kitty
    Akun Twitter : @womomfey
    Link Share: https://twitter.com/WoMomFey/status/685634646059556864

    "Apa yang paling membuatmu ingin baca buku ini?"

    Jawaban :
    Tentu saja karena sinopsis dan resensinya begitu menarik hati!

    Saya prribadi cenderung jarang membaca historical fiction Indonesia, jadi saya sangat penasaran ingin membaca kisah ini. Dan lagi tema mengenai benturan kaum Tionghoa dan Pribumi memang sering kali terjadi di negara yang katanya sudah merdeka ini. Pasti kisah lampau ini pun akan sangat menarik untuk ditelusuri sehingga membawa pembaca lebih memahami mengapa konflik internal ini seolah-olah tidak mampu lenyap dari bumi pertiwi.

    Semoga saya cukup beruntung dalam giveaway kali ini sehingga dapat menyaksikan sendiri kisah dua sejoli yang berbeda etnis ini di jaman penjajahan Belanda.

    BalasHapus
  19. Nama: Siti Zakiyah
    Twitter: @kizahgiirl
    link share: https://twitter.com/kizahgiirl/status/685678207354314752


    yang paling membuat aku ingin membaca buku ini itu karena unik dan bukan sebuah kisah cinta biasa yang murahan. Memang isi ceritaterkesan berat dan perlu mencerna kembali setiap membaca beberapa kalimat saja. Namun pembawaannya mengalir dan bisa membuka pandangan-pandangan baru mengenai perbedaan dan perjuangan. Sangat inspiratif, mengandung unsur sejarah juga. Buku yang bagus untuk menambah referensi, wawasan dan membuka pikiran.

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Nama: Erita Wen
    Twitter: @eritaawen98
    Link share: https://twitter.com/eritaawen98/status/685710950314344448

    Buku ini jelas berbeda dari buku-buku kebanyakan yang sekarang ini berada di Indonesia. Apalagi dengan setting tahun 1920.an yang menggugah rasa penasaran. Setting Indonesia di zaman dahulu selalu menarik perhatian saya.

    Di sini juga terdapat kisah roman yang diceritakan dengan menarik (setelah saya baca reviewnya). Jujur, judulnya juga bikin penasaran sekaligus ... gregetan? Dan ah, buku ini pastilah membutuhkan riset yang mendalam. Saya sekaligus ingin belajar beberapa hal dari sini. Apalagi dengan perbedaan etnis yang masih menjadi konflik dari dulu sampai sekarang (di negara yang mengaku merdeka). Pastilah menarik untuk bisa membaca buku ini.

    Selain menilik reviewmu, saya juga sudah membaca beberapa review yang ada di goodreads. Semakin yakin kalau buku ini menjadi wishlist saya.

    BalasHapus
  22. Nama : Fatoni Prabowo Habibi
    Twitter : @fathisme009
    Link Share : https://twitter.com/fathisme009/status/685724822068826112

    Buku ini menawarkan solutif permasalahan bangsa, seperti yang dijelaskan dalam review buku ini, mengulas perbedaan etnis. Sekaligus menawarkan rasa nasionalisme, disinilah nilai-nilai yang ingin saya peroleh dengan mendapat buku ini.
    Disamping itu, buku yang berbasis riset semacam ini begitu menarik karena dapat dipelajari penggalian ceritanya. Selain itu, saya masih mencari novel yang memuat "memoar" yang ada di karya Ario Sasongko. Terimakasih.

    BalasHapus
  23. Nama : Mega Widyawati
    Akun Twitter : @widy4_w
    Link Share : https://mobile.twitter.com/Widy4_W/status/685389346694807552?p=v

    "Apa yang paling membuatmu ingin baca
    buku ini?"

    Pertama kali lihat cover novelnya yang manarik sekali..bergambar kota kuno dan klasik seperti kembali pada masa lalu lagi.
    Dan aku makin tertarik pada tema ceritanya yaitu kisah Cinta Romantis berlatar tahun 1920an... Alur cerita zaman penjajahan belanda.

    "kisah yang mengingatkanku pada Drama korea terlaris tahun 2012 silam -Love Rain- yaitu kisah cinta tahun 70an, tapi tema ceritanya beda dengan novel -Rindu yang Membawamu
    Pulang-"

    Mungkin dengan baca novel ini, aku bisa menambah wawasan dan mengetahui histori yang pernah ada pada zaman dahulu -kisah orang Tionghoa dan Pribumi- aku sangat tertarik pada bagian perbedaan ras Gun dan Ling, dan akankah cibta mereka bersatu? Nah tanda tanya besar nih. Dan disinilah aku makin tertarik dengan ceritanya.

    BalasHapus
  24. Nama: Anis Antika
    Twitter: @AntikaAnis
    Link share tweet: https://twitter.com/AntikaAnis/status/685765310868135936
    Jawaban: Alasan kenapa ingin baca buku ini karena dari segi ceritanya, "perbedaan" juga setting waktu yang berada di masa perjuangan. Pasti ceritanya akan terkesan klasik dan bersejarah, hal yang sangat aku suka.

    Dibuku ini ceritanya tentang kisah cinta beda etnis, Indonesia dan Tionghoa yang sudah pasti akan banyak masalah yang muncul untuk mewujudkan perasaan Gun ke Ling. Aku selalu menaruh perhatian lebih terhadap hal-hal semacam ini, sih (karena kebetulan sekarang ini aku bekerja dilingkungan orang etnis Tionghoa. Karena menurutku tindakan rasis atau penyinggungan SARA terhadap etnis Tionghoa di Indonesia itu sangat nggak adil. Bahkan sampai sekarang pun masih ada yang seperti itu. Betul apa yang Ling katakan. bahwa mereka juga memiliki andil besar dalam kemajuan bangsa Indoensia terutama dalam bidang perekonomian.

    BalasHapus
  25. Nama: Diniyah Hidayati
    Tw: @dini_elfaaz
    Share: Lihat Tweet @Dini_elfaaz: https://twitter.com/Dini_elfaaz/status/685932852966375424?s=09

    Reading in the morning ^^, hari masih shubuh, namun aku sudah menjelajahi blog ini dan melihat ulasan novel Rindu Yang Membawamu Pulang. Satu kata, fantastic.

    Yaaa, meski saya termasuk pemula dalam hal membaca dan menulis, saya aprreciate pada kak Ario, jarang ada penulis muda yang menulis sejarah dan romantisme. Terlebih lagi ulasan kak Nana mampu mempersuasif pembaca untuk memiliki bukunya. Akhirnya, saya jadi ingin meresensinya juga :D

    Semoga kita berjodoh, buku ^^

    BalasHapus
  26. Nama : Nova Indah Putri Lubis
    Twitter : @n0v4ip
    Link Share : https://twitter.com/n0v4ip/status/686105564087095296

    Yang paling membuat saya ingin membaca buku ini adalah tema yang diangkat seputar perbedaan etnis Tionghoa-Pribumi. Di resensi sebelumnya, saya menemukan dialog yang cukup mengejutkan yaitu

    "Aku tak benci pada kalian. Aku justru punya perasaan sedih. Kalianlah yang benci pada orang Tionghoa, Gun. Ini yang membuat kami urung membaur dengan kalian. Untuk apa membaur pada orang-orang yang punya pikiran jelek tentang kami? Barangkali kita ini memang beda."

    Ketika membaca dialog diatas, saya berpikir apa mungkin itu juga yang dipikirkan teman-teman kuliah saya ketika melihat saya untuk pertama kalinya sebagai teman sekelas mereka. Awalnya, cukup sulit memang untuk mendekati mereka waktu itu. Butuh waktu hampir satu semester untuk bisa berbaur dengan mereka. Bahkan saya sempat berpikir, apa mereka tidak mau berteman dengan orang pribumi melihat gelagat mereka saat itu. Untungnya masih ada beberapa teman Tionghoa yang saat itu mau berteman dengan saya dan bahkan satu diantaranya menjadi sahabat dekat saya sampai sekarang. :') Ya, saat ini saya sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta yang mayoritas mahasiswa nya adalah etnis Tionghoa *gak ada yang nanya*. Itu sebabnya saya ingin sekali membaca buku ini. Saya ingin sekali mengetahui pemikiran etnis Tionghoa seputar perbedaan ini. Saya rasa buku ini bisa memberikan gambaran alasan2 untuk sikap2 yang pernah teman2 kampus saya tunjukkan. Dialog diatas salah satunya. Saya berharap melalui buku ini dan melalui kacamata Ling, saya bisa melihat dan mengetahui pemikiran etnis Tionghoa seputar perbedaan ini. Bisa merasakan menjadi mereka yang merasa menjadi orang asing di negara sendiri, seperti saya yang sempat menjadi orang asing di kampus saya sendiri... :')
    Semoga berjodoh dengan buku dan giveawaynya... :D

    Terima kasih kak ^^

    BalasHapus
  27. Nama: Tri
    Twitter: @tewtri
    Link Share: https://mobile.twitter.com/tewtri/status/686122724066988033?p=v

    Saya sendiri termasuk orang yang cukup 'canggung' saat di hadapkan dalam persoalan perbedaan ethnis ini. Indonesia raggam banget dan pergesekan itu kadang sulit di hindari bila situasinya saling tarik. Bukan hanya Tionghoa-Pribumi. Suku pun di era-era sekarang rentan banget bersitegang. Dan novel Rindu yang Membawamu Pulang seketika benar-benar ingin saya suruh buat bawa saya pulang ke masa gotong royong dan tak mudah terprovokasi sedang on fire eksisnya. Periode 1920-an, berjayanya Batavia mungkin masa yang kelam dan sulit. Dan hidup di batas waktu tersebut bersama masalah macam begitu bisa jadi lebih susah lagi. Tapi sejarah bagi saya pribadi tidak pernah membosankan. Lewat sejarah maka saya dapat hidup. Walau ini hanya kisah fiksi namun kan di garap dengan nyata senyata-nyatanya. Hidup penuh dengan perbedaan, pro-kontra. Membaca novel ini mungkin bisa membuka satu pintu lain, menciptakan mata lain agar lebih respect.

    BalasHapus
  28. Sudah ditutup yaa. Tunggu pengumuman pemenangnya.

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini