Senin, 15 Oktober 2012

Abandon - Yang Terpilih

Judul: Abandon - Yang Terpilih
Pengarang: Meg Cabot
Tahun Terbit: 2011 (Indonesia: 2012)
Jumlah Halaman: 319
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp.50.000 (Disk 15% jadi Rp. 42.500 di GramediaOnline)



"Aku pernah meninggal."

Pierce Oliviera baru berumur 15 tahun ketika ia meninggal dunia. Memang hanya sementara, namun sementara itu telah berhasil membuatnya mencicipi dunia Underworld. Dalam satu jam jantungnya berhenti, Pierce berada di tepi sebuah danau, mengantri untuk menaiki kapal, dan bertemu lelaki berkuda yang ternyata adalah Sang Penguasa Underworld. Namanya adalah John Hayden. Tugasnya adalah memutuskan akan kemana roh-roh pergi setelah kematian. John Hayden dengan segera tertarik dengan Pierce dan menawari Pierce untuk tinggal bersamanya dalam keabadian. Ia bahkan memberikan Pierce sebuah kalung yang dipercaya dapat melindungi Pierce dari bahaya. Namun, Pierce yang ketakutan malah melarikan diri. Dan saat itulah Pierce hidup kembali.

"Namun aku berusaha keras tidak memikirkan dia. Seperti aku berusaha tidak memikirkan saat aku meninggal."

Sejak pulih dari kecelakaan yang menyebabkannya koma, Pierce berubah. Ia menjadi pendiam dan seperti hidup di dunianya sendiri. Tragedi demi tragedi terjadi. Kedua orangtuanya bercerai. Sahabatnya meninggal dunia karena overdosis dan Pierce dikeluarkan dari sekolahnya karena insiden dengan salah satu gurunya. Pierce merasa John tidak pernah meninggalkannya dan semua tragedi itu disebabkan oleh John. Di usianya yang ke-17, Pierce dan ibunya kembali ke kampung halaman mereka di Isla Huesos, sebuah pulau kecil di dekat Florida. Pierce berusaha memulai hidup yang baru disana. Namun John tidak meninggalkannya begitu saja. Suatu hari, tragedi kembali terjadi. Salah seorang konselor Pierce di sekolah ditemukan meninggal secara misterius di pekuburan. Apakah John kembali berulah?

Sebenarnya, apa yang diinginkan Sang Penguasa Kematian dari Pierce? Bagaimana kisah Pierce selanjutnya?


Baru kali ini saya membaca tulisan Meg Cabot yang sangat serius dan tidak ada humornya sama sekali. Abandon terasa sangat gelap, misterius, dan sedikit membuat tertekan. Namun, bukan berarti tidak mengasyikkan. Sebaliknya, buat saya, novel Abandon justru memberikan sesuatu yang bersifat adiktif. Novel ini sebenarnya merupakan novel pertama dari rangkaian trilogi. Oleh karena itu, bisa dibilang novel ini merupakan kait yang mencoba menarik pembaca untuk mengikuti rangkaian cerita dari awal sampai akhir dan menurut saya, novel ini berhasil melaksanakan tugas sebagai kait tersebut. Setelah membaca novel ini saya benar-benar ingin cepat-cepat membaca lanjutannya.

Di novel ini, kisah lebih banyak berkisar seputar kebingungan Pierce akan hidupnya yang berubah setelah kunjungannya ke Underworld. Sejak saat itu, ia merasa selalu dihantui John Hayden, si penjaga Underworld. Namun, betapapun Pierce ingin melupakan John, ia tidak bisa karena sebenarnya keberadaan John pulalah yang membuatnya selalu merasa terlindungi. Tidak bisa dipungkiri, walau akhirnya Pierce selalu disalahkan atas insiden yang terjadi yang sebenarnya perbuatan John, John beberapa kali menyelamatkannya di saat-saat krisis. Pada saat Pierce kembali ke Isla Huesos, Pierce semakin tertarik untuk mencari tahu hubungannya dengan John. Dengan bantuan penjaga makam, ia berusaha mengenal John. Selain itu, ia juga mencoba untuk membuka diri terhadap pergaulan di sekolah barunya setelah sebelumnya selama dua tahun ia selalu menjauh dari dunia sekitarnya. Perjalanan Pierce dalam membongkar misteri John benar-benar membuat penasaran dan membuat saya tidak bisa berhenti membalik tiap lembar dalam novel ini. Sayang sekali, kemunculan John dalam novel ini sangat sedikit dan porsi romantis hampir tidak ada. Namun tidak apa-apa mengingat novel ini baru pembuka cerita. Masih ada dua novel tersisa. Akhir cerita benar-benar membuat penasaran dan saya tidak sabar membaca novel lanjutannya, Underworld.

Saya sangat menyukai karakter Pierce. Walau ia hidup dalam kebingungan, ia sebenarnya adalah gadis yang pintar. Ia berusaha keras untuk bisa berinteraksi secara normal dengan orang-orang di sekitarnya dan mengabaikan cerita-cerita miring yang terlanjur beredar tentangnya. Ia juga sangat peduli pada sesamanya. Itulah mengapa saya merasa simpati membaca apa yang menimpa hidup Pierce. Sebaliknya, saya belum bisa mendapatkan gambaran yang jelas mengenai tokoh John. Kemunculannya hanya mendapatkan porsi sedikit sehingga saya belum bisa mengetahui sifatnya sebenarnya dan apa sebenarnya misinya mendekati Pierce. Apakah ia sekedar jatuh cinta kepada Pierce atau Pierce sebenarnya juga mengemban misi tertentu dalam dunia Underworld sehingga John harus mendekatinya? Semoga porsi kemunculan John lebih banyak di novel-novel selanjutnya dan hubungan John dan Pierce bisa lebih seru lagi.

Mengenai versi terjemahannya, saya merasa sangat puas Gramedia memutuskan menggunakan cover aslinya yang cantik. Hiasan bunga-bunga di setiap awal bab juga sangat cantik. Jenis tulisannya juga pas di mata dan yang terutama, tidak ada typo error yang saya temukan di novel ini. Benar-benar sempurna deh. Saya harap kualitas seperti ini bisa dipertahankan dan dicontoh oleh penerbit-penerbit lainnya.

Kesimpulan akhir, saya sangat menyukai novel ini dan saya merekomendasikannya kepada teman-teman pecinta novel fantasi. Kalau mau membaca cerita fantasi yang berbeda dari biasanya, kalian bisa mencoba membaca novel ini.

31 komentar:

  1. Padahal imej Meg Cabot di kepalaku adalah penulis unyu-unyu dengan serial Princess-nya, ternyata ada juga ya bukunya yang bernuansa "dark"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Nuansa Meg Cabotnya hilang, kayak baca buku pengarang lain. Baru kali ini nemu tokoh novel Meg Cabot yang nggak banyak ngoceh

      Hapus
  2. wahh keren nih kayaknya :D udh lama ga baca Meg Cabot xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya aku juga. Padahal Meg Cabot tuh pengarang yang produktif banget.

      Hapus
  3. kalau denger Meg Cabot pasti yang keinget novel teenlit-nya. Ternyata ada juga novelnya yang 'serius' gini. Biasanya saya nggak gitu suka baca novel fantasi yang kesannya gelap. Tapi sepertinya yang ini boleh dicoba.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya aku juga kaget baca novel ini bener-bener ga ada ketawanya sama sekali. Selamat mencoba kalau begitu.. hehe

      Hapus
  4. Nice review, Mbak Nana. <3
    Aku sempat ragu mau beli buku ini, tapi sekarang.. *langsung ngumpulin duit buat beli*
    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. thank you...
      Hehe. bagus kok ceritanya. Paling nggak jalan ceritanya nggak pasaran (ceweknya lemah, cowoknya perfect abis, cinta segitiga, dst.. dst...)

      Hapus
  5. Aku suka banget sama buku-bukunya Meg Cabot, cuma yang ini memang gak begitu berminat karena banyak mixed reviews di GR. :| tapi setelah ngelihat review Mbak Nana jadi pengen beli. :D *masukin wishlist*

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurutku sih yang kasih review rendah ke buku ini karena udah punya ekspektasi bukunya Meg Cabot bakal fun kayak biasanya. Jadi pas baca buku ini kaget.
      Buku ini emang beda banget, nggak berasa kayak baca tulisannya Meg Cabot sama sekali. Jadi kalo emang Aul mau baca, musti siap-siap aja kaget. hehe

      Hapus
    2. Hmm begitu ya, Mbak. Iya sih aku biasanya mengharapkan tokoh2 bikinan Meg Cabot yang lucu, semacam Mia Thermopolis & Suze.

      Hapus
    3. Nah kalo Suze di Mediator itu kan geblek tuh orangnya. Seenaknya banget. Si Pierce nih nggak. Soalnya dia stress juga kali ya, gara-gara dikejar-kejar dewa kematian.

      Hapus
  6. aaaa Meg Cabot! aku suka sama gaya penulisannya dan yang ini tidak boleh terlewatkan dong :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi aku juga suka Meg Cabot. tapi ati2 aja, yang ini sedikit "beda" dari karya-karyanya yang biasa.

      Hapus
  7. lama juga g baca Meg Cabot, terakhir baca yg hisrom kalo g salah, dia bisa nulis apa aja yah, dari genre teenlit, chicklit, fantasi ataupun hisrom :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dia tuh kayanya udah produktif, semua genre dibabat juga. Buku-bukunya banyak banget. Hisrom apa? Lady of Skye bukan? hehe. Aku suka tuh kalo yang itu.

      Hapus
  8. ini buku yg jdi wishlist-ku di TMYW sebelumnya.
    pantesan kalah, ternyata Kak Nana udah punya ;____;

    BalasHapus
  9. Meg cabot semakin sering membuat cerita underworld atau dunia hantu nih >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi trend mungkin. Hehe. Iya, sebelum ini juga tentang vampir kan tuh. Tapi kayanya gak diterjemahin ke Indo.

      Hapus
  10. Selalu suka dengan Meg Cabot. Tapi bakal kangen juga kalau karakter ceweknya nggak banyak ngoceh, apalagi aku suka banget dengan karakter Suze di Mediator :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga suka Suze.. tapi baru baca Mediator buku keduanya doang. Yang lainnya susah ya nyarinya di toko buku. Kapan2 pengen baca juga seriesnya lengkap. Pnasaran sama kisah cinta Suze sama Jesse. Eh hantunya namanya Jesse kan ya?

      Hapus
  11. Udah lama pengen baca ini.
    Tapi ga ada humornya? Tumbeeeen?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tumben banget. Tapi paling nggak ceritanya ga pasaran kisah2 fantasi Ky.. biasa lah, yang model2 Twilight gitu2. Yang ini mah nggak. Cowoknya aja gak jelas sifatnya. Penasaran baca Underworld.

      Hapus
  12. wow, MC nulis fantasy ya
    kayaknya menarik

    BalasHapus
  13. premisnya kedengaran sangat menarik mbak. Pengen bnaca juga, dan siap-siap bakal penasaran lama nunggu sekuelnya (baghian paling tidak mengenakkan dari buku trilogi)

    BalasHapus
  14. kayaknya baagus banget nih bukunya. Menarik rasa penasaran xD

    BalasHapus
  15. wahh keren nih kayaknya
    perlu masuk waitting list XD

    BalasHapus
  16. seminggu lalu saya ke toko buku & langsung nyomot buku ini beserta sekuel keduanya, Underworld. Emang sih agak bernuansa suram, ya mo gimana lagi.. topiknya aja tentang dunia kematian -__-" Tapi tetep suka ah sama gaya berceritanya Meg Cabot. Ngga sabar nunggu sekuel terakhirnyaaa! >o<

    BalasHapus
  17. Wah nyeselnga ambil buku ini pas lagi diskon kmrn, habis kata temenku buku Meg Gabot yg ini suram banget....

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini