Rabu, 01 Agustus 2012

Hotel on the Corner of Bitter and Sweet

Judul buku: Hotel on the Corner of Biter and Sweet
Pengarang: Jamie Ford
Tahun terbit: 2011
Jumlah halaman: 398 halaman
Penerbit: Matahati
Harga: Rp. 58.000 (promo Ramadhan bukabuku.com Rp. 26.100)




Buku ini menceritakan kisah seorang lelaki bernama Henry dalam dua masa hidupnya. Pertama, di tahun 1986 ketika ia sudah berusia 60-an tahun. Kedua, di tahun 1942-1945 ketika ia masih berusia 12-15 tahun. Kisah dibuka dengan Henry tua, yang baru saja ditinggal mati istrinya, Ethel, yang sedang mengunjungi sebuah hotel tua dimana terjadi kehebohan karena penemuan barang-barang peninggalan keluarga-keluarga Jepang dari jaman perang dunia II dulu, namun inti cerita justru ada pada saat Henry mengingat-ingat masa lalunya di jaman perang dan kaitannya dengan barang-barang yang ditemukan di hotel tersebut.

Tahun 1942. Henry adalah seorang anak berusia 12 tahun yang bingung akan jati dirinya. Henry adalah warga negara Amerika Serikat, lahir di Amerika Serikat, namun memiliki ayah dan ibu China asli. Ayahnya di satu sisi menginginkan Henry menjadi orang Amerika Serikat, menyekolahkannya di sekolah kulit putih dengan beasiswa (sebagai gantinya, Henry harus bekerja di kantin membagikan makanan setiap jam istirahat), dan melarang Henry berbicara dengan bahasa China. Namun di sisi lain, ayahnya selalu mengatakan kalau China adalah negara mereka. Ayahnya mendukung perjuangan rakyat China melawan penjajah Jepang dan berulang kali mengatakan bahwa jika perang selesai, Henry akan disekolahkan di China. Pada masa ini juga muncul sentimen anti Jepang karena Amerika tengah berperang dengan Jepang, dan orang China kerap dianggap sama dengan orang Jepang. Oleh karena itu, ayah Henry juga menyuruh Henry mengenakan bros bertuliskan "Aku Orang Cina" di bajunya.

Di sekolah, Henry selalu diejek teman-temannya karena berkulit kuning. Ia tidak pernah dipandang sederajat dengan anak-anak kulit putih walau pada kenyataannya Henry adalah warga negara Amerika. Di lingkungan tempat tinggalnya, ia juga diejek karena bersekolah di sekolah kulit putih, tidak di sekolah China seperti anak-anak China lainnya.

Suatu hari, Henry mendapat teman penjaga kantin baru. Ia seorang anak perempuan keturunan Jepang bernama Keiko. Keiko lebih dimusuhi anak-anak sekolah karena ia orang Jepang. Namun, dengan cepat Henry menjadi akrab dengan Keiko. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Henry kerap menghabiskan waktu bersama Keiko, apakah itu hanya sekedar bermain ke Nihonmachi tempat tinggal Keiko, atau mengunjungi klub jazz tempat Sheldon, teman Henry, bermain saksofon.

Ketika perang semakin memanas, semakin banyak orang Jepang dicurigai sebagai mata-mata. Orang Jepang lalu diharuskan pindah ke kamp-kamp yang telah disediakan untuk mencegah mereka menjadi mata-mata bagi tentara Jepang. Keluarga Keiko pun terpaksa pindah. Henry pada awalnya berniat membantu Keiko untuk lari dari kamp, namun apa daya, ia hanyalah seorang anak kecil. Belum lagi kemudian ayahnya mengetahui kalau Henry berteman dengan anak perempuan Jepang dan marah besar. Ayahnya malah ingin mengirim Henry secepatnya ke China.

Bagaimana kisah persahabatan Henry dan Keiko selanjutnya? 


Buku ini bagus bangeeettt...!!! Benar-benar tidak disangka, mengingat saya membeli buku ini murni hanya karena diskonnya yang lumayan besar. Hehe.


Mungkin kalau sekedar membaca sinopsisnya, kita akan berpikir bahwa buku ini hanya sekedar buku yang berkisah tentang cinta, apalagi ada cuplikan review di cover belakang buku yang bertuliskan "Kisah Romeo and Juliet versi Cina-Jepang di era perang...". Namun pada kenyataannya, buku ini tidak hanya fokus di kisah cinta tokoh utamanya, tapi juga banyak menggambarkan situasi sosial di masa Perang Dunia II di Amerika, dimana pada masa itu rasisme masih kental. Walau berstatus warga negara Amerika, tetap saja orang kulit hitam dan kuning dianggap tidak sederajat dengan kulit putih. Dan ketika Jepang mengebom Pearl Harbor, sentimen terhadap warga keturunan Jepang semakin meningkat. Melalui Henry dan Keiko, pembaca diajak untuk merasakan bagaimana kehidupan warga Amerika keturunan pada saat itu.

Kisah persahabatan dan cinta Henry dan Keiko digambarkan dengan sangat menyentuh namun tidak cengeng. Keiko adalah anak perempuan yang tabah dan sangat menyayangi keluarganya. Sementara itu, Henry sangat menginginkan kebahagiaan untuk Keiko namun juga tidak mau menyakiti orang tuanya dengan terang-terangan menentang mereka. Usaha sembunyi-sembunyi Henry ketika berusaha menyembunyikan barang-barang keluarga Keiko, lalu usaha kerasnya untuk menemui Keiko di kamp benar-benar membuat saya jatuh cinta dengan Henry. Kok bisa ya anak umur 12 tahun berbuat sampai sejauh itu?

Henry sudah pasti menjadi tokoh favorit saya. Begitu juga Keiko yang manis. Saya malah gregetan dengan tokoh Marty, anak Henry, yang sepertinya selalu meremehkan ayahnya, dan ayah Henry, yang keras kepala dan terlalu nasionalis. Akan tetapi seluruh tokoh tersebut, baik saya suka maupun tidak, saling melengkapi dalam novel ini.

Penerjemahan novel ini ke dalam bahasa Indonesia menurut saya sangat bagus dan mengalir. Typo error-nya nyaris tidak kelihatan (walau ada beberapa) dan tidak mengganggu mata. Salut dengan penerjemahnya. Covernya pun juga didesain dengan sangat cantik. Saya suka warnanya.

Intinya, novel ini merupakan novel yang sangat memuaskan untuk saya.

Very Recommended.

12 komentar:

  1. sedang baca buku ini, kelihatannya bagus XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus kok! Sangat menyentuh ceritanya.

      Hapus
    2. yaa! keren banget ceritanya XD padahal waktu beli awal-awal rada gak yakin.

      Hapus
    3. Sama! aku juga beli karena diskon dan kupikir ceritanya bakal yang sastra banget, taunya nggak. Henry manis bangeett

      Hapus
    4. yaa >__<
      tpi klo masalah cover aku lebih suka cover aslinya, oranye-oranye gitu :D

      Hapus
  2. masih bingung dengan genre buku ini; fiksi sejarah atau romance ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa musti bingung dengan genre? Baca aja. hehehe

      Hapus
  3. aku suka covernya...kemarin sempet mau beli tapi akhirnya di-cancel dulu, hehe..karena recommended, mungkin lain kali beneran mau dibeli :) thanks review-nya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cepetan kalo mau beli, karena penerbitnya udah bangkrut dan buku-bukunya udah diobral gila-gilaan sejak beberapa bulan lalu. Jadi, kalo mau cari bukunya mungkin udah langka sekarang.

      Hapus
  4. *lirik comment sebelumnya*
    Untung udah punya.. :p
    Waktu itu nggak sengaja lihat, dan langsung kubeli karena takut besok-besoknya nggak ada..

    BalasHapus
  5. udah punya bukunya, beli juga pas diskonan, rencana buat ak ikutin hisfic challenge tapi sampai sekarang belum kebaca juga, hiks

    BalasHapus
  6. Kayaknya buku ini bakal menguras air mata ya :(

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini