Kamis, 21 Juni 2012

This Lullaby

Judul buku: This Lullaby
Pengarang: Sarah Dessen
Tahun terbit: 2012
Jumlah halaman: 454 halaman
Penerbit: Elex Media Komputindo
Harga: Rp. 62.800


Remy tidak percaya cinta. Ia memang kerap berpacaran dengan banyak lelaki, terutama yang memiliki tampang dan sifat nyaris sempurna, namun itu dilakukan Remy hanya untuk memutuskan mereka. Untuk menunjukkan kalau ia bisa menaklukkan semua lelaki itu. Hal ini karena Remy tidak mempercayai cinta. Hidup hanya dengan kenangan ayah dalam bentuk lagu berjudul This Lullaby (Ayah Remy seorang pemusik. Ia tidak menikah dengan ibu Remy dan meninggalkan ibu Remy, Remy, dan Chris, kakak Remy, ketika Remy masih kecil lalu meninggal dunia) dan memiliki ibu yang selalu mengalami kegagalan pernikahan, Remy merasa cinta itu tidak ada. Remy kemudian tumbuh menjadi gadis yang perfeksionis, mandiri, dan keras. Untuknya, lelaki hanya untuk selingan dikala liburan musim panas.

Di musim panas selepas lulus SMA, sebelum Remy berangkat kuliah ke Stanford, Remy bertemu Dexter, lelaki ceking vokalis band yang sedang singgah di kota Remy selama musim panas itu. Pertemuan mereka selalu terjadi di saat-saat tak terduga dan Remy akhirnya berpacaran dengan Dexter. Dexter sungguh jauh dari tipe pria yang biasanya dikencani Remy. Dexter bertubuh kurus dan selebor. Tali sepatunya selalu lepas. Jalannya menabrak-nabrak. Ia bahkan tidak tahu cara mencuci baju. Normalnya, Remy tidak akan mau bersama lelaki seperti Dexter karena ia hanya mau lelaki yang sempurna. Namun, ia merasa nyaman bersama Dexter yang cenderung bertingkah spontan namun baik hati. Remy selalu mengingatkan dirinya bahwa Dexter hanyalah selingan musim panasnya. Ketika liburan musim panas semakin mendekati akhirnya, Remy harus memutuskan Dexter, sama seperti Remy memutuskan lelaki-lelaki sebelum Dexter.

Namun apakah keputusan Remy kali ini tepat? Apakah Dexter hanya sekedar pacar musim panasnya saja? Apakah Remy akhirnya akan menemukan cinta sejati?

Menemukan buku ini di bagian buku baru Gramedia benar-benar membuat saya terkejut. Masalahnya, saya tidak pernah tahu adanya penerbit yang akan menerbitkan versi Indonesia karya-karya Sarah Dessen. Dua buku Sarah Dessen yang saya baca sebelumnya adalah versi Inggrisnya, terbitan Speak. Maka, saya pun langsung membeli This Lullaby tanpa ragu.

Sejujurnya, saya suka cover This Lullaby versi Indonesia ini yang bernuansa fuschia dan bergambar permen warna-warni. Cantik sekali. Saya juga suka terjemahan bahasa Indonesianya karena tidak menghilangkan gaya bercerita Sarah Dessen yang khas anak muda, diselingi humor dan agak sarkastik. Penambahan footnote untuk menjelaskan beberapa kata atau tempat yang mungkin asing untuk pembaca Indonesia, menurut saya menjadi nilai tambah untuk buku ini. Salut untuk penerjemahnya, Stephanie Yuanita, untuk risetnya. Sayang, banyak sekali typo error bertebaran di buku ini. Beberapa yang sempat saya catat antara lain:

Halaman 14: tahu seharusnya tahun.
Halaman 18: negera seharusnya negara.
Halaman 20: sebuah lilin berdiri tegak lilin di sampingnya seharusnya sebuah lilin berdiri tegak di sampingnya.
Halaman 22: Chirs seharusnya Chris.
Halaman 51: susuatu seharusnya sesuatu.
Halaman 59: Ada sebaris kalimat bahasa Indonesia di tengah syair lagu yang semuanya ditulis dalam bahasa Inggris.

Masih banyak lagi sebenarnya, namun tidak akan saya tulis disini karena saya tidak mau review saya menjadi terlalu panjang hanya untuk membuat daftar typo error yang saya temukan. Selain itu, sepertinya kualitas kertas yang digunakan untuk sampul buku lebih ringkih dari buku-buku biasanya. Kertasnya cepat sekali mengelotok dan rusak, padahal saya sudah biasa membawa novel di dalam tas kerja setiap hari namun tidak ada yang rusak secepat dan separah ini. Novel ini bahkan tidak pernah terkena air sekalipun. Mungkin hal ini bisa menjadi catatan untuk penerbit agar kualitas buku dapat ditingkatkan di masa depan.

Mengenai cerita, tidak banyak yang bisa saya katakan selain bahwa saya sangat menyukai cerita di buku ini. Untuk yang belum pernah membaca novel-novel Sarah Dessen, saya ingatkan dulu. Sebaiknya jangan terlalu berharap untuk menemukan "drama-rama" dalam novel-novel Sarah Dessen karena novel-novel Sarah Dessen biasanya mengangkat cerita seputar kehidupan sehari-hari dengan ending yang benar-benar real dan kadang mengambang. Namun, semua itu justru yang membuat kisah-kisah yang ditulisnya menjadi dekat dengan kenyataan. Oleh karenanya, begitu mudah bagi pembacanya untuk menghubungkan diri dengan tokoh-tokoh dalam novel. Untuk novel ini, kurang lebih sama. Jangan mengharap mendapatkan kisah cinta yang intens dan hot dari Remy dan Dexter karena kalian akan kecewa nantinya. Namun, bukan berarti kisah cinta keduanya garing juga. Menurut saya justru hubungan mereka berdua sangat manis. Lucu banget deh membaca interaksi Remy dengan Dexter, apalagi ketika Remy mengajari Dexter mencuci baju setelah baju-baju Dexter terkena lunturan warna pink.

Semua tokoh di novel ini rata-rata menyenangkan (walau ada satu yang benar-benar minta dihajar!!). Para tokoh, baik tokoh utama maupun pendamping digambarkan memiliki kelebihan, kekurangan, minat, dan latar belakang masing-masing. Namun, interaksi para tokohnya sangat hidup dan memperkuat cerita. Tokoh favorit saya di novel ini adalah Dexter, karena sifatnya yang ceria, spontan, dan selalu berpikir positif. Selain itu, saya juga menyukai tokoh Chris, kakak Remy yang mantan pecandu narkoba namun kini berusaha menjalani hidup dengan serius setelah berpacaran dengan Jennifer Anne yang intelek dan sopan.

Buku ini juga mengandung pesan yang sangat bagus, terutama mengenai kekuatan dan kegigihan untuk menghadapi kegagalan dan berdamai dengan masa lalu. Pesan yang sangat membangun untuk dibaca remaja yang beranjak dewasa. Sayang, adegan merokok dan minum-minum di buku ini lumayan banyak. Maklum, ceritanya Remy ini memiliki pergaulan yang cukup liar.

Recommended untuk dibaca siapa saja, ceritanya bagus. Tapi sabar-sabar saja dengan typo error-nya. 


4 komentar:

  1. dari awal saya tuh udah naksir buku ini hanya karena covernya.... abis cute sih... walaupun sinopsis ceritanya nggak tau seperti apa...

    masih minat sih bacanya setelah baca reviewnya mbak... tapi kayaknya nunggu cetakan yang ke sekian kali yah... biar gak terlalu banyak typo-nya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Atau mending beli versi Inggrisnya. Haha.
      Tapi emang ya kayaknya masalah terbesar buku-buku terbitan Indonesia itu typo errornya banyak banget.

      Hapus
    2. kadang alasan utamanya buku Indonesia kebanyakan typo adalah karena lini penerbit pada ngejar target bulanan/tahunan kuantitas terbitnya buku, yang sayangnya gak dibarengi ma kualitas editingnya.

      Hapus
  2. Kak Maya beruntung dapat buku ini dari buntelan Kak Nana... Awalnya juga pengen buku ini, tapi ketebelan, jadi keblinger sendiri liatnya x_x Dan baru tahu kalau ternyata ceritanya keren o_O

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini