Rabu, 16 Mei 2012

Lament

Judul buku: Lament, Muslihat Ratu Peri (Books of Faery #1)
Pengarang: Maggie Stiefvater
Tahun terbit: 2008/2010 (Indonesia)
Jumlah halaman: 397 halaman
Penerbit: Ufuk Publishing House
Harga: Rp. 69.900 (disc 60% di bookoopedia jadi Rp. 27.960)


Deirdre Monaghan (Dee) adalah pemain harpa yang sangat jenius. Dalam suatu lomba, ia bertemu Luke Dillon, seorang pemain flute yang jenius juga, dan menjadi teman duet dadakan Dee. Sejak saat itu, Dee menjadi dekat dengan Luke. Sayang, semenjak kedekatan mereka itu pula rentetan kejadian aneh mulai terjadi. Dee menemukan kalau ternyata ia memiliki bakat telekinetis. Sahabatnya, James, ternyata punya kemampuan cenayang. Neneknya ternyata menyimpan rahasia soal ini dan membenci Luke, yang dibilangnya sebagai "Mereka". Dee yang semakin penasaran berusaha menelusuri siapa dirinya yang sebenarnya.

Dee ternyata adalah seorang Cloverhand, yaitu orang yang dianugerahi bakat untuk melihat peri dan menarik mereka untuk lebih dekat dengan mereka. Sayang, bakat Dee ini dicemburui sang Ratu Peri, yang juga memiliki bakat seperti Dee, dan merasa terancam posisinya dengan kehadiran Dee. Dan Luke ternyata adalah suruhan sang Ratu yang memiliki tugas utama menghabisi nyawa Dee.

Bagaimana nasib Dee selanjutnya? Berhasilkah Dee selamat dari kejaran Ratu? Silahkan dibaca sendiri ya.

Tahu buku ini karena diskon Ufuk di Bookoopedia. Kalau tidak ada diskon, saya mungkin tidak akan tahu keberadaan buku ini. Maklum, saya tidak mengikuti buku-buku genre fiksi fantasi paranormal supernatural apa lah namanya genre buku semacam ini. Namun, bukannya saya anti lho. Saya juga baca Twilight Saga dan Harry Potter (dan suka) kok! Setelah browsing-browsing Goodreads, saya rasa ceritanya cukup menarik, tentang dunia peri atau faerie. Makanya, saya memutuskan untuk langsung beli buku ini beserta buku lanjutannya, Ballad, sekalian. Mumpung murah juga. Hehe.

Setelah membaca sampai tuntas, saya tidak bisa bilang kalau saya puas membaca buku ini. Ada beberapa alasan:

Pertama, jalan ceritanya klise. Rasanya sudah banyak buku dimana tokoh utamanya tadinya berpikir dirinya biasa-biasa saja namun ternyata ia memiliki kekuatan hebat dan diincar makhluk-makhluk dunia lain. Setelah itu, lelaki yang si tokoh utama suka ternyata berada di kubu yang berlawanan dengannya, namun akhirnya keduanya memilih untuk tetap memperjuangkan cinta mereka. Ini semacam "aku cinta kamu, tapi kamu harus jauh-jauh dari aku karena aku berbahaya buat kamu". Ehhh.. tapi taunya nggak bisa jauh-jauh juga. Sounds familiar???

Kedua, entah kenapa saya merasa banyak bagian yang "bolong" di cerita ini alias kurang jelas. Posisi tokoh-tokoh dalam cerita ini kurang jelas. Ada tokoh yang saya kira jahat eh ternyata malah menjadi baik. Ada yang saya kira akan menolong Dee memecahkan masalahnya tapi ternyata malah dimatikan di tengah cerita. Lalu ada beberapa pertanyaan yang tidak terjawab sampai akhir cerita. Entah ini memang disimpan jawabannya untuk buku selanjutnya atau bagaimana.

Ketiga, saya kurang mendapat penjelasan mengenai seluk beluk dunia peri dalam buku ini. Mungkin untuk orang-orang Barat yang sudah terbiasa dengan kisah peri kisah ini terasa nyambung-nyambung aja ya, namun untuk saya yang besar dengan cerita pocong, kuntilanak, genderuwo, saya bingung juga membayangkan peri yang diceritakan ini. Peri yang ada di bayangan saya hanya Tinkerbell dan faerie yang saya baca di buku Hex Hall, namun sepertinya peri di buku ini berbeda sama sekali dengan yang saya tahu. Hanya dengan membaca buku ini saja saya rasa cukup sulit untuk bisa menghidupkan cerita ini di imajinasi saya.

Namun, dengan segala (yang saya rasa) kekurangan tersebut, saya masih bisa menikmati buku ini. Yaah secara garis besar saya mengerti lah jalan ceritanya. Dan untuk pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak saya, saya simpan saja dulu karena siapa tahu di buku berikutnya baru akan dijelaskan. Namanya juga novel serial.

Tokoh favorit saya di novel ini, tanpa disangka-sangka adalah Sara, teman kerja Dee di toko es krim. Dia ini sebenarnya lumayan annoying karena dia selalu memandang Dee rendah karena penampilannya yang biasa-biasa saja. Namun, ia malah membantu Dee di saat genting. Sebenarnya saya mengharapkan Sara lebih mendapat peran di novel ini, namun ternyata tidak.. Hehehe..

Oh iya, novel Lament yang saya baca ini adalah edisi lamanya. Covernya nyeremin ya. Sekarang Ufuk sudah mengeluarkan edisi barunya yang cantik. Ini gambarnya:


Sekian review dari saya.

Recommended untuk pecinta novel berbau supernatural dan paranormal yang sudah paham mengenai dunia peri, supaya tidak bingung membacanya seperti saya. Hehe.

6 komentar:

  1. Hm... cover yg lama ga menarik sih, yg kedua emang jauh lebih cantik :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya. Cover aslinya juga emang nggak menarik lho menurutku.

      Hapus
  2. dulu aku punya buku ini tapi aku swap, nggak ada greget sewaktu membacanya, konfliknya juga kurang seru :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo menurutku malah ceritanya banyak yang skip gitu, sama kurang penjelasan, jadi banyakan bingung pas bacanya, makanya terkesan nggak seru. Seandainya ceritanya lebih jelas dan terperinci, aku rasa bisa jadi lumayan seru. hehe.

      Hapus
  3. awalnya klise, tapi lama-lama seru!

    BalasHapus
  4. covernya kece, tetep penasaran meskipun ceritanya pasaran

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini