Senin, 25 Juli 2016

Bacaan Liburan - Always, Laila

Judul: Always, Laila
Pengarang: Andi Eriawan
Penerbit: Gagasmedia
Tahun Terbit: 2004 // 2013
Halaman: 239
Harga:Rp. 33.200 (Google Playbook)


Di ulang tahunnya yang ke-25, Laila menerima surat dari mantan kekasihnya, Pram. Sepucuk surat itu membuat hatinya resah dan pikirannya pun kembali ke masa lalunya yang tak pernah lepas dari Pram.

Laila pertama kali bertemu Pram yang berkepribadian unik saat masuk SMA. Pram yang kocak, yang sedikit nyeleneh, namun punya beribu cara untuk menyenangkan hati Laila. Setelah penembakan yang lumayan maksa, mereka pun berpacaran.

"Kamu kelihatan cantik banget dengan kebaya ini."
"Gombal!" tukas Laila sambil tersenyum malu. Kakinya menendang lemah kaki Pram. Jarang sekali Pram memuji. "Dari kapan kamu jadi tukang rayu? Tapi terima kasih..., kamu juga ganteng pake dasi itu, Phrameswara."
Setelah Laila memuji Pram, Pram menatap wajahnya dengan pandangan yang begitu hangat. Ia biarkan bibir lelaki itu berbisik tepat di telinganya. "Cuma kamu... yang bilang aku ganteng."
"Oh, ya?"
"Iya, orang-orang cuma bilang aku cakep, tampan, keren, manis, tapi cuma kamu yang bilang ganteng."

Laila pada dasarnya adalah perempuan cantik yang memiliki banyak penggemar. Begitu Laila masuk kuliah ke jurusan Teknik Penerbangan ITB, saingan Pram pun bertambah. Terutama dengan kemunculan Bubung, yang memiliki masa lalu dengan Laila. Bubung dengan frontal mengatakan ingin merebut Laila dari Pram, dan untuk pertama kalinya, Laila melihat Pram yang resah dan tidak percaya diri.

Bagaimana kisah Pram dan Laila kemudian? Apakah Bubung adalah penyebab putusnya hubungan Laila dan Pram?

Always, Laila merupakan buku yang sudah berkali-kali saya baca pujian untuknya, sehingga saya penasaran banget pengin baca. Sayang, karena sudah terbit cukup lama baik cetakan lama maupun barunya, cukup sulit menemukan buku ini (dalam bentuk fisik, bukan e-book). Beruntung saya menemukannya ketika ada obral di Bukabuku. Sekarang sih, buku ini sudah termasuk langka lagi.

Kisahnya ternyata memang menarik walau temanya sebenarnya sederhana. Always, Laila mengingatkan pembaca akan indahnya cinta di masa SMA. Terasa manis dengan segala kesederhanaan dan kreativitasnya. Yaaa... gimana nggak sederhana, namanya juga masih SMA, dengan modal terbatas--kecuali kalau kamu anak pejabat dan sudah diberikan fasilitas oleh orang tua yaaa... Namun, sama seperti kisah cinta masa SMA kebanyakan, sanggupkah kisah cinta itu bertahan selepas masa SMA, di mana hidup para pelakunya semakin berkembang? Bertemu banyak orang, mendapat banyak ilmu, dan pasti cara berpikir yang berkembang juga. Inilah konflik utama yang diangkat oleh pengarang. Setelah kuliah berbeda jurusan walau masih satu universitas, hidup Laila mengalami perubahan. Sementara Pram masih memperlakukannya sama seperti ketika mereka SMA, Laila mulai mengharapkan sesuatu yang berbeda. Dia mendambakan kekasih yang lebih menunjukkan perhatiannya; ia mendambakan sesuatu yang baru. Sementara Pram, apakah ia juga mengalami hal yang sama dengan Laila? Bisakah ia mengikuti perubahan yang terjadi dalam diri Laila?

Andi Eriawan menuliskan sebuah kisah cinta yang manis namun tetap dekat dengan kehidupan sehari-hari. Potretnya terhadap dinamika hubungan percintaan yang terjalin sejak masa sekolah sangat realistis dan mudah membuat pembaca terikat dengan ceritanya. Tokoh-tokohnya sendiri terasa realistis dan mudah disukai. Pram dengan kreativitas dan kekonyolannya yang selalu membuat tersenyum, sedangkan Laila dengan kejutekan dan kemanjaannya namun toh tetap menunjukkan cintanya kepada Pram.

Sayang, konflik yang menjadi pertanyaan utamanya kok ternyata kurang nyambung dengan alur yang dibangun ya? Saya tentu tidak bisa bilang apa itu, karena berarti membocorkan cerita. Tapi yang pasti, ketika membacanya, saya jadi bingung dan membaca ending-nya, saya jadi tambah bingung. Rasanya seperti membaca cerita lain dari bagian-bagian sebelumnya yang saya baca.

Aaanywaay... mengesampingkan paragraf di atas, buku ini cocok untuk nostalgia kisah cinta masa SMA. Benar-benar seru deh membaca kisah cinta Pram dan Laila. Manis, tapi juga bikin ngikik sendiri.

Recommended untuk... Kamu yang masa SMA-nya di tahun 90-an sampai awal 2000-an di mana ponsel belum terlalu menguasai hidup kita. (( KITA???? ))

Untuk project Bacaan Liburan BBI. Karena saya selama libur Lebaran hanya di rumah, jadi fotonya hanya berlatar tembok yak. Hehehe... 



2 komentar:

  1. Wah.. jadi memorable dong pas jadul-jadulnya.. Tapi memang lebih menarik kisah yang dibalut ide apa adanya, tanpa kelihatan harus keren. Biarpun ketinggalan teknologi, namun pasti ngena banget. jadi pengen baca ini buku.

    BalasHapus
  2. novel ini bagus... saya udah baca berkali kali dan memang bikin nangis. apalagi kita yang mengharapkan happy ending ....
    recomended banget deh

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini