Minggu, 19 April 2015

A Million Suns - Sejuta Matahari

Judul: A Million Suns (Sejuta Matahari)
Pengarang: Beth Revis
Penerjemah: Barokah Ruziati
Editor: Ariyantri E. Tarman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2012/2014 (terjemahan)
Halaman: 473
Harga: Rp. 88.000 (Diskon jadi Rp. 70.400 di Bukabuku)



Penghuni Godspeed kini telah lepas dari pengaruh Phydus. Kini mereka bebas berpikir dan bertindak. Dan mereka hendak menggulingkan Elder, yang kini sudah menjadi Eldest. Semenjak insiden yang terjadi tiga bulan sebelumnya, Elder memang telah naik pangkat menjadi Eldest dan ia memutuskan untuk menghentikan penggunaan Phydus, atas permintaan Amy. Sayangnya, ada oknum yang menganggapnya tidak kompeten menjadi Eldest dan oknum ini menghasut masyarakat Godspeed.

Kerusuhan melanda Godspeed. Produktivitas menurun, makanan berkurang, terjadi pembunuhan dan Godspeed kini terancam berhenti berfungsi--padahal tujuan mereka masih jauh. Namun suatu hari Amy menemukan rekaman-rekaman petunjuk dari Orion. Bahwa ternyata, kenyataan tidaklah semenakutkan yang mereka pikirkan.


Bagaimanakah nasib Elder, Amy, dan seluruh penghuni Godspeed? Rahasia apa yang hendak ditunjukkan oleh Orion?


Betapa mudahnya menjadi masyarakat dan betapa sulitnya menjadi pemimpin, terutama di masa peralihan. Itulah pemikiran saya ketika membaca buku ini. Dan ini membuat saya semakin menghargai pemimpin Indonesia sejak era Reformasi, terutama Presiden saat ini, Pak Jokowi. Wow, betapa berat tugas Anda, Pak. Serius deh, kalau kalian adalah orang-orang yang suka ngepos status sinis dan nyindir di Facebook atau media sosial lainnya tentang pemimpin-pemimpin di negara ini, ada baiknya kalian baca novel ini. Biar katanya novel remaja, buku ini relevan banget kok dibaca orang dewasa.

Elder, oh, Elder, buat saya dialah tokoh utama cerita ini; satu-satunya tokoh utama. Walau sebenarnya peran Amy sangat penting, tetap saja yang jadi pusat cerita adalah Elder. Di Across the Universe, kita mendapati sosok Elder yang dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya karena Godspeed telah kehilangan satu Elder di atas Elder. Ketika Eldest mati, maka Elder yang akan langsung menjadi penggantinya. Hal yang sulit, karena Elder tidak hanya akan memimpin generasi di bawahnya yang belum lahir saja, melainkan juga generasi di atasnya yang seharusnya dipimpin oleh Elder yang hilang. Dan kini, di buku A Million Suns, bayangan itu menjadi kenyataan bahkan lebih buruk dari perkiraan. Elder terpaksa menjadi Eldest dalam situasi chaos. Padahal, pelajaran yang seharusnya ia terima belum selesai. Ia belum mengerti politik dan diplomasi, namun kini terpaksa berhadapan dengan rakyat yang mulai mempertanyakan segala sesuatu setelah penggunaan Phydus dihentikan.

Sungguh di satu sisi saya iba terhadap Elder. Ia seringkali bingung dengan tanggung jawab baru yang diembannya dan, parahnya, tidak ada satu pun di pesawat yang bisa ia percaya--kecuali Amy yang baru merasakan kehidupan di Godspeed hanya selama 3 bulan dan hanya fokus pada menyelamatkan kedua orangtuanya. Namun, di sisi lain, saya juga kagum. Ia tidak lari--bahkan tidak ada keinginan untuk lari sama sekali--dari tanggung jawabnya. Di buku ini saya menjadi simpati kepada Elder yang terus mencoba memikirkan kepentingan masyarakatnya yang sebenarnya di ambang bahaya walau masyarakatnya sendiri tampak sulit mempercayainya.

Dan rahasia yang terkuak.... YA AMPUUUNN.... Kali dehhh?????

Kalau membaca review beberapa pembaca di Goodreads, banyak yang mempertanyakan: mungkinkah rahasia itu bisa tertutupi sebegitu lamanya? Tapi saya sih merasa mungkin saja mengingat penggunaan Phydus yang mematikan akal pikiran masyarakat Godspeed, walau saya yakin sebenarnya Eldest sudah mengetahui rahasia itu. Tidak mungkin Eldest tidak mengetahui rahasia itu dari Eldest-Eldest pendahulunya. Dan tentang kru kapal? Naaah... ini yang saya agak bingung. Masa sih mereka bisa sampai tidak tahu? Tapi yaa.. kalau memang pengarangnya berpikir bisa menciptakan kapal dengan bentuk dan sistem kerja seperti itu, saya mau bilang apa juga ya.

Review sudah cukup banyak, saya harap nggak membocorkan apa-apa. Saya sudah tidak sabar menerima kiriman buku ketiganya yang saya pesan sudah cukup lama. Tidak sabar membaca bagaimana Beth Revis akan mengakhiri kisah petualangan alam semesta ini. Apakah akan berakhir memuaskan atau justru sebaliknya? Mari kita tunggu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini