Rabu, 30 Oktober 2013

Life of Pi

Judul: Life of Pi (Kisah Pi)
Pengarang: Yann Martel
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2002 / 2012 (cetakan ke-6 terjemahan Indonesia)
Jumlah Halaman: 447
Harga: Rp. 55.000 (harga bukabuku Rp. 46.750)



Pi Patel adalah seorang anak India yang unik. Tumbuh besar di tengah kebun binatang, karena ayahnya bekerja sebagai direktur kebun binatang Pondicherry, Pi terbiasa mengamati dan mengerti gerak-gerik binatang. Selain itu, ia juga memiliki kerinduan yang amat mendalam terhadap Tuhan. Ia sangat kritis dan berusaha mengenal Tuhan sehingga akhirnya ia memeluk tiga agama: Hindu, Kristen, dan Islam. Hal ini tentu mengundang cibiran dari orang-orang di sekitarnya, namun tidak dari keluarganya yang cukup toleran.

Di usia ke-16, Pi harus pindah bersama keluarganya ke Kanada. Seluruh binatang dijual dan sebagian berada di kapal yang sama dengan yang ditumpangi keluarga Pi ke benua Amerika, Tsimtsum. Sayang, selepas dari Filipina, kapal itu karam. Hanya satu buah sekoci yang berhasil diselamatkan, berisi Pi, seekor harimau Bengal 3 tahun bernama Richard Parker, seekor orangutan betina bernama Orange Juice, seekor hyena, dan seekor zebra yang patah kakinya. Kelimanya berada dalam satu sekoci, terombang-ambing di tengah samudra Pasifik.

Hari demi hari berlalu. Pembantaian demi pembantaian berlangsung karena kebutuhan akan makanan. Sampai akhirnya, tersisa dua makhluk: Pi dan Richard Parker. Secara akal sehat, tidak mungkin manusia bisa bertahan hidup berdampingan dengan binatang sebuas dan sekuat harimau. Namun Pi sadar bahwa Richard Parker adalah harimau yang besar di kebun binatang dan Pi memiliki pengetahuan mengenai sifat binatang.

Bagaimana akhir kisah perjalanan Pi dan Richard Parker? Mampukah Pi bertahan hidup tanpa dibantai oleh Richard Parker?


Kebanyakan orang akan langsung menyebut "Kisah tentang seorang anak yang terdampar di laut bersama seekor harimau" ketika saya bertanya "Life of Pi itu tentang apa sih?" dan itu juga yang ditonjolkan dari (berbagai versi) sampul bukunya dan juga trailer filmnya. Dan kebanyakan orang juga menyebut kisah Pi sebagai kisah petualangan. Petualangan seorang remaja yang harus bertahan hidup terombang-ambing di tengah laut.

Memang jawaban tersebut benar karena memang sebagian besar cerita berlangsung di laut. Namun, setelah membaca buku ini, saya merasa kalau sebenarnya inti cerita ini adalah mengenai agama dan Tuhan.

Di bagian awal, pembaca diajak untuk berpikir kritis mengenai agama lewat Pi kecil yang memeluk tiga agama. Pi yang pintar dan kritis tidak memikirkan pendapat orang-orang di sekitarnya dan hanya berfokus pada keinginan untuk dekat dengan Tuhan sehingga tanpa ragu ia memeluk tiga agama sekaligus, yang tentu terasa janggal bagi orang lain. Ketika tak sengaja berpapasan dengan tiga orang pemuka agama yang ia anut, tentu ketiga pemuka agama tersebut gusar dan bahkan mereka berdebat mengenai agama mana yang terbaik dan seharusnya dianut Pi. Sayangnya, ketiganya tidak memikirkan apa sebenarnya yang Pi inginkan. Mereka hanya terfokus untuk memenangkan agama masing-masing. Seringkali kita terjebak dalam label dan ritual seperti ketiga pemuka agama tersebut sehingga kita tidak lagi mengingat alasan sebenarnya kita memeluk suatu agama. Dan di buku ini, Martel mengajak pembaca untuk kembali mengevaluasi diri masing-masing.

Di bagian kedua, yaitu ketika Pi terombang-ambing di laut bersama binatang, kisah menjadi agak "dreamy" alias tidak nyata. Petualangan yang ia alami sangatlah mengerikan, namun juga menakjubkan. Terlihat mustahil, namun bukan berarti tidak bisa terjadi di dunia nyata juga. Bagian ini menuntun pembaca ke pertanyaan terakhir: "percayakah anda akan kisah ini?" Menurut saya, pertanyaan ini juga berhubungan dengan agama. Percayakah anda akan Tuhan? Seberapa percaya?

Pesan yang ditulis Yann Martel melalui kisah yang dramatis ini menurut saya sangat relevan dengan keadaan dunia saat ini, terutama di Indonesia, di mana semua orang wajib memeluk agama dan menyantumkannya di dalam KTP. Begitu banyak orang beragama, namun apakah mereka telah benar-benar memahami dan menghayati agama yang mereka anut? Tak heran Yann Martel dapat keluar sebagai peraih Man Booker Prize tahun 2002. 

Ditulis dalam rangka posting bareng BBI bulan Oktober 2013 dengan tema Buku-buku finalis Man Booker Prize.

19 komentar:

  1. Iyaaaa.. There's more to it in this book than just a boy who get stranded in the middle of the sea.. Banyak pertanyaan2 tentang moral dan conscience yang dilempar di buku ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Termasuk tentang perilaku binatang. Hahaha..

      Hapus
  2. Sepakat mbak buku ini memang tentang keTuhanan ^^

    Btw saya lebih suka cover lamanya deh ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cover lamanya yang mana? Hahaha.. saking banyaknya cover buku ini aku sampe ga bisa inget lagi cover yang mana yang terbit kapan dan siapa penerbitnya.

      Hapus
  3. pernah denger cerita seseorang yang menemukan Tuhan setelah baca buku ini.. sounds lebay ya? tapi mungkin buku ini emang segitunya banget punya pengaruh untuk beberapa orang. aku sendiri suka banget sama richard parker :D dan menurutku filmnya termasuk bisa mewakili bukunya secara visual :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ohya? Wah baguslah kalo emang begitu. Nggak heran buku ini terkenal banget. Karena kalo aku pribadi, karena memang udah tumbuh di lingkungan agama dan bukan cuma beragama di KTP aja tapi suka ikut pendalaman Alkitab dsb, baca buku ini sebenernya biasa aja. Isu yang diangkat relevan, tapi bukannya ga pernah denger dan mikirin. Tapi buat orang yang hidup tanpa kenal agama dan mungkin ga percaya keberadaan Tuhan buku ini bisa menjadi sesuatu yang memberikan pencerahan ya.

      Aku belum nonton filmnyaaaaa pengeeen...

      Hapus
  4. banyak yg bisa dikupas dr buku ini.. banyak yg tersirat..termask ttg Tuhan tadi... :)

    * Kilas Buku Blogwalking
    http://buku.dibaca.in

    BalasHapus
  5. Aku sejak awal terkesan dengan buku ini, tapi ga sampai mempengaruhi secara ideologi/keyakinan sih. Yang jelas banyak 'keajaiban' yang digambarkan dalam buku ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pribadi malah biasa aja bacanya. Pesannya bagus, tapi bukannya gak pernah denger juga sebelumnya. Cuma kemasannya aja dibikin wah dengan adegan Pi terombang-ambing di laut bersama harimau.

      Hapus
  6. Mungkin setelah selesai baca The God of small thing aku akan baca ini.
    sebenarnya penasaran, apa saja keunggulan karya yg menjadi pemenang book prize ini.

    BalasHapus
  7. Iya emang buku ini tentang Tuhan. Aku juga selalu mikir gitu.

    Dan bagian pi terdampar itu memang sureal sekali

    BalasHapus
  8. Harus beli buku ini ... Harus beli buku ini ... Harus beli buku ini. *menghipnotis diri sendiri yang belum juga kegoda beli buku yg pdhl sangat bagus ini

    BalasHapus
  9. Aku cuma nonton filmnya aja Na :D.. dan waktu itu sebenarnya juga kerasa kalau Life of Pi emang tentang "Ketuhanan". Sepertinya perlu baca bukunya juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku belum nonton filmnya. Sempet mau dikasih temen tapi filenya gagal ditransfer terus. Hix!

      Hapus
  10. aku lama baca buku ini baru selese. hohoh minim dialog sih XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Samaaa... aku sih bukan karena minim dialog, tapi si Pi itu jalan pikirannya suka ngalor-ngidul. Hehe.

      Hapus
  11. ternyata masih ada hikmah yang terpendam ya, jadi makin pengen baca buku ini, terima kasih reviewnya :)

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini