Minggu, 04 Agustus 2013

Unfriend You

Judul: Unfriend You
Pengarang: Dyah Rinni
Penerbit: Gagasmedia
Tahun terbit: 2013
Jumlah Halaman: 275
Harga: Rp. 42.000 (Rp. 33.600 at bukabuku)



Unfriend You berkisah mengenai persahabatan Katrissa dengan dua cewek populer di sekolahnya, Eglantine High School, yang bernama Aura dan Milani. Katrissa sebenarnya bukanlah it-girl material, atau yang di novel disebut dengan istilah 'angsa'. Ia adalah anggota kaum 'itik' yang tidak gaul dan berpenampilan nerdy dengan kacamata. Namun, sejak Katrissa membantu Aura dalam acara art festival di sekolah, Aura menariknya dan menyulapnya menjadi 'angsa'.

Persahabatan Katrissa dengan Aura dan Milani awalnya manis, walau ada beberapa hal yang mereka lakukan yang sebenarnya bertentangan dengan hati nurani Katrissa. Semua berubah tatkala gadis pindahan bernama Priska hadir di antara mereka. Priska seperti memiliki bakat alami untuk menjadi 'angsa'. Ia supel, memiliki bakat modelling, dan cantik. Sayang, kedekatan Priska dengan Jonas, pacar Aura, membuat Aura ingin menyingkirkan Priska. Maka dimulailah tindak bullying terhadap Priska. Katrissa menyaksikan semuanya. Katrissa ingin mencegahnya. Namun ia takut jika Aura mencabut mantranya dan menjadikan Katrissa sebagai 'itik' kembali. Yang lebih parah, Katrissa takut jika nasibnya akan menjadi sama seperti Priska apabila ia kembali menjadi 'itik'.

Apa yang akan terjadi pada Priska? Beranikah Katrissa untuk bertindak mencegah bullying yang dilakukan sahabatnya sendiri?

I'm actually on a fence about this novel. Sebagai novel yang mengangkat tema bullying di sekolah, yang sebenarnya sangat banyak terjadi di kehidupan nyata, novel ini cukup oke dalam penggambaran konflik dan penggalian karakternya. Dalam novel ini, tindakan bullying diceritakan bukan dari sisi si korban atau si pelaku, namun dari sisi si penonton alias orang yang mengetahui tapi tidak berbuat apa-apa. Si penonton ini, menurut saya, justru adalah orang yang di kehidupan nyata berjumlah lebih banyak daripada si pelaku atau si korban. Bullying sudah sering terjadi, bukan saja di sekolah namun juga di luar sekolah seperti di kantor, di perkumpulan, bahkan di dunia maya sekalipun. Terakhir saya membaca kabar mengenai bullying di Goodreads. Yap, Goodreads yang social media para pecinta buku itu. Padahal kalau mengambil referensi buku-buku atau film-film mengenai kehidupan sekolah, yang dikategorikan sebagai geeks atau nobody yang sering jadi korban bullying adalah kaum kutu buku. Lha tapi di antara para geeks sendiri kok bisa terjadi bullying? Antara percaya dan tidak percaya, tapi inilah yang terjadi. Dan siapa yang bisa menghentikan itu semua, bukan si pelaku (ya iyalah, dia yang melakukan kok!), bukan si korban (karena dia terlalu lemah untuk membela diri) namun si penonton. Ketika penonton yang jumlahnya banyak ini memutuskan untuk bertindak, maka mereka dapat menyadarkan pelaku dan menguatkan si korban. Dalam buku Unfriend You, Dyah Rinni menyampaikan pesan dan motivasi agar si penonton mampu bertindak dan membuat perubahan. Menurut saya hal ini tentu merupakan poin positif dari novel ini.

Penggalian karakter juga dilakukan dengan baik. Lewat si tokoh utama, Katrissa, pembaca diajak mengerti alasan mengapa biasanya orang-orang seperti Katrissa memilih untuk diam ketimbang melawan Aura. Di dalam hidup selalu ada yang namanya stratifikasi atau kasta di mana orang-orang seperti Aura dan Milani berada di tingkat paling atas dengan privilege paling istimewa sedangkan orang-orang seperti Katrissa berada di bawahnya dan selalu berusaha untuk naik sampai ke posisi Aura dan Milani untuk mendapatkan privilege serupa. Sebagian orang berusaha sendiri untuk naik dengan susah payah, sebagian mendapat kemudahan dari orang-orang tingkat atas itu untuk ikut naik ke posisi mereka. Katrissa adalah orang yang mendapat kemudahan itu. Sejak ia diajak bergabung dengan Aura dan Milani, ia mendapatkan privilege seperti duduk di tempat paling enak di cafe sekolah, menjadi trend setter, dan lain sebagainya. Namun hal itu harus dibayar dengan mengikuti gaya hidup Aura dan Milani sepenuhnya, termasuk meninggalkan jati dirinya yang lama dan juga pergaulannya yang lama. Hidup Katrissa di tingkat tinggi tersebut sangat tergantung pada kemurahan hati Aura sehingga sulit bagi Katrissa melawan Aura. Jika ia akhirnya jatuh, ia juga terancam bahaya bernama pengucilan, baik dari golongan atas tempat Aura berada, maupun dari golongan bawah, yang menilai Katrissa sebagai pengkhianat. Sebenarnya sejak awal Katrissa sudah merasakan beberapa hal yang salah dari kehidupan Aura dan Milani, namun ia memilih menutup mata karena kenikmatan yang tersaji di depannya. Namun apa yang menimpa Priska akhirnya memicu Katrissa untuk bertindak dan mengambil resiko.

Mengenai tokoh-tokoh lainnya, secara pribadi sebenarnya saya mengharapkan dapat membaca lebih banyak mengenai tokoh Milani, Priska, dan Jonas. Dan saya sangaaattt berharap akan ada sekuel buku ini di mana Aura menjadi tokoh utamanya. Saya adalah tipe orang yang percaya bahwa perilaku jahat tidak datang begitu saja. Memang sih keadaan keluarga Milani, Aura, dan Priska sudah cukup dijelaskan, namun menurut saya kurang mendalam dan saya belum dapat menyelami jalan pikiran dan perasaan mereka. Tapi bukannya lantas saya menganggap hal ini sebagai kekurangan novel Unfriend You ini. Karena berfokus pada kisah Katrissa, jadi pengenalan karakter pendukung yang segitu saja sudah cukup untuk saya. Hanya saja, seandainya ini bisa dibuat bersekuel semacam Glam Girls.. Ayo dong Gagasmedia, buat lanjutannya. Dan untuk Dyah Rinni, saya rasa akan oke banget kalau menulis kisah mengenai Aura setelah kisah Unfriend You ini. Apa yang sebenarnya ia rasa, apa sebenarnya yang ia inginkan akan sangat menarik untuk dibaca #ceritanyamalakpengarang.

Yang saya kurang nyambung dalam novel ini, yang membuat saya merasa nyangkut di pagar seperti telah saya bilang sebelumnya, adalah mengenai reaksi murid-murid yang lain atas kejadian yang menimpa Priska. Jadi ceritanya, ketika Priska di-bully oleh Aura dan Milani, seisi sekolah seperti turut memusuhi Priska seperti semut yang berbaris mengikuti semut di depannya untuk pindah sarang, tanpa mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Ketika ada berita miring mengenai Priska, seisi sekolah mendadak kompak untuk langsung percaya mengenai berita itu. Sepertinya tidak ada seorang pun di sana yang mencoba, paling tidak, mengelus punggungnya dan memintanya agar bersabar. Padahal, orang-orang seperti Sachita dan Langit, yang tidak peduli akan keberadaan Aura dan Milani, ada di sekolah itu. Mengapa mereka tidak bertindak? Berdasarkan pengalaman, baik di sekolah maupun di mana saja, selalu ada orang yang menghibur ketika kita susah. Mungkin orang itu tidak berani membela kita di depan orang yang menindas kita, tapi setidaknya ia akan mengucapkan "sabar ya, cobaan pasti berlalu" dan sejenisnya. Dan Aura dan Milani, seberapa kuat sih pengaruh mereka terhadap murid-murid di sekolah itu? Entahlah, membaca hal ini membuat saya bertanya "apakah anak-anak jaman sekarang sebodoh itu?"

Selain satu hal yang agak mengganjal di kepala tersebut, saya merasa novel ini sangat baik untuk dibaca oleh para remaja. Karena bullying walau bagaimana pun bentuknya selalu merugikan, bukan hanya untuk korbannya namun juga untuk pelakunya. Dan membaca novel ini akan memotivasi kita untuk berani bertindak melawan tindakan bullying yang terjadi di sekitar kita.

Oh iya, sebelum menutup review ini, saya mau komentar sedikit mengenai fisik novel. Pertama, mengenai cover. Ada yang tahu itu gambar apa? Nah, sebelum membaca cerita Unfriend You, saya cukup bertanya-tanya, gambar apa itu sebenarnya dan apa kaitannya dengan isi cerita. Setelah membacanya, saya baru mengerti dan menurut saya hal itu cukup manis. Saya selalu menyukai detail-detail simpel yang memperkuat karakterisasi tokoh utama cerita. Kedua, mengenai typo error. Masih banyak sayangnya. Dan sebagian besar berupa pengulangan kata, seperti: "anting murahan yang kemarin ia ambil kemarin.." (halaman 83); "Apakah mungkin dia mungkin salah satu anak populer.." (halaman 106); "semakin lama semakin lama, ucapan itu makin kuat.." (halaman 156). Sisanya saya sebenarnya melingkari dengan pensil, namun malas mengetiknya di sini. Tidak terlalu mengganggu, namun terlihat.

Recommended buat siapa saja yang pernah dan/atau sedang berada dalam kondisi yang berkaitan dengan bullying, apakah kamu pelakunya, korbannya, maupun penontonnya.

7 komentar:

  1. Kayaknya seru ya, daritadi bacain review di goodreads, terus kesini, jadi kebelet pengen baca! bukan karena aku tukang bully atau korban bully, aku cuma pendengar kisah bully-_-v
    Tapi bully juga tergantung masalahnya apa dulu, karena suka ada juga bully untuk ngubah seseorang jadi lebih baik. Eh bukan bully deh itu namanya, tapi teguran._.

    BalasHapus
  2. wah wah bagus yah kayaknyaa~ ak kepengen banget beli, tp lagi tahan2 buat beli buku baru :'(((

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya udah belinya ntaran aja Stef. Kamu kan bacanya cepet, timbunan juga cepet abis. Aku pengen minjemin sih tapi lumayan jauh ya Jakarta-Surabaya. Hehe

      Hapus
  3. Bullying di goodreads?!???? Emang ada Kak?!??? Serius??? :O
    Btw yang namanya pengucilan emang ngga enak, maka dari itu kita sering bingung mau nolongin org yg dibully dengan resiko dibully ganti ato paling parahnya dikucilkan, dan option kedua kita milih pura-pura tidak tau. Sejujurnya, anak sekarang banyak memilih option yang kedua kan?

    BalasHapus
  4. Pernah ngalamin juga di bully, dan rasanya nggak enak banget. Beruntungnya saya, sy ada di keluarga yg taat. sy tidak dendam tp sy makin kuat

    BalasHapus
  5. Unfriend you~
    tentang bullying yak..
    memang terkadang kita tidak sadar bahwa telah terjadi tindakan bullying di mana saja. Terutama di sekolah. Guru pun juga sering membulying muridnya dengan kata-kata kasar. Yang bisa saja,akan mengkerdilkan masa depan anak-anak itu.

    Semoga Unfriend you bisa menjadi bacaan yang menraik untuk semua kalangan. terutama yang terlibat dalam kasus bullying yak. :)

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini