Selasa, 12 Maret 2013

The Warlock

Judul: The Warlock (The Secrets of The Immortal Nicholas Flamel #5)
Pengarang: Michael Scott
Halaman: 478
Penerbit: Matahati
Tahun Terbit: 2011 (Indonesia 2012)
Harga: Rp. 74.000


Peringatan: 
Review ini mengandung spoiler karena mayoritas berisi kritik dan pertanyaan atas buku. Jika kamu sudah membaca serialnya, silahkan bagi pendapatmu di komentar pos ini. Jika kamu belum membaca serialnya, keputusan berada di kamu, mau membaca review ini atau tidak.

-----------------------------------oOo-----------------------------------

Buku kelima dari serial The Secrets of The Immortal Nicholas Flamel. Cerita makin seru karena semakin dekat ke ending. Si kembar dalam legenda akhirnya mulai mendekat ke ramalan bahwa salah satu dari mereka akan menyelamatkan bumi sementara yang lain akan menghancurkannya. Sophie dan Josh kini berada di dua kubu yang berbeda. Josh yang selalu merasa ragu akan motif Nicholas Flamel terhadap dirinya dan kembarannya kini memilih untuk bersama John Dee, si Utlaga, ke Alcatraz.Sementara itu, Sophie ikut bersama pasangan Flamel ke tempat Tsagaglalal, Perempuan yang Mengawasi. Tim ketiga yaitu Scathach, St. Germain, Joan of Arc, Palamedes, dan Shakespeare malah kembali ke masa lalu, tempat semua kisah bermula: Danu Talis. Menurut Marethyu alias Dewa Kematian yang membawa mereka ke sana, untuk mencegah bumi saat ini dari kehancuran, mereka harus memastikan bahwa Danu Talis akan tenggelam atau bumi saat ini tidak akan dikenal.

Semakin banyak Tetua dan makhluk-makhluk gaib lainnya yang bermunculan. Segala rahasia mulai terungkap. Dunia mulai mendekati kehancuran.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana nasib si Kembar?

Fiuuh.. Baca buku ini melelahkan sekali untuk saya. Seru, tentu saja. Namun juga ribet dan membuat otak saya bekerja ekstra keras. Bukan saja untuk mengingat-ingat kisah sebelumnya dan tokoh-tokohnya yang sangat banyak (karena saya membaca The Necromancer, novel keempat serial ini, sudah cukup lama dan bukunya sudah tidak saya miliki) namun juga untuk mencoba mengerti logika kisah ini. Mengerti dunia yang dibangun oleh Michael Scott.

Untuk yang belum pernah membaca baik novel maupun sinopsis dari serial ini, saya jelaskan sedikit mengenai dunia rekaan Michael Scott. Dalam pengertian saya sendiri tentu karena terus terang, saya kurang mengerti tentang mitologi dan legenda dunia. Kalau cerita rakyat macam Timun Mas, Lutung Kasarung, Ande-ande Lumut sih saya masih familiar karena dulu pernah beli dan baca buku-bukunya, tapi kalau yang internasional.. Wah. Selamat aja deh!

Jadi, di dunia ini, ternyata sebelum manusia saat ini alias Humani menguasai bumi, bumi telah terlebih dahulu dikuasai ras lain. Bukan, bukan dinosaurus. Itu sih kejauhan. Yang dimaksud di sini adalah Ras Tetua. Sebenarnya sebelum Ras Tetua, masih ada yang lain. Namun di buku ini yang banyak berperan adalah Ras Tetua. Nah, Ras Tetua ini dapat menggunakan energi aura dan dulunya tinggal di pulau bernama Danu Talis, yang sekarang kita sebut Atlantis, dan tenggelam 10.000 tahun yang lalu. Ras Tetua ini yang kemudian dikenal oleh Humani sebagai dewa-dewa. Sebut saja Hekate, Bastet, Mars Ultor, dan sebagainya.

Setelah tenggelamnya Danu Talis, masa keemasan Ras Tetua berakhir. Tetua-tetua terpencar-pencar dan tinggal di Alam Bayangan masing-masing. Alam Bayangan bisa dibilang semacam dunia ciptaan mereka sendiri. Kalau dibandingkan dengan legenda di Indonesia, mungkin mirip-mirip kerajaannya Nyi Roro Kidul. Ada Tetua yang cukup puas hidup di Alam Bayangannya, ada yang ingin mengembalikan masa keemasan mereka. Yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai Tetua Gelap dan mereka menggunakan manusia yang diberikan hidup abadi untuk menjadi kaki tangan mereka. Dr John Dee, Machiavelli, Billy the Kid adalah contoh dari manusia abadi ini. Namun ada pula Nicholas dan Perenelle Flamel yang menjadi manusia abadi namun tidak memiliki majikan Tetua. Mereka bertugas menjaga Codex dan menemukan kembar beraura emas dan perak untuk menjaga kelangsungan hidup Humani. Tentu saja misi pasangan Flamel ini bertabrakan dengan misi Tetua Gelap, dan kemudian, dengan membelotnya John Dee, bertentangan pula dengan misi John Dee. Di sini, cerita mulai bergulir.

Seperti sudah saya tulis di paragraf sebelumnya, saya kesulitan untuk "nyambung" dengan logika dalam novel ini:

Pertama, kalau memang Tetua bisa membuat Alam Bayangan menyerupai bumi (bahkan di beberapa bagian novel, bumi yang kita tahu sekarang pun disebut sebagai Alam Bayangan), kenapa harus tidak puas? Kenapa harus mengutak-atik dunia Humani? Toh mereka juga bisa menciptakan makhluk-makhluk untuk menyembah mereka.

Kedua, kenapa untuk menyelamatkan bumi saat ini mereka harus memastikan masa lalu untuk berjalan seperti masa lalu yang dikenal di masa kini? Di buku ini, pembaca diperkenalkan dengan konsep helaian waktu dimana masa depan memiliki banyak versi tergantung keputusan-keputusan yang diambil sebelumnya. Jadi, apakah dengan kembali ke Danu Talis maka ada pengaruhnya dengan masa kini? Saya ingat dengan kisah Trunks di komik Dragon Ball. Ia pergi dari masa depan ke masa kini untuk memperingatkan Songoku dan kawan-kawan akan manusia buatan yang di masa depan versi Trunks membunuh mereka semua. Memang akhirnya di masa depan versi Songoku manusia buatan tidak membunuh mereka. Namun, di masa depan versi Trunks, manusia buatan itu tetap jahat dan akhirnya Trunks harus kembali ke masa depan versinya untuk membunuh manusia buatan tersebut. Apa yang terjadi di masa lalu versi Songoku tidak mengubah apapun di masa lalu versi Trunks, dan oleh karenanya juga tidak mengubah masa depan versi Trunks. Nah, di buku ini juga harusnya begitu. Di masa kini,  Danu Talis sudah tenggelam. Apakah tidak tenggelamnya Danu Talis di masa lalu versi lain ada pengaruhnya dengan masa kini?

Ketiga, saya jadi bingung dengan konsep ketuhanan di sini. Sebelum Ras Tetua, ada Ras Archon dan Manusia Kuno. Lalu dikatakan Humani pertama diciptakan oleh Prometheus, salah satu Tetua, dari debu. Berarti Tuhan adalah Tetua? Lantas siapa yang menciptakan Tetua? Siapa yang menciptakan Archon? Lalu siapa Abraham Sang Magi? Apa tujuannya menulis Codex?

Keempat, kenapa penguasa Danu Talis jadi dewa-dewa Mesir semua? Seakan-akan mau mengatakan kalau dewa Mesir adalah yang paling tinggi di dunia.

Yah, itu sih beberapa hal yang belum masuk logika saya. Sisanya, menurut saya novel ini memiliki alur yang sangat cepat dan menegangkan. Sejak awal buku pertama pun pembaca sudah langsung disajikan adegan-adegan action dan segudang pertanyaan. Tidak ada waktu untuk istirahat sedikitpun apalagi untuk merasa bosan. Rasa bingung mungkin ada karena tokoh-tokohnya sangat banyak dan cerita terus berpindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya di tiap bab. Namun saya pribadi sih berpikir novel ini memiliki kelebihan dibanding novel-novel fantasi lain yang membanjir saat ini. Dan saya masih mau membaca novel terakhirnya karena penasaran dengan bagaimana Michael Scott mengakhiri cerita yang ruwet ini.

Novel ini saya dapat dari Ana sebagai hadiah even Secret Santa BBI 2012. Thank you Ana!! Heran, milih bukunya bisa pas yang saya sudah penasaran banget buat baca tapi males belinya. Hehe.
Saya tidak membuat review untuk novel-novel sebelumnya karena susah ceritanya dan bukunya beberapa adalah pinjaman dan sisanya sudah saya jual. Untuk review buku-buku sebelumnya, teman-teman bisa mencarinya di Goodreads.

Recommended untuk pencinta novel fantasi yang bosan dengan kisah ABG labil berkekuatan gaib lengkap dengan cinta segitiganya, pecinta sejarah dan action. Novel (dan serial) ini pasti memuaskan kamu.

10 komentar:

  1. ak udah nggak sabar baca buku terakhirnya, penasaran dan nggak tau ceritanya mau dibawa ke mana #eaaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. BANGET! Soalnya kayaknya di buku kelima ini ceritanya jadi ribet bangedh! Aku udah sering liat novel bahasa Inggrisnya di toko buku tapi tahan-tahanin untuk gak beli. Pengen baca bahasa Indonesianya aja. Semoga cepet diterbitkan oleh penerbit barunya.

      Hapus
  2. nyaris tidak mendapatkan buku ini,
    sempat panik krn telat dpt kabar klo penerbit lamanya sdh tutup,
    ada kabarkah siapa penerbit baru nya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penerbit barunya Mahda kalo ga salah. Tapi nggak tau juga sih. Iya belum ada kabarnya nih Enchantress versi terjemahannya. Aku juga penasaran dengan endingnya, abis sampe buku kelima aja ceritanya masih ribet banget. ehehe

      Hapus
  3. Ahahaa buku ini hampir 1,5 taun sejak dibeli masih ada di lemari daku Na. Karena sampai sekarang masih belum sanggup terima kenyataan ( fiksi sih sebenarnya) akan Josh yang membelot :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. GUSTIII!!! Baca juga toh? Aku malah nunda-nunda baca setelah tau penerbitnya tutup. Dan bener kan, udah ditunda-tunda pun buku keenamnya nggak terbit-terbit. grrr...

      Hapus
  4. Sampai sekarang saya belum nyoba baca serial ini gara-gara baca review teman yang seleranya nyaris sama persis dengan saya. Jadi setelah itu tidak mencari info selanjutnya, selain tahunya kalau penulis ini mengambil mitos Skandinavia saja. Tapi, setelah baca review kak Nana ini, ternyata serial ini juga mengambil mitos Yunani dan Mesir juga.

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini