Selasa, 01 Januari 2013

Scones and Sensibility

Judul: Scones and Sensibility
Pengarang: Lindsay Eland
Tahun Terbit: 2010 / 2011 (Indonesia)
Jumlah Halaman: 298
Penerbit: Atria
Harga: Rp. 44.900 (Beli di Toko Buku Serambi diskon jadi Rp. 35.920)

Polly Madassa adalah gadis berusia 12 tahun anak pemilik toko roti yang sangat terobsesi pada novel Pride and Prejudice karya Jane Austen. Gaya bicara dan berpakaiannya sangat kuno. Ia lebih menyukai mesin tik dan lilin ketimbang komputer dan lampu. Ia pun memiliki jiwa yang sangat romantis.


Di suatu musim panas, setelah menyelesaikan buku Pride and Prejudice favoritnya, Polly tiba-tiba merasa bahwa ia mendapat tugas untuk menjadi mak comblang dalam percintaan orang-orang di sekitarnya. Polly merasa harus memisahkan Clementine, kakaknya, dari pacarnya yang kasar, Clint, dan berusaha mendapatkan lelaki yang cocok sebagai pacar kakaknya tersebut. Polly merasa harus menemukan jodoh bagi Mr. Fisk, ayah sahabat baiknya, Fran, yang telah lama menduda. Polly juga merasa harus menemukan jodoh untuk tetangganya yang sudah setengah baya dan sama-sama penggemar Jane Austen, Ms.Wiskerton, dan seorang duda baik hati penjual layang-layang, Mr. Nightquist.

Usaha Polly bukannya tanpa tentangan dan hambatan. Clementine jelas-jelas merasa tak setuju dipisahkan dari Clint karena ia mencintai lelaki itu. Mr. Fisk sebenarnya telah menemukan seseorang yang mungkin menjadi jodohnya lewat internet. Dan Ms. Wiskerton... apakah ia adalah jodoh yang tepat untuk Mr Nightquist? Namun Polly tetap bertekad meneruskan usaha perjodohannya, bahkan walau harus bertindak gegabah dan penuh tipu muslihat sekalipun. Semuanya harus berakhir indah seperti akhir kisah cinta Elizabeth Bennet dan Mr. Darcy pujaannya!

Berhasilkah Polly membantu orang-orang di sekitarnya menemukan cinta?
Ya ampuuun!!! Polly benar-benar kocak deh. Saya sampai takjub membaca tingkahnya di novel ini. Memang sih, anak-anak seusia Polly menurut saya wajar saja mudah terpengaruh dengan tokoh idolanya. Sebagai contoh, dulu ketika saya kelas 5-6 SD ada film berjudul Now and Then yang dibintangi Christina Ricci, Thora Birch, Gaby Hoffman dan Ashleigh Aston Moore. Keempat sekawan ini kemudian menginspirasi beberapa teman sekelas saya untuk ikutan ngegeng dan melakukan permainan seperti yang dilakukan oleh keempat sekawan di film tersebut. Lengkap sampai naik sepeda ke mana-mana! Untung saja mereka tidak ikutan  main ke kuburan segala, karena di film itu ada satu adegan dimana si empat sekawan pergi ke kuburan. Saya sendiri dulu pernah punya buku cerita berjudul Tini Ikut Pesta Bunga dimana ceritanya si tokoh utama yang bernama Tini ikut pawai kendaraan hias. Gara-gara takjub melihat kendaraan berhias bunga yang ada di buku itu, saya jadi suka memetik bunga di pinggir jalan dan menghias segala sesuatu yang ada di rumah dengan bunga, walau tentu tidak sebagus di buku. Jadi, ketika membaca kalau Polly sampai gandrung sekali mengikuti cara hidup Elizabeth Bennet dari buku Pride and Prejudice, rasanya saya cukup mengerti dan malah jadi nostalgia.

Novel ini berkisah melalui penuturan Polly sehingga terasa cukup nyentrik, karena Polly menggunakan kalimat-kalimat ala novel-novel klasik tapi versi lebaynya. Bayangkan saja, cara bertuturnya kurang lebih seperti ini:

Ini diambil dari adegan ketika Polly terjatuh dari sepeda dan ditolong oleh Eddie:
"Sini, mari kubantu," suara dalam beraksen Inggris berbicara di atasku.
Aku menengadah dan mendapati tangannya meraih tanganku, wajahnya gelap karena matahari berada di belakang kepalanya. Aku membiarkan diriku dibantu berdiri dan mengernyit merasakan perih di lututku.
"Kau tidak apa-apa?"
"Ya, sepertinya," aku menyahut seraya membersihkan gaunku dan menenangkan diri. "Hanya ragaku yang terluka. Jiwaku masih utuh."

Atau ketika Polly menceritakan pengalamannya dengan perjodohan:
Perjodohan, secara spesifik, adalah keahlianku. Aku memperkenalkan anjing Dalmatian beberapa rumah dari sini dengan anjing buldog di samping rumah. Hubungan mereka sukses, menghasilkan beberapa anak anjing yang, meskipun tidak terlalu indah dipandang, tapi dipuja oleh orangtua mereka.
Polly, Polly...

Sepak terjangnya menemukan kebahagiaan untuk orang-orang di sekitarnya lebih seru lagi. Banyak kejadian yang membuat saya terkekeh dan geleng-geleng kepala saking konyolnya. Polly ini biangnya tidak masuk akal. Dia benar-benar anak yang romantis kronis sampai-sampai lupa daratan karena tertelan khayalannya.

Beberapa orang setelah membaca novel ini mungkin akan merasa kalau Polly ini menyebalkan sekali dan seenaknya. Namun saya justru merasa kagum pada Polly. Niatnya sebenarnya baik dan ia benar-benar peduli pada orang-orang di sekitarnya sampai rela bersusah payah untuk membahagiakan orang-orang tersebut. Sayang, ia tidak mendapatkan bimbingan yang cukup sehingga caranya salah. Saya merasa kasihan juga dengan Polly karena sebenarnya Polly kurang diperhatikan keluarganya. Sejak kakaknya, Clementine, memiliki kamar sendiri dan berpacaran, Polly tidak bisa lagi ngobrol dengan kakaknya. Kedua orang tuanya pun sibuk dengan usaha roti keluarga. Alhasil, Polly jadi lebih suka membaca novel klasik, dan yang dibacanya pun novel klasik dewasa, bukan yang sesuai dengan umurnya. Seharusnya Polly kan membaca buku-buku Enyd Blyton atau Little Women ketimbang Pride and Prejudice dan Jane Eyre! Maka, ia pun jadi salah mengartikan buku-buku tersebut.

Secara umum, novel ini menurut saya sangat unik dan menarik. Terjemahan Indonesianya pun menurut saya sangat bagus karena tetap berhasil menangkap keunikan sifat Polly. Pilihan bahasanya pas. Desain covernya pun sangat cantik. Untuk orang tua yang memiliki anak atau orang-orang yang memiliki adik seumur Polly, sebaiknya dibimbing yang benar ya.Saya rekomendasikan bacaan ini untuk orang-orang yang saya sebut barusan deh. Hehe.

Daaan... surprise surprise!!! Saya memiliki 1 buah buku Scones and Sensibility untuk dibagikan gratis. Masih baru lho!!
Untuk teman-teman yang berminat membaca buku ini, bisa langsung isi rafflecopter di bawah sesuai petunjuknya. Cukup gampang kok syaratnya.

Good luck!!

a Rafflecopter giveaway





28 komentar:

  1. Di dalam buku bercerita tentang buku? Memang sih ini cerita tentang Polly. Tapi Polly membaca buku kan? Dan jarang sekali aku menemukan sebuah buku di mana di dalamnya menyebutkan judul buku apalagi buku yang disebutkan itu sudah terbit bahkan di kenal dunia...

    (berharap kata-kataku bisa dimengerti :P)

    Dan aku juga penasaran. Jika Polly berusaha keras untuk membuat orang lain bahagia, apa dia ingat kalau ia juga perlu berusaha untuk membahagiakan dirinya sendiri?

    BalasHapus
  2. Soalnya penasaran apa si polly ini beneran bakat jadi mak comblang. hehehh..

    BalasHapus
  3. habis lihat reviewnya sepertinya bukunya menarik,dikemas dengan fresh dan ringan, juga sikap polly mirip sepupu aku yang kebetulan juga seumuran sama Polly,jadi itung2 kalau berhasil menang,setelah baca bisa dihibahkan kepada sepupuku itu.

    BalasHapus
  4. Udah lama nggak baca buku jenis ini, tapi sepertinya menarik. Polly jadi matchmaker? Sounds like Jane Austen's Emma to me! Jadi penasaran pengen baca seperti apa sih cerita Emma versi modern yang berusia 12 tahun?

    BalasHapus
  5. hihi, kayaknya ceritanya lucu ya. cover bukunya juga cantik deh itu.


    eh omong2 aku juga punya tuh buku cerita yang Tini Ikut Pesta Bunga, trus punya beberapa seri buku Tini yang lain tapi sekarang udah kemana ya.. >___< *lah kok malah ngomentarin Tininya huehe :p*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi toss dulu!! Iya dulu aku juga punya banyak tapi udah disumbangin. Yang Tini di India juga gambarnya cantik banget.

      Hapus
  6. Hahaha... Membayangkan anak seusia Polly yang dengan keponya berusaha 'menceraikan' kakaknya dengan pacarnya plus jadi matchmaker jadi geli and pengen baca. Buatku aja ya, Na, buku satunya :*

    BalasHapus
  7. Kayaknya ceritanya lucu :D

    premisnya terdengar menjanjikan dan bakal bikin ketawa.

    BalasHapus
  8. cover-nya ngiler-in banget pokoknyaa~
    semoga menang hihihi
    anyway, thx giveawaynya *kasih kiss* :P

    BalasHapus
  9. Ide ceritanya menarik, lucu sih anak 12 tahun tapi uda mendayu2 terserang virus romantisme, pasti bikin repot org2 di sekitarnya yaa... kayaknya lucu dan unik. Jadi pengen baca deh :P

    BalasHapus
  10. Ikutan giveawaynya ya kak :D wah dr review kk sptnya novel ini kocak n unik bgt! Aku ska gaya bahasa yg dramatis gtu :D mau mau mau! :D

    BalasHapus
  11. kayakanya cocok dibaca nih, dan dimiliki :)

    BalasHapus
  12. mbak nana, aku ikutan yah, mihihiy...

    kenapa aku tertarik baca ini?
    mmm aku penasaran sama polly. setelah baca beberapa review di GR. polly ini digambarkan dengan sosok anak kecil yang sotoy, merasa paling tahu soal cinta, tengil, dan sok dewasa. tapi bukannya jadi nyebelin, hal ini malah bikin novel ini jadi asik dan lucu menurutku. hehehe soalnya jadi keinget sama adekku yang sifatnya agak2 kayak polly ini hahaha...

    ah, anak jaman sekarang memang banyak yg dewasa sebelum waktunya :p

    BalasHapus
  13. ikutan lagi mbak.. hehehe
    karena waktu kemaren aku pas banget lagi iseng searching buku penerbit Atria *aku kalo beli buku itu variasi antara genre sama penerbit*, suka buku buku penerbit atria, trus liat buku ini masuk daftar buku paling populer (diliat dari banyaknya penjualan mungkin..), jadi mau deh aku.. hehe

    BalasHapus
  14. pas pertama kali lihat di toko buku - langsung kepincut sama cover bukunya, its cute ^_^
    setelah baca review diatas - makin pengen bacaaa..
    to be honest - aku suka sama buku-buku terbitan Atria, ehehehe..

    BalasHapus
  15. karena saya paham keinginan polly. Saya segedhe ini masih pengen jadi Kamen Rider, masih terinspirasi. kira-kira kapan ya?

    BalasHapus
  16. aak, adekku usianya 11 tahun, cowok.
    boleh kak dikasih ke aku. :D

    ***

    kok dimana2 gak bisa buka rafflenya ya? :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, nggak bisa buka gimana maksudnya? Tapi kamu udah bisa masukin entrynya kan sekarang?

      Hapus
    2. udah kak..heuheu..setting akses data di hpnya dimatiin dulu terus kunyalain lagi, baru bisa.. :')

      Hapus
  17. Penasaran sama kelucuan Polly yang kadang sok dramatis, hihi :D

    BalasHapus
  18. Aahhh, gua udah lihat ni novel di GM tapi kadung beli gara2 ga bawa duit :'(
    Kenapa gua pengen menangin ni buku?
    Karena menurut gua buku ini lucu. Bayangkan aja, ada seorang anak yg masih teguh menyukai benda2 klasik/kuno dibanding modern di zaman yang serba canggih begini. Gua jadi pengen tahu, dari gaya berpakaian apakah Polly juga suka pakai dress kaya org2 jaman dulu juga? Selain itu, apakah gaya penulisan si pengarang yang (katanya) seperti di buku klasik disengaja untuk menyesuaikan cerita atau gimana, gua juga pengen tahu. Jadi semoga gua dapetin ni buku. hehe

    BalasHapus
  19. 1. Ada unsur bakery-nya :) Sejak baca The Hunger Games, aku jadi suka sama novel-novel yang ada unsur rotinya. Anak tukang roti, punya toko roti, atau apapun pasti menarik minatku.
    2. Tokoh utamanya masih kecil, 12 tahun. Aku, pas umur segitu juga udah seneng-senengnya baca. Ya, meskipun ga langsung sefantastis Pride and Prejudice :p

    BalasHapus
  20. Alasannya? Cover-nya lucuuuu. :3 *alasan macam apa ini? -,- *
    Hehehe, terus, judulnya ngingetin sama Sense and Sensibility-nya Jane Austen. :))

    BalasHapus
  21. Hmmm...tertarik sama covernya, na

    BalasHapus
  22. tokohnya klop sama aku. umurnya hampir sama (aku 13), hobinya sama, tingkahnya hampir.... sama hihihihi :P aku juga kadang suka sok tahu tentang cinta, padahal masih jones, suka berpikir sok dewasa eh ternyata salah kaprah (?) tapi aku gak separah Polly la yaw, sampe rela sengaja ketinggalan jaman saking terobsesi sama cerita klasik -_-
    penasaraan sama keseluruhan cerita si Polly ini, berapa persenkah kemiripan sifat absurdnya denganku? kan klo aku bisa baca novelnya, aku bisa berkaca diri dari kehidupan Polly dan mengaitkannya dgn tingkah laku aku jadi aku bisa memperbaiki diri hehehe :P (belibetbanget-_-)

    pokoknya habis baca review dari kak Nana, langsung mupeng, ngiler, mata melotot! wkwkwk

    BalasHapus
  23. awalnya sih agak kaget, saya pikir judulnya sense and sensibility tapi kok pengarangnya lain? . hahaha. terus baru deh pasang kacamata terus keliatan kalo judulnya beda.

    dari sinopsis diatas buat saya penasaran sama novel ini soalnya Polly itu masih 12 tahun tapi udah jadi mak comblang dan suka sama hal hal romantis mungkin karena pengaruh baca karangannya jane Austin. Wajar sih, saya sebagai bookworm juga kayak gitu, apa yang kita baca bisa mempengaruhi tingkah laku kita, sedikit banyak. :)

    jadi penasaran bagaimana, kalau anak usia 12 tahun biasanya masih main-main hura-hura dan mengingatkan saya sama Petualangan Tom Sawyer dan Petualangan Huckleberry FInn yang memang petualangan anak kecil, nah makanya saya jadi penasaran banget pingin baca kisah si Polly ini

    :)

    http://viprimadoona.wordpress.com

    BalasHapus
  24. Waktu baca ini sempet gregetan sama Polly, berasa sok tau tapi salah.... ^^

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini