Minggu, 02 Desember 2012

Prada & Prejudice

Judul:  Prada & Prejudice
Pengarang: Mandy Hubbard
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani 
Tahun Terbit: 2009/2010 (terjemahan Indonesia)
Jumlah Halaman: 307
Penerbit: Atria
Harga: Rp. 44.900



"Sudah menjadi kebenaran yang diakui umum bahwa seorang gadis remaja yang mengikuti perjalanan ke Inggris bersama kelasnya tentu mengalami peristiwa paling menyenangkan seumur hidupnya. Setidaknya, itulah yang ada di dalam pikiranku. Ternyata, aku sengsara..."

Callie si jago sains dan matematika merasa terpuruk setelah kepindahan Katie, sahabatnya, dari sekolah. Callie merasa kesepian dan tidak bisa bergaul. Bahkan, karena keteledorannya, ia kini dimusuhi para gadis A-List yang dipimpin Trisha Marks, si pemandu sorak iblis. Dalam perjalanan sekolah ke Inggris pun Callie merasa kesepian. Sampai ia berencana untuk mengikuti teman-teman sekelasnya yang trendy, Angela, Summer, dan Mindy, yang akan pergi kabur ke pesta nanti malam. Callie pun menghabiskan siangnya dengan berbelanja pakaian-pakaian trendi termasuk sepasang pump Prada yang sangat mahal. Sayang, ketika berjalan ke luar toko, Callie tersandung dan kepalanya terbentur trotoar.
Ketika tersadar, Callie tidak lagi berada di abad 21 melainkan abad 19, tepatnya tahun 1815. Setelah terseok-seok berjalan, Callie akhirnya sampai ke kastil milik Alexander Thorton-Hawke, Duke of Harksburry. Di sana, orang-orang menyangka bahwa Callie adalah Rebecca, kerabat mereka, yang sedang berkunjung dari Amerika. Callie pun dapat tinggal dengan gratis dan menjalani hidup ala bangsawan serta menjadi sahabat Emily, sepupu sang Duke.

Hidup di tengah bangsawan dengan segala peraturan yang ketat dan pandangan bahwa wanita lebih rendah dari pria sungguh tidak mudah. Apalagi sang Duke sepertinya sangat membenci Callie. Callie curiga ia menemukan kebohongan Callie dan akan segera menendang gadis itu keluar. Namun Callie tidak mengerti caranya untuk kembali, jadi ia hanya bisa mencoba bertahan di kastil itu selama mungkin, paling tidak sampai Rebecca yang asli benar-benar sampai di Inggris. Hanya Emily yang sangat baik pada Callie. Dan ketika Callie mengetahui kabar bahwa Emily akan dinikahkan dengan seorang bangsawan tua tanpa cinta, Callie tiba-tiba menyadari mungkin itulah tiketnya untuk kembali ke abad 21.

Berhasilkah Callie kembali ke abad 21? Apakah kebohongan Callie akan terungkap?

Membaca judul novel ini, saya mengira novel ini akan memiliki jalan cerita mirip Pride and Prejudice-nya Jane Austen namun dengan tokoh utama yang terlempar dari masa depan ke masa lalu. Yaah, mirip-mirip mini seri Lost in Austen deh. Namun ternyata ceritanya sama sekali lain. Memang masih ada unsur jodoh-menjodohkan dan prasangka buruk, tapi jalan cerita secara umum cukup berbeda.


Ceritanya sendiri sebenarnya cukup ringan dan remaja banget. Tentang Callie, yang di abad 21 sangat tidak percaya diri dan berusaha keras untuk masuk ke dalam suatu clique, namun berubah menjadi kuat dan berani mengeluarkan pendapat ketika berada di abad 19. Di abad 19, Callie berubah menjadi seorang gadis yang keras kepala dan penentang karena nilai-nilai pada masa itu memang sudah kuno dan berubah di masa kini sehingga banyak hal yang terjadi di masa itu terasa tidak masuk akal di otak Callie. Karena keberadaan Callie, seluruh kastil menjadi ramai dan Victoria, ibu Alexander, kerap dibuat pusing. Namun, keberadaan Callie juga menambah keceriaan bagi Emily yang sedang dirundung malang karena perjodohannya. Intinya, terlemparnya Callie ke masa lalu, secara tak disadari Callie telah membuatnya menjadi orang yang lebih kuat dan berani mengungkapkan pendapatnya.

Banyak pula diceritakan mengenai kegiatan bangsawan pada masa itu, seperti pesta dansa dan kebiasaan mengganti gaun yang sangat banyak per harinya, lalu juga kegiatan berkuda yang beberapa kali dilakukan Callie dengan sang Duke.

Sayang, menurut saya novel ini terlalu tipis dan konfliknya kurang tergali. Penyelesaian Callie akan masalah perjodohan Emily terasa terlalu cetek dan menggampangkan. Begitu juga dengan masalah Rebecca asli-Rebecca palsu yang seharusnya bisa lebih digarap. Untuk bagian romance-nya, karena termasuk teenlit wajar lah ya kalau sopan banget, namun seandainya kemunculan Alexander ditambah porsinya mungkin akan lebih menimbulkan greget. Jalan cerita buku ini menurut saya, mengambil istilah teman sekantor, kentang alias kena tanggung. Namun lumayan lah untuk bacaan hiburan. Bisa dibaca di waktu luang, tapi jangan terlalu banyak berpikir. Hehe.

Untuk versi terjemahan Indonesianya menurut saya sangat baik. Saya suka cover dan ilustrasi halamannya. Font-nya juga pas dan terjemahannya enak dibaca.

Recommended for....
Teman-teman yang mau membaca kisah remaja yang ringan dengan setting waktu masa lalu. Ada bumbu humornya juga, tapi romance-nya kurang kalau menurut saya.


Review ini disertakan dalam:
2012 End of Year Book Contest yang diadakan blog Sinopsis Untukmu

Photobucket
Unsur yang terpenuhi adalah ada huruf "A" dalam judul.

6 komentar:

  1. Hehe, aku setuju kalau buku ini ringan dan mudah dibaca. Ide ceritanya sendiri lumayan menarik, tapi rasanya halamannya terlalu sedikit dan tokoh-tokohnya tidak terlalu tergali. Kepandaian Callie sendiri lebih seperti hal yang dipaksakan menurutku, karena dia lebih banyak tidak memikirkan situasi dan enggak banyak kejadian dalam cerita yang buat aku mikir: wow! cewek ini pandai! LOL! Kecuali mungkin situasi makan malam di bagian ending ya? :)

    Mungkin karena target bukunya remaja jadi ceritanya dikemas lebih ringan hehe. ;) Anyway, love your review, Nana! <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Hilda!!
      Iya ABG banget. Dan penyelesaian masalahnya terasa terlalu ngegampangin. Tapi lumayan menghibur lah bacanya.

      Hapus
  2. mau beli buku ini, tapi udah ga ada di toko buku terdekat. Tapi diliat dari rewiewnya, kayaknya ceritanya klise ya? *muka polos*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya banyak bumbu-bumbu menariknya juga kok, terutama bagian culture shocknya Callie di abad 19. Kalo untuk mencari cerita yang ringan dan menghibur, buatku novel ini oke juga. Tapi jangan terlalu dikritisi. Ehehe

      Hapus
  3. AAaay, nice review!! Aku juga tertarik sama premis time travel dan mengira novel ini bakalan seru. Tapi ternyata ihik, ga terpuaskan karena dangkal banget. setuju jg sama porsi Alexander yg cuma seuprit dan kurang di gali lebih dalam. Dan di kehadirannya yg cuma numpang lewat itu menurutku karakter si alexander ini jadi terkesan kelewat dewasa kayak di karakter di novel2 HR gitu, hehe, IMO.

    Anyway, thanks ya uda berpartisipasi di 2012 End of Year Book Contest, ditunggu review lainnya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. kurang tebel ya Ky, jadinya ceritanya singkat banget deh

      Hapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini