Rabu, 03 Oktober 2012

One Last Chance

Judul: One Last Chance
Pengarang: Stephanie Zen
Tahun Terbit: 2012
Jumlah Halaman: 288
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp.45.000 (Rp. 38.250 di gramediaonline)


Adrienne Hanjaya punya talenta untuk mengubah patah hatinya menjadi novel best seller. Tiga novel telah ia telurkan dan semuanya adalah berdasarkan kisah nyata percintaannya yang berakhir tragis, dengan nama tokoh utama pria yang nyata pula! Prinsip Adrienne: Tak boleh ada patah hati yang tak menghasilkan royalti. Dahsyat banget kan?

Sayang, tokoh utama pria novel best seller Adrienne yang terakhir, Reasonable Love, yaitu Gerry Atmadinata, sepertinya tersinggung dengan ulah Adrienne. Ia merasa Adrienne telah mencemarkan nama baiknya dengan menulis tokoh Gerry sebagai cowok yang brengsek. Yep, setiap novel Adrienne selalu mengisahkan tokoh utama wanita yang disakiti pria dan berakhir dengan kebahagiaan bagi si wanita dan nelangsa bagi si pria. Adrienne sempat merasa gentar pada awalnya dengan ancaman Gerry karena Gerry bukan orang yang suka main-main dengan perkataannya. Namun ego lebih kuat dari logika. Adrienne malah semakin mempermalukan Gerry di muka umum.

Dalam satu baksos di daerah Tosari, dekat gunung Bromo, Adrienne bertemu dengan Danny, seorang calon dokter yang saat itu bertindak sebagai fotografer acara. Sosok Danny langsung menarik hati Adrienne karena ketampanan dan perilakunya yang baik.Danny pun ternyata juga tertarik dengan Adrienne. Pertemuan di  Tosari berlanjut menjadi pertemuan-pertemuan di Surabaya dan keduanya menjadi dekat.

Sayang, tatkala Gerry menggugat Adrienne dengan tuduhan pencemaran nama baik, ulah Adrienne yang selalu memberikan nama tokoh utamanya berdasarkan orang yang nyata terkuak, Kini, bukan saja Adrienne harus menghadapi Gerry di pengadilan dan fans-fansnya yang merasa dibohongi, Adrienne juga harus menghadapi Danny yang sakit hati karena merasa dirinya hanya diperalat Adrienne untuk digunakan sebagai tokoh utama di novel Adrienne berikutnya. Padahal Adrienne sudah yakin sekali bahwa kisahnya dan Danny kali ini akan berakhir dengan happy ending.

Apa yang akan dilakukan Adrienne untuk menyelesaikan masalahnya? Berhasilkah Adrienne membuktikan pada Danny kalau lelaki itu bukan semata-mata objek penelitian novelnya?



Ini adalah novel Stephanie Zen pertama yang saya baca dan terus terang saya merasa cara penulisan Stephanie baik sekali. Saya menyukai gaya bertuturnya yang mengalir dan terasa alami. Tanpa terasa, saya bisa menyelesaikan novel ini dengan cepat dan cukup puas.

Tokoh Adrienne berhasil digambarkan dengan sangat kuat dan nyata. Sifat Adrienne yang smart namun juga keras kepala dan gengsian tidak hanya dapat dirasakan berdasarkan penulisan secara eksplisit di lembar-lembar novel, namun juga dapat dirasakan melalui interaksi-interaksinya dengan teman-teman gerejanya dan sahabatnya, Keyla. Tokoh-tokoh pendukung lainnya di sekitar Adrienne juga memberikan kesan yang kuat akan karakter masing-masing. Aidan yang bijaksana (tapi ngerokok melulu ya?), Keyla yang fun dan sangat mendukung sahabatnya, lalu Wepe sebagai pendeta gaul yang sangat perhatian.Sayang, tokoh utama prianya, Danny, kurang mendapat karakter yang kuat. Saya tidak berhasil mendapatkan gambaran yang nyata mengenai sosok Danny kecuali bahwa dia adalah tipe cowok pecinta alam yang nggak terlalu peduli penampilan. Ia plin plan sekali dalam menghadapi kasus Adrienne. Saya terus terang agak sebal membaca keputusan Danny untuk ngumpet saja di Tosari tanpa mencoba mencari kejelasan tentang tujuan Adrienne mendekati dia yang sebenarnya. Adik Danny, Bima, juga tingkahnya lebih mirip adik perempuan ketimbang adik laki-laki. Menurut pendapat saya lhoo.. Mengenai tokoh-tokoh pria di masa lalu Adrienne pun saya rasa kurang tergali. Seandainya Stephanie bisa menambah sedikit drama dalam kisah percintaan itu, mungkin bisa memperkuat lagi alasan Adrienne mendendam dengan pria-pria itu sampai merasa pantas menuliskannya di novel dengan menggunakan nama asli pria-pria tersebut.

Mengenai konfliknya, saya juga suka. Cukup unik karena menyinggung dunia penerbitan dan hukum juga. Novel ini nggak semata-mata bercerita tentang cinta antara si tokoh utama perempuan dengan lelaki idamannya, namun juga bicara cinta secara lebih universal. Kata yang lebih tepat mungkin bukan cinta ya, tapi kasih. Memang untuk ukuran novel genre metropop yang biasanya lebih fokus ke romance, buku ini akan terasa garing karena kurang adegan romantisnya. Namun buat saya hal ini tidak apa-apa karena ketika membaca novel ini saya memang tidak sedang mencari novel yang romantis-romantis banget kok. Saya hanya ingin mendapatkan novel yang menarik dan unik dan saya cukup menemukannya di novel ini.

 Pesan moral yang disampaikan jelas dan juga sangat bagus, yaitu tentang memaafkan dan juga berani mengaku salah. Dua hal yang sepertinya akhir-akhir ini sudah cukup jarang ditemui di dunia nyata.

Secara umum, saya akan dengan senang hati merekomendasikan novel ini untuk dibaca oleh penggemar novel Indonesia, terutama yang bercita-cita menjadi pengarang novel. Royaltinya bo, besar ya ternyata? Jadi tergiur nih saya.. hehehe..

16 komentar:

  1. Bagus ya, Mbak? Di Goodreads banyak mixed reviews, jadi bingung mau beli atau enggak... Ngomong-ngomong, salam kenal ya, Mbak! - Aul @ The Black in The Book :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Aul!!
      Sebenernya menurutku itu sih tergantung ekspektasi pembaca sebelum baca novel ini. Kalau berharap baca banyak adegan romance, emang di buku ini porsinya kurang banget. Tapi untuk ceritanya sendiri menurutku termasuk unik dan pesan moralnya juga bagus. Penulisannya juga enak untuk diikuti. Hehe..

      Langsung cabut ke blognya Aul!!

      Hapus
  2. Aku kemarin uda sempet megang2 buku ini di Gramedia. Tertarik bgt sama premis sinopsisnya. Sayang lagi puasa buku, jadi buku ini harus menanti di beli sampe tahun depan oTL

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku ngerental. Ahahahha... Abis di rental depan kampus/kantor koleksinya kebanyakan metropop. Update banget pula. Yang baru-baru udah ada.

      Hapus
  3. keren! jadi penasaran gimana nasib si Adrienne, di saat sudah bertemu dengan sosok yang didamba eh Danny malah ikutan merasa diperalat. Tapi keren banget novel ini karena pakai ilustrasi para tokoh yang dibuat nyata, hmm apa emang beneran nyata ya? hehe good review :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru kok novelnya. jalan ceritanya termasuk unik kalo aku bilang.

      Hapus
  4. terakhir kali baca bukunya Stefanie Zen yang dewasa masih berbau teenlit, semoga aja kali ini nuansa teenlitnya nggak muncul lagi >_<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurutku sih love story-nya masih teenlit alias baru sekedar gebet menggebet dan pedekate. Tapi jalan ceritanya sih nggak

      Hapus
  5. kalau sepengamatanku, penulis itu kebanyakn jomblo. terus, antara realita dan yang dia tuli itu berbeda jauh. misalnya dia pintar menulis romance, namun kenyataannya dia orangnya super cuek. atau kalau nulis pinteeeer banget, minim ngomong tapinya. hahhhh >.<

    BalasHapus
  6. Aku belum pernah baca bukunya Stephanie Zen. Dan sepertinya bakalan coba baca mulai dari buku yang satu ini. Semoga sesuai sama seleraku, deh, ya. Hehehe. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan dicoba. Oke kok menurutku dari segi penulisannya. Tapi kalo urusan ceritanya sih balik ke selera masing2. Hehe..

      Hapus
  7. Waa aku tertarik baca novel ini >,< tapi masih harus ngantri di wishlistku yang panjang. Semenjak lulus SMA, aku harus beli buku sendiri, soalnya perpus kampus nggak ada novelnya, beda kayak di SMA yang kumplit+up to date :( ya malah curhat :D

    BalasHapus
  8. Keren banget prinsipnya Adrienne. Jadi penasaran sama Adrienne xD

    BalasHapus
  9. tokoh utamanya kayak si Taylor Swift XD sampai ingat beberapa memenya Taylor soal dia nulis lagu tentang mantan2nya :D

    BalasHapus
  10. Jadi penasaran sama dunia penerbitan yang dibahas :))

    BalasHapus
  11. Sukses yang berawal dari patah hati? Jadi inget Adele, hehe... unik ya idenya..

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini