Selasa, 03 Juli 2012

Perfect Chemistry

Judul buku: Perfect Chemistry (Perfect Chemistry #1)
Pengarang: Simone Elkeles
Tahun terbit: 2008/2011 (Indonesia)
Jumlah halaman: 451 halaman
Penerbit: Terakota
Harga: Rp. 59.900 (beli di JBF jadi Rp. 36.000)





Brittany Ellis adalah gadis yang sempurna. Ia cantik, populer, dan kaya. Sayang, sebenarnya hidupnya tidak sesimpel itu. Kakak satu-satunya, Shelley, menderita cerebral palsy. Ibunya suka panik dan marah-marah. Ayahnya sibuk bekerja. Namun demikian, Brittany sangat menyayangi Shelley dan merasa harus tampil sempurna demi menutupi kekurangan sang kakak.

Alejandro "Alex" Fuentes adalah anggota geng Latino Blood. Keturunan Mexico, tinggal bersama ibu dan dua adik laki-lakinya. Ayah Alex meninggal karena tertembak di depan Alex pada saat Alex berumur 6 tahun. Alex menggantikan ayahnya bergabung dengan Latino Blood agar keluarganya bisa terhindar dari bahaya gangster. Alex kemudian tumbuh menjadi pemuda berandalan yang kasar dan ditakuti.

Warga Amerika kulit putih dan keturunan Mexico tidak berteman di sekolah Brittany dan Alex. Maka ketika Brittany dipasangkan dengan Alex sebagai tim di kelas Kimia, baik Brittany dan Alex saling menghina dan menghindari satu sama lain. Alex malah bertaruh dengan temannya, Lucky, bahwa ia bisa meniduri Brittany. Namun, tugas kimia menuntut Brittany dan Alex untuk mengenal satu sama lain dan akhirnya mereka menyadari bahwa mereka lebih mirip dan mudah memahami satu sama lain daripada yang disangka dan perlahan-lahan keduanya jatuh cinta.

Bagaimana kisah Brittany dan Alex selanjutnya?


Kisah cinta ala Romeo & Juliet sebenarnya sudah pasaran sekali. Sebagian ada yang membosankan, namun sebagian lagi ada yang masih menarik untuk diikuti. Dan buku ini termasuk sebagian yang terakhir. Simone Elkeles berhasil memberikan detail-detail yang menarik ke dalam cerita Perfect Chemistry ini sehingga membuat novel ini tetap asyik untuk dinikmati.

Menurut saya, kekuatan utama novel ini terletak pada kemampuan penulis untuk menggambarkan pemikiran karakter utamanya. Setiap bab dalam novel ini merupakan pergantian sudut pandang dan pemikiran Brittany dan Alex yang terasa sekali perbedaan sifat keduanya. Brittany pada awalnya cenderung terlihat seperti menahan diri dan mementingkan citra dirinya sebagai gadis sempurna di sekolah namun kemudian kita mulai mengenal sifat aslinya, betapa ia sayang pada Shelley dan betapa ia berani mengambil resiko demi apa yang ia anggap benar. Alex di sisi lain, pada awalnya terlihat kasar dan tidak sopan. Kata-katanya selalu membuat orang ingin menonjoknya dan pikiran joroknya beberapa kali membuat saya meringis dan berpikir "dasar cowok!". Namun kemudian kita mengenal Alex yang peduli pada keluarga, bertanggung jawab dan rela berkorban demi orang yang ia cintai. Kedua tokoh utama adalah tokoh-tokoh yang mudah dicintai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan penulis berhasil membuat saya jatuh cinta pada keduanya tanpa perlu banyak kata-kata.

Mengenai kisah cintanya, hmm.. Romantis, pasti. Namun juga kerap mengundang tawa. Alex memang suka kurang ajar dan Brittany ternyata cukup pintar untuk menghadapi segala keisengan Alex, malah berulang kali berhasil menaklukkan cowok itu. Adegan lempar-lemparan kunci menjadi adegan yang membuat saya tertawa ketika membaca novel ini (tentu selain adegan kamar mandi ketika pernikahan sepupu Alex, Elena). Namun demikian, hubungan Brittany dan Alex benar-benar menyenangkan untuk dinikmati. Adegan saat Alex tanpa ragu mendekati Shelley dan bermain dengannya... Lalu saat Alex berusaha menahan diri saat Brittany mengajaknya double date dengan Sienna dan Doug.. Juga saat Brittanya mencoba untuk mendekati ibu Alex.. Haduh haduh... Intinya sih, chemistry diantara mereka benar-benar perfect. Alex and Brittany are totally made for each other *cieeh!*

Actionnya, seru juga. Ini mungkin bisa dibilang sebagai nilai tambah novel ini. Penggambaran kehidupan Alex yang keras cukup jelas di novel ini melalui perselisihan antar geng dan transaksi-transaksi gelap yang terjadi. Dan klimaksnya, walau saya ingin ceritanya berbeda (Pacooo!!!), menurut saya menjadi klimaks yang tepat untuk buku ini.

Mengenai versi bahasa Indonesianya, saya suka semuanya: covernya lebih cantik dibanding aslinya yang berlatar hitam dan terlalu seksi. Pilihan kertasnya bagus, Penggunaan font yang berbeda untuk tiap pergantian sudut pandang dalam bab juga saya pikir pilihan yang bijaksana. Penerjemahannya bagus dan penggunaan foot note untuk setiap kalimat atau kata dalam bahasa Mexico sangat membantu. Typo error ada namun tidak terlalu mengganggu. 

Akhir kata, buku ini worth to read banget. Kisahnya komplit dan semua aspek cerita menyatu dengan selaras, serasi, dan seimbang (macam pelajaran PMP jaman dulu aja!!). VERY RECOMMENDED!!

8 komentar:

  1. setiap ke tobuk pasti megang-megang buku ini, tapi entah kenapa nggak pernah tergerak pengen beli... Tapi kayaknya aku pertimbangkan lagi lah kalau ke tobuk sekali lagi buat beli buku ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. beli aja. unik soalnya karakter-karakternya. Dan ceritanya cukup menghibur. Aku malah nggak pernah nemu buku ini di toko buku. Baru pas JBF kemarin kebetulan liat. Langsung comot deh. hehe

      Hapus
  2. @Putri....ayo dibeli dan dibaca....seru ini novelnya...

    @Nana...udah baca semua bukunya Simone Elkeles belum? Yang seri How to Ruin...juga seru lho...super-duper-maniz-romantiz...hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha.. nyetanin niih.. Emangnya novel2 Simone Elkeles lain udah diterjemahin juga? Sama Terakota juga? Aku beneran nggak pernah liat buku2nya mas. Cara berceritanya emang menarik sih dan tertarik juga baca.

      Hapus
  3. Penerbit Terakota ini yg dulunya namanya Kubika kan ya? Terakota ini masih jalan gk sih? Temen-temenku ada yg nungguin lanjutan novel yg harusnya diterbitin sama Kubika. FB-nya juga udah gk aktif lagi ;__;

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah nggak deh kayaknya. Kemarin di JBF aja bukunya dijualnya di Serambi yang katanya percetakannya, bukan oleh penerbitnya.

      Hapus
  4. Dulu aku penasaran ma novel ini, karena sempat heboh di Goodreads. Cuman pas dapet koq malah 'terlantar' di rak buku --"

    BalasHapus
  5. Dulu, aku ngga tertarik sama buku ini. Tapi, setelah baca reviewnya kakak, kayaknya perlu dipertimbangin :D

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini