Sabtu, 28 April 2012

Mockingjay

Judul buku: Mockingjay (trilogi The Hunger Games #3)
Pengarang: Suzanne Collins
Tahun terbit: 2010 (Indonesia 2012)
Jumlah halaman: 427 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


Pasca peledakan Arena oleh Katniss,Capitol menghancurkan Distrik 12. Katniss bersama Finnick dan Beetee berhasil diselamatkan dan dibawa ke Distrik 13 (yang ternyata tidak musnah seperti berita dari Capitol melainkan menjadi kota bawah tanah yang canggih) sedangkan Peeta dan Johanna tertinggal di Capitol. Katniss sempat mengalami gangguan mental, namun seluruh anggota keluarganya dan Gale selamat. Segera setelah Katniss pulih, Presiden Coin, pemimpin Pemberontak, segera mengatur rencana agar Katniss menjadi simbol pemberontakan yaitu Mockingjay. Mirip seperti di The Hunger Games, Katniss akan kembali disorot kamera untuk membuat siaran propaganda. Perlahan-lahan, Pemberontak berhasil menghimpun kekuatan di distrik-distrik untuk melawan Capitol.

Sementara Pemberontak menggunakan Katniss sebagai tokoh utama propaganda, Capitol menggunakan Peeta, yang tampaknya telah dicuci otak sehingga memihak Capitol. Namun, di satu kesempatan, Katniss melihat Peeta dihajar di televisi setelah memberi petunjuk akan rencana serangan Capitol ke Distrik 13.

Bagaimana akhir kisah Katniss, Peeta, dan tokoh-tokoh lainnya? Berhasilkah Katniss dan para Pemberontak melengserkan Presiden Snow dan menduduki Capitol? Apakah akan ada masa damai bagi penduduk Panem?


Akhirnyaaa... Selesai juga baca serial ini. Terus terang, saya puas dengan ending-nya karena terkesan real dan tidak melebih-lebihkan. Dan seperti sudah saya bilang di review novel-novel sebelumnya: I REALLY LOVE KATNISS!! Bener-bener deh, cewek ini tough banget namun di sisi lain ia tetap memiliki kekhawatiran-kekhawatiran yang manusiawi banget, yang menunjukkan kalau sekuat apapun dia, sesempurna apapun ia harus tampil, ia tetaplah seorang manusia biasa yang ingin hidup aman bersama orang-orang yang dia cintai. Saya menyukai betapa tokoh utama serial ini bukanlah orang yang sempurna.


 Dalam novel ini, pembaca akan dapat merasakan betapa depresinya Katniss dan tokoh-tokoh yang lain dalam menghadapi perang. Bahkan untuk urusan cinta-cintaan pun mereka terpaksa harus mengesampingkannya karena ada urusan yang lebih penting, yaitu urusan masa depan penduduk Panem. Mungkin beberapa pembaca yang menyukai adegan-adegan romance akan merasa novel ini datar dan kisah asmara segitiga ini kurang mendapat porsi, namun saya lebih menyukai yang seperti ini karena memang inilah yang paling mungkin terjadi dalam keadaan yang sedang dialami para tokoh tersebut.

Perang digambarkan sangat brutal di novel ini. Mulai dari serangan di Distrik 8 sampai serangan bom terakhir di dekat kediaman Presiden Snow. Sayang, ada beberapa adegan di perang terakhir yang agak-agak video game (menurut saya). Memang sih, karena cerita ini bersetting di masa depan, kejadian itu mungkin-mungkin saja, namun tak urung imajinasi saya menjadi agak rusak ketika membaca bagian itu. Hehe. 

Oh iya, akhirnya saya mendapatkan tokoh pria favorit di serial ini lho... FINNICK ODAIR!!! Hehe..Walau digambarkan agak-agak menderita gangguan jiwa di novel ini, Finnick ternyata benar-benar setia kawan dan berjiwa ksatria banget. Berbeda banget dengan karakter Finnick di buku Catching Fire. Dan saya, entah mengapa, juga menyukai karakter Presiden Snow. Walau jahat setengah mati, tapi harus diakui ia memiliki otak yang brilian dan setiap kata yang ia ucapkan pada Katniss somehow selalu benar.

Akhir kata... buku ini...
Recommended untuk pecinta novel dystopia, politik, dan action.




2 komentar:

  1. aku setuju dengan sobat Nana yang lebih suka Catching Fire ketimbang buku pertama (karena aku sendiri juga begitu, jauh lebih "menguras" soalnya, heheh)

    Tapi aku juga nggak bisa benci sama Presiden Snow, sejak dia tampil di buku #2 (bukan di buku #3 seperti sobat Nana). Mungkin karena... dia sangat tulus dalam menyampaikan kejahatannya kali yak.

    Di buku #3 ini aku malah ilfeel sama... Gale. Ya, mungkin karena perang ya. Juga di prekuelnya juga sudah disinggung tapi... tetep aja pilihannya untuk melakukan "itu" bikin aku lebih menjagokan Peeta sebagai pasangan Katniss, heheh

    BalasHapus
  2. keren nih, tpi kok dijual lagi kak?

    BalasHapus

Berikan pendapatmu mengenai post yang kamu baca di sini